Status Berkelas Part 4
Penasaran 1
Hari sabtu hari yang panjang, hari yang ditunggu buat pacaran, hari mejeng dan jalan-jalan.
Begitulah, sabtu masih saja dan selalu menjadi hari yang ditunggu mayoritas manusia di segala penjuru dunia untuk ber-weekend-ria. Entah itu dengan keluarga, dengan pacar, dengan sahabat, atau juga bisa ajak pembantu di rumah buat nemenin jalan hehe (Paidikage bingit tohh yang paling bawah haha).
Tak terkecuali trio DKI jaya yang juga ingin ambil bagian menghabiskan malam weekend bersama. Ehmm.. Dana memang biasa libur jual gorengan maupun catering di hari sabtu. Why?, dia beralasan bahwa hari sabtu adalah hari dimana seluruh penjual di segala penjuru negeri berpacu beradu mengejar sebanyak-banyaknya pembeli yang tersebar di jalanan. Semuanya butuh refreshing, dan semua butuh beli-beli, disitulah dianggap celah bagi para penjual untuk menggaet pembeli.
Sebaliknya, Dana menilai ini adalah waktu dimana akan menurunnya probabilitas karena banyaknya penjual yang ada.
“Mending rejekinya buat pedagang lain deh, aku istirahat ae sik”, begitu kata Dana.
——-
Sabtu siang..
“Kas, gayamu ojo ngisin-ngisini lho yo engkok. Yang keren !”, Dana membuka obrolan siang itu di cafe tempat Khusna kerja. Siang itu Indra Dana sedang menyaksikan Check Sound oleh Khusna dan grup bandnya yang sedianya akan tampil nanti malam.
Ups sampai lupa ngasih tahu..
Khusna bekerja di sebuah cafe yang terletak tak jauh dari Delta Plaza Surabaya. Ia dipercaya pihak management cafe sebagai vokalis tetap untuk menemani band pengiring yang disediakan.
Cafe tersebut memiliki acara weekend khusus setiap bulannya untuk menarik lebih banyak tamu. Biasanya acara itu berisi suguhan-suguhan musik dan berbagai games seru.
“Berapa lagu yang akan kamu bawakan nanti malam Kas?”, tanya Indra yang sedari tadi diam memperhatikan Dana dan Khusna.
“10 haha.. Bisa juga lebih, tergantung surutnya pengunjung, kan aku penyanyi satu-satunya di cafe ini ndro.. Ya borongan gini deh”, jawab Khusna yang saat itu terlihat sedang mengutak-atik susunan daftar lagu untuk penampilannya.
“Weii.. Uakeh temen Kas!, kamu yakin bisa melakukannya?, kuat ta?.. Ojok-ojok engkok suoromu malih gerok kebanyakan nyanyi!?”, terkaget Indra pada jawaban Khusna. Setahu Indra, para vokalis papan atas pun kalau pas konser mentok-mentok 10 lagu udah klenger.
“Haha.. Sante ae Ndro!, engkok lek ga kuat ya aku lambaikan tangan ke kamera! Hehe”, seloroh Khusna menanggapi keraguan Indra.
“Raimu Kas. Diajak ngomong serius kok malah ngajak guyon!”, Indra melotot dramatis dan semakin membuat Khusna terkekeh.
Kok Khusna bisa bahasa Suroboyoan?, bukankah ia orang tasik?
Betull.. Memang Khusna manusia ganteng produk Tasikmalaya United. Namun 3 tahun ia bekerja di surabaya dan kemudian disusul dengan juga berkuliah membuat Khusna terbiasa berkomunikasi dengan bahasa lokal.
“Hai Khusna. Are u ready for this evening performance?”, seseorang muncul di sisi samping ‘Perform Stage’ yakni panggung mini tempat Khusna tampil dimana saat ini trio DKI Joss sedang duduk lesehan.
“Hai Boss. So pasti lah!”, balas Khusna dengan mengacungkan jempol kanan.
“Mantapp!”, sambut pria yang ternyata adalah bossnya Khusna.
“Eh boss, ini 2 sohib Khusna. Nanti malam boleh ya free pass buat mereka. Makan minumnya Khusna yang bayar deh.. “, lanjut Khusna yang langsung disambut senyuman oleh si boss.
“Halah koen iku gathel Khus.. Wong wes dianggap keluarga disini. Lapo katik nggowo konco 2 ae tak kon mbayar hahh??!. Makan minum sak mbledosmu lho aku ga ngreken !”, ucap boss dan langsung disambut tawa lepas trio DKI.
“Wahh.. Matur Nuwun pak boss. Ancen sampean paling OYE”, dengan riang Khusna menirukan gaya iklan Pak Manteb Sudarsono membuat si boss tersenyum simpul.
Kringg…
“Haloo.. Ehmm iyo. Waduh temen ta Jo?? Waduh mateng aku. Yo’opo iki rek??!. Yo wis sing ati-ati nang dalan. Salam gawe keluarga yo, besok aku nyusul kesana”, wajah boss yang tadinya sumringah mendadak berubah murung dengan rona penuh kerisauan.
“Kenapa boss dengan Jono?”, Khusna ikut khawatir ketika sekilas ia mendengar boss menyebut nama Jo ditelepon.
“Duo Kakak beradik, keyboardist dan guitar melody kita si Jono Joni ga bisa hadir di penampilan nanti malam.Bapak e kapundhut.. Meninggal. Mereka langsung balik ke lamongan siang ini. Mateng koen Khus. Wis mepet iki. Cuma kurang dari 6 jam lagi kita perform. Golek nang ndi iki gantine???”, boss semakin kalut memikirkan acara cafe yang terancam amburadul dedel duwel.
Semuanya termenung, tak terkecuali Indra Dana pun ikut larut dalam kegundahan walaupun sebenarnya mereka tak ada hubungannya dengan masalah itu. Namun rasa persaudaraan dan solidaritas sebagai sahabat menggerakkan mereka untuk saling memahami satu sama lain.
Anggota band yang tersisa hanya Rony si penggebuk drum, Vian pemain rhythm guitar dan Khusna. Kaget juga kedua sisa anggota grup itu saat mereka 10 menit kemudian datang dan menerima kabar dari Pak boss.
“Ahyaaa…!”, Khusna menjentikkan tangan di udara membuat seluruh yang termenung menjadi tersentak.
“Koen gak popo ta Khus??”, tanya boss tanpa gairah.
“Boss.. Aku ada ide… Begini boss.. Aku pernah lihat ini si Indro temanku main keyboard ngiringi penyanyi pas 17an wingi. Koyoke dia cukup mumpuni untuk gantikan posisi Jono. Lha Joni biar aku yang gantikan bagian melody. Mosok kumpul Joni 3 tahun ilmu ne ga nular blas nang aku??! Iso boss!”, Khusna bersemangat memaparkan idenya demi kelancaran acara.
“Koen yakin Khus??, gelem ta mas Indro ngewangi?”, Pak boss mengernyitkan dahinya seperti ingin memastikan keseriusan ucapan Khusna.
“Lhah Kas.. Asem koen. Nggih pun Pak kulo purun. Pun mepet wektune. Tapi nyuwun partitur lagu-lagu yang akan ditampilkan ya..”, Indro agak kaget. Namun ia cukup yakin bahwa ilmu pengalamannya bermain keyboard akan dapat membantu terpecahkannya permasalahan Khusna.
“Ok suwun mas Indro.. Ngene ae, sampean langsung saiki rembukan sendiri dengan grup untuk lagu-lagunya. Kalau perlu, rubah saja dengan lagu lain yang sekiranya mas Indro bisa. Namun tetap sambil saya pantau dari sini perkembangan dan kesiapannya”, akhirnya boss mengambil keputusan untuk rencana penampilan. Semoga saja mereka bisa sukses.
——-
POV Dana
Jam masih menunjukkan pukul 20.37 waktu Indonesia bagian bonek. Suasana di cafe tempat kerja Kasino mulai terlihat padat pengunjung. Kasino dibantu dengan Indro mampu memukau pengunjung hingga mengakhiri lagu ke 3 mereka. Menginjak lagu ke 4 terdengar Kasino melantunkan dengan merdu bait syair lagu lama dari Dewa 19 bertajuk ‘Persembahan dari Surga’.
Hai Jibril..
Perkenankan aku
Melintasi..
Dimensi waktumu..
Tuk meraih..
Dirimu..
Dirimu..
* Kaulah persembahan dari surga
…….
Saat syair menginjak reff sekelebat terlihat sosok yang seperti tak asing bagiku. Kuamati lebih jeli dengan memicingkan mata ke arah meja pengunjung bagian tengah yang terletak sekitar 10 meter dari posisi tempat dudukku. Aku sendiri memilih duduk di meja paling depan yang terdekat dari Perform Stage. Dengan pilihan kursi melingkar yang menghadap sisi samping dari panggung mini membuatku sangat leluasa memandangi segala penjuru ruangan mulai dari bagian paling belakang yakni pintu masuk hingga meja di deretan terdepan.
“Tak salah lagi, yang baru datang itu adalah Nada dan Hajar sahabatnya.. Kok bisa kebetulan gini ya??”, bisikku dalam hati tatkala telah yakin bahwa sosok yang kulihat tadi memang benar Nada.
Seperti yang sudah-sudah, kembali jantungku berdetak kencang. Getar ‘ndredeg’ begitu menguasai perasaan. “Oh inikah cinta??”, bisik hatiku sendu. “Tapi mengapa harus dia orangnya??”, terus saja hati ini berkecamuk merisaukan apa yang terjadi terhadap alam pikirku sendiri.
“Kaulah persembahan dari surga.. “, terdengar lagi Kasino masuk pada bagian reff.
Aku terhenyak seketika demi mendengar bait syair yang melintas di telinga.
“Ohh Gusti.. Benar apa yang dikatakan Kasino. Wanita itu adalah persembahan dari surga. Dan aku selama ini terlalu picik untuk bisa mengejawantahkan pesan tersembunyi saking Panjenengan duh Gustii..Gusti. Harusnya kulo paham, persembahan dari surga mboten butuh strata sosial, mboten butuh kasta, mboten butuh kemapanan. Semuanya adalah ketulusan dan keagungan yang Kau Anugerahkan”, rancau jiwaku mencoba menyusun serpihan teka-teki kalbu yang terlepas sejenak dari sangkar pemahaman.
Aku tersenyum. Bukan senyuman atas tingkah Kasino dan Indro di panggung yang mulai terlihat pethakilan jingkrak-jingkrak mengikuti alunan musik dari lagu ke 5 sekaligus ke 6 berjudul ‘Anak Sekolah’ + ‘Scoobie do’ hasil rilis ulang band Purpose. Tapi ini senyum kelegaan hati yang tanpa dinyana-nyana mak bedunduk sak jegjumlek telah menemukan jalan asmara melalui perantara lagu yang dibawakan Kasino sebelumnya.
Damai..
Damai kurasa,
Lingkupi ruang nestapa,
Dari lubuk sanubari,
Goyah,
Tak pun menjadi gundah,
Ucap syukur tangan tengadah,
Nikmat nan sungguh berkah,
Disini aku berdiri,
Tersenyum memandang indah,
Lantunan bait puisi spontanitas mengalir deras menyembur dari kelopak jiwaku tanpa henti. Bait itu kian mengalir mengisi binar mata, menyusup pori kulit ceriakan rona muka, menumbuk gendang telinga senandungkan melodi penggugah sukma, menjalar meneguhkan sekujur tubuh dan jiwa.
Berlanjut kembali terdengar suguhan musik dari sahabat-sahabatku. Masuk lagu ke 7 dan 8 adalah lagu medley yang spontan membuat terpingkal seluruh penonton tak terkecuali aku. Kasino Indro dengan konyol menjiplak lagu beken ala Warkop DKI asli..
Malam
.
Koe wambooo, harukooo, Namidana, kodoreee, narioooo, Omeratsuuu, natsunohiii
Yg baju merah jangan sampe lepas
Siawasiwa .
(Tiba-tiba Indro bergaya bencis menghampiri Kasino)
Indro : Lagunya baru?
Kasino : Cerewet
Indro : Kasetnya dah beredar, Om?Kasino : Ntar gue tabok lu ye, gue heran gue jadi lupa..Gara-gara banci gue mesti masuk reff lagi.
Siawasiwa uono ueni
Yg baju merah jangan sampe lepas Lu jangan liat cewe, ntar buronannya lepas.
(Indro : Lagu apaan tuh?)
Ini lagu gue boleh mengarang sendiri
(Indro : Malu-maluin)
Nyanyian kode, nyanyian kode
(Indro : Kode buntut)
Buntut pale lu, buntut pale lu
Siawasiwa uono ueni
Lu jangan godain cewe ajah
Lu bego kagak ngerti
Gue nyanyiin kode
Kode-kode, tak goblog kode, tak goblog kode De
kode
kode
Riuh pengunjung cafe terpingkal-pingkal menyaksikan lagu yang pernah ngetren di jaman humor Warkop masih laris di TV. Tak perlu menunggu lama, lagu disambung kembali dengan duet suara 1-2 oleh Kasino Indro..
Burung kakaktua hinggap di jendela,
Nenek sdh tua gigi tinggal dua,
Sepasang burung putih burung kakaktua,
Burung kakaktua gigi tinggal dua nenek sudah tua hinggap di jendela..
Pengunjung seperti dibawa dalam mesin waktu bergeser ke suatu masa dimana ditemukan kejayaan dinasti warkop DKI.
Aku bekakakan sendiri menyaksikan ulah sempel dari duo sembret di panggung.
“Aduh.. wong gendeeng. Kaku rasane wetengku!”, ku seka air mata yang mengalir karena tertawa terus-menerus. Sesekali kulirik meja bernomor 18 berpenduduk Nada dan Hajar. Pastinya Nada masih ingat wajah-wajah duo sembret yang pernah ia lihat saat beli gorengan. Hal itu cukup terbukti dengan gerak tubuh Nada yang sempat menunjuk-nunjuk ke arah panggung sembari berbisik pada Hajar.
Sebelum Kasino mengakhiri lagu ke 8 kusempatkan diri untuk pergi ke kamar kecil yang terletak di belakang panggung. Sambil membasuh bersih batang perkasa sayup kudengar Kasino memohon ijin sejenak kepada hadirin hadirot untuk rehat barang semenit guna membasahi kerongkongan mereka. Segera kupercepat ritual singkat ini dan segera meluncur kembali.
‘Waktuku sedikit, harus cepat iki..!”, gumamku dalam hati.
Pas banget, di bawah panggung terlihat Kasino sedang menikmati mineral botol dengan buas. Aku segera melangkah ke arahnya dan membisikkan sesuatu. Kasino terlihat mengernyitkan dahi untuk beberapa saat dan kemudian mengangguk ke arahku.
“Baiklah saudaraku sebangsa dan setanah air.. Untuk penampilan lagu terakhir akan kami bawakan sebuah lagu cinta dengan beat sendu mendayu.. semoga mampu menumbuhkan kembali rasa cinta anda semua kepada orang-orang yang dekat di hati anda..”, Kasino memberikan sedikit prolog sebelum menyanyikan lagu pamungkasnya.
Waktu terus berlalu..
Tanpa kusadari yang ada hanya
aku dan kenangan
Masih teringat jelas..
Senyum terakhir yg kau beri untukku..
(Terlihat Kasino maupun Indro hanya diam memainkan alat musiknya tanpa bernyanyi sedikitpun, nampaknya ada penyanyi lain yang melantunkan lagu itu dari luar panggung. Penonton jadi celingukan kesana-kemari mencari sumber suara yang sangat merdu mendayu menyuarakan syair pertama Ferdy Taher Element).
……
Tak pernah ku mencoba
Dan tak ingin ku mengisi hati ku dengan cinta yang lain
Kan kubiarkan
ruang hampa didalam hidupku..
(Dari balik panggung aku muncul dan melangkah percaya diri dengan menggengam sebuah wireless mic sembari menyanyikan syair kedua. Pengunjung bertepuk tangan riuh rendah setelah mengetahui kehadiranku. Begitu masuk pada bait reff segera kusambar sebuah pot bunga penghias di salah satu meja pengunjung dan terus berjalan ke arah meja dimana Nada berada. Sambil tetap bernyanyi aku berlutut serta memberikan pot tersebut kepada Nada laksana seorang pangeran kepada putri raja)
*Reff
BILA AKU.. HARUS MENCINTAI
DAN BERBAGI HATI..
ITU HANYA DENGANMU,
NAMUN BILA KU HARUS TANPAMU
AKAN TETAP KULALUI
HIDUP TANPA BERCINTA..
……
Sangat jelas tergambar di wajah Nada, tatapan terkejut setengah mati. Mulutnya terkunci, tangannya bergetar menerima pemberian dariku. Aku hanya memandangnya dengan tersenyum dan segera berbalik arah menuju ke panggung bersama dua sohibku untuk merampungkan sisa lagu yang belum tuntas.
Pengunjung semakin riuh menyaksikan drama singkat yang aku tampilkan. Di samping Nada, terlihat Hajar tersenyum gembira.
Hehe..
Dana yang sebenarnya telah hadir duhai Nada. Seorang yang kokoh tak tergoyahkan. Seorang yang memiliki power optimis yang sangat menggelegar. Tunggulah aku Nada, atau sebaliknya akan kutunggu engkau tanpa batas waktu sampai kau mampu untuk… Mencintaiku.
——-
Layar telah terkembang,
Niat sudah tertanam,
Akan ku kejar kau sampai ke bulan.
Bersambung
Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂