Skala Kehidupan Part 6
(POV UNTUNG)
Semenjak kepergian Ine, aku kembali melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu sekolah dan kerja, kerja disini seperti sebelum-sebelumnya yaitu menyiram taman, menyapu dan membantu mbah man mencuci mobil. Sedangkan sekolah juga layaknya seperti biasa yaitu belajar sepulang sekolah kumpul bersama geng SSL saing bully dan sebagainya.
Ine masih sering hubungi aku melalui telpon curhat tentang ospeknya, tentang kuliahnya, tentang suasana kotanya dan tentang segala aktivitasnya. Kita seperti dua insan yang sedang menjalin asmara tapi bagiku setelah kita bersepakat kemarin sebelum Ine kuliah tentang perasaan kita yang seakan-akan dihadang oleh tembok berlin, terkait status kita, dan belum tentu juga Pak Karim setuju dan sebagainya. Memang kita terlalu takut melangkah lebih tapi untuk sementara lebih baik seperti ini. maka aku dan Ine tidak berani melangkah lebih, kita cuma saling memberikan kabar layaknya adik kakak.
Disekolah rutinitas berjalan seperti biasanya, dimana geng SSL pun semakin solid dan sering kumpul ngopi. Korban bullyan pun masih sama di arahkan ke Nanksberry John dan Eko. Merekan bertiga malah bangga kalau dibully, Nanksbery dengan sedotannya, John dengan binor hunternya, Eko dengan kimcil hunternya.
Dan sekarang aku sudah kelas 2, aku sudah melewati ‘sweet seventeen’ yang artinya di usiaku ini aku berharap pikiran dan perilakuku semakin dewasa. Memang masa 17 tahun ini transisi pemikiran dan perilaku dari anak-anak menuju dewasa. Masa indahnya SMA di mulai di kelas 2 ini. Masa mencari jati diri. Tetapi aku sendiri malah keluar jalur dan tidak sesuai dengan apa yang aku dan kakek cita-citakan.
Berawal dari sebelum pemberangkatan mbak Ine, aku di kasih kenang-kenangan dan ucapan terima kasih dan hadiah karena aku dapat rangking 10 besar di sekolah oleh Ine. Hadiah itu berupa HP android yang bagiku harganya mahal tetapi bagi Ine itu harga segitu harga yang murah. Maklum horang kaya. Ine berharap ketika aku memiliki HP itu semakin memudahkan kita berkomunikasi lewat chat bahkan sampai vidio call. Harapan dari Ine memang terkabul tapi efek samping dari penggunaan itu aku jadi kena syndrome barang elektronik yang lupa akan waktu yaitu maniak game atau biasa disebut gamers.
Aku terkena syndrome Handphone berawal dari pengaruh geng SSL, anggota geng SSL punya hobi masing-masing dan membentuk grup sendiri-sendiri. Ada yang suka balap motor liar, gamers, olahraga dan lain sebagainya. Khusus untuk olahraga semua anggota geng SSL menggemarinya. Hanya beberapa saja karena dia itu gak punya bakat alami olahraga, seperti contohnya John. John menganggap dirinya bakat olahraga tapi tidak dilapangan tapi di ranjang, baginya olahraga di ranjang dengan binor lebih bagus dan nikmat ketimbang olahraga di lapangan. Itu salah satu ajaran sesat yang john jalankan dan mempengaruhi anggota-anggota SSL lainnya.
Pernah suatu ketika John mengajak Nanksberry untuk berburu binor atau janda di suatu tempat lokalisasi yang khusus menyediakan setengah baya atau STW. Satu kamar diisi empat orang karena John dan Nanksberry mengajak untuk di tengah-tengah permainan ganti pasangan. Setelah di kamar setelah sama-sama telanjang bulat si dua setengah baya ini kaget karena melihat kejantanan mereka berdua, yang punyanya Nanksberry kayak sedotan pop es sedangkan punya Jojon kayak sedotan es teh.
“ Seperti ini apa kerasa mas?” ujar salah satu setengah baya ini.
“ Wasyuuu. Meskipun kecil bisa muter-muter ini” jawab John karena merasa di remehkan. Karena mereka di bayar mau gak mau dan suka gak suka setengah baya melayani keberingasan mereka berdua tapi pada akhirnya setengah baya itu puas. Meskipun batang kejantanannya kecil tapi bisa muter. Itulah cerita john ketika kita kumpul-kumpul.
(Oh iya John dan Nanksbry sudah kelas 3 STM berarti sudah 18 tahun)
Untuk geng SSL yang hoby motor ada yang suka modif ada yang suka balap liar, semua tergantung passionnya masing-masing. Kalau balap liar aku hanya suka melihat saja tanpa harus ikut-ikutan jadi joki. Motor aja gak punya apalagi menjadi joki. Aku hanya menikmati dari setiap hoby temen-temenku aja. Olahraga aku sering ikut. Futsal dan main bola lapangan besaradalah kegemaranku. Kalau lapangan besar posisiku playmaker seperti bintang dunia zinedine zidane dan klub favoritku adalah juventus. Kita juga sering nobar kalau ada siaran langsung pertandingan-pertandingan besar.
*****
Game favorit yang aku mainkan adalah ML dan PUBG. Dua game itu yang membuat aku maniak games. Awalnya Aku penasaran dengan game Mobile legend ini karena banyak temen-temenku berkumpul membahas game ini akhirnya aku minta di ajari dan aku ketagihan akan game ini. Selain mobile legend juga ada PUBG yang setiap hari dan setiap waktu aku memainkan dua game ini.
Sejak maniak games aku jadi pulang sekolah telat karena setelah pulang dari sekolah kita cari tempat untuk kopi dan wifi gratis kemudian kita main game bareng sampai sore. Kadang juga diingetin temen kalau sudah menunjukkan angka empat sore maka aku pun segera pulang. Malemnya setelah belajar sedikit, kembali aku main game di kamar sampai malam, jdi dulu aku yang biasanya jam 9 atau 10 sudah tidur sekarang jam 12 bahkan jam 1 baru tidur akibatnya aku sering bangun telat.
Awalnya aku di biarkan oleh Pak Karim dan Bu Juleha tapi karena semakin asyik main game jadwal kerjaku semakin berantakan malah terkadang sore hari aku tidak melakukan pekerjaan atau pagi karena telat bangun aku langsung ke sekolah. Jadi kalau biasanya dalam sehari 2x aku melakukan pekerjaanku, sekarang malah 1x sehari aku melakukan pekerjaanku. Aku semakin terlena akibat maniak game itu.
TOK..TOK..TOK !!!
“ Mas, di panggil Bapak” Terdengar suara Bu Juleha memanggilku.
Aku yang lagi asyik main PUBG mau gak mau menutup gameku dan terpaksa bunuh diri (dalam games) dan segera membuka pintu
“ Iya Bu, tunggu sebentar” Jawabku setelah melihat Bu Juleha di depan pintu.
“ Ada masalah apa ya? “ Batinku.
Akupun melangkah ke ruang tengah, disitu pak Karim sudah menunggu tapi dengan senyum ramah.
“ Gimana sekolah Ntung?” Sapa Pak Karim berbasa basi
“ Lancar pak, Alhamdulillah. Oh iya ada apa kira-kira Bapak manggil Untung kemari?” Tanyaku kebingungan.
“Yaudah langsung to the point aja ya…….” kata Pak Karim.
Intinya Pak Karim menegur karena aku sering lalai dalam hal pekerjaan, beliau tahu persis aku melakukan perkerjaan sekali dalam sehari, disamping itu beliau juga memantau aku ngapain aja sepulang sekolah tahu bener apa yang aku lakukan yaitu ngopi dan ngegame bareng temen-temen. Sebenernya beliau memaklumi kenakalanku itu, beliau bilang kenakalanku dalam batas wajar masihan, cuman kalau dibiarkan lama kelamaan aku akan semakin terlena dan bisa menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab. Beliau Cuma berharap agar aku mengurangi game boleh aja aku main atau ngopi bareng temen tapi jangan lupa waktu dan tanggung jawablah di pekerjaan. Itu pesannya pak karim.
Aku pun hanya bisa mengiyakan saja. Bu Juleha juga menambahi apa yang di bilang Pak Karim bahwa kalau ada masalah apapun entah disekolah atau diluar aku juga di suruh bilang apalagi kemarin sempat punya masalah dengan anak SMA negeri karena aku sudah di anggap anak oleh mereka berdua. Mungkin karena Ine sudah di luar kota jadinya mereka berdua gak ada anak lagi kemudian menganggap aku anak. Aku pun tidak tersinggung atau kecewa atau bahasa gaulnya baper. Aku malah semakin berterima kasih. Meskipun aku ini bisa di katakan pembantu tapi perhatiannya seperti mereka ke anak sendiri.
Setelah beberapa hari kemudian akhirnya aku sadar karena sering lalai dalam hal pekerjaan akhirnya aku pun mengurangi acara ngegame biasanya setiap waktu sekarang hanya beberapa kali saja dalam sehari. Sehabis sekolah satu kali main kemudian pulang ke rumah kalau malam main sampai jam 9 atau 10 kemudian tidur. Aku mulai mendisplinkan diri agar diriku ini tidak terpengaruh dengan lingkungan luar. Mesumku juga gitu meskipun beberapa kali John mencoba mempengaruhi aku merubah mindsetku, beberapa kali diajak hunting Milf tetapi aku monalak da tetep teguh pada pendirian untuk tidak mesum paling mesum ya nonton bokep saja. Untuk mendekati wanita aja rasanya masih enggan dikarenakan aku masih kurang pede.
Setelah semester 1 kemarin nilaiku sempat jeblok dan terlempar dari rangking 10 besar paralel akibat terkena syndrome games itu. Kenaikan kelas 2 menuju kelas 3 kembali aku mendapatkan rangking 10 besar paralel yaitu pering ke delapan. Aku bersyukur telah melewati beberapa godaan di masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa ini.
****
Masa-masa indah kelas 2 STM sudah terlewati, banyak kenangan yang sudah tersimpan rapi di memoriku. Kenangan indah bersama temen-temen geng SSL yang tidak pernah bisa aku lupakan. Aku sekarang sudah kelas 3 STM artinya aku sudah di katakan dewasa soal sex. Mungkin saatnya aku mulai berburu MILF-MILF yang semlohay. Eits tapi aku sadar aku ini siapa, hanya seorang pembantu yang baru beranjak dewasa.
Main game sudah aku kurangi guna mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan tapi untuk main sama temen masih sering. Dan aku juga sekarang sudah jarang berkominkasi dengan Ine. Waktu mau kenaikan kelas 2 ke kelas 3 kemarin Ine sempet cerita kalau dia dideketi kakak tingkat anak kedokteran dan Ine bilang juga dari awal sudah naksir sama dia. Dan sebulan kemudian watu aku lagi masa liburan kenaikan kelas, Ine bercerita kalau kakak tingkat itu menembaknya dan langsung di terima Ine, aku Cuma mendukung dan berdoa semoga Ine gak salah pilih seperti dahulu dan awet sampai ke jenjang pernikahan. Awalnya aku sempet cemburu tapi aku sadar akhirnya mengikhlaskan Ine bersanding dengan cowok lain.
Semenjak itu Ine sudah jarang komunikasi denganku mungkin seminggu hanya sekali itupun chat basa basi aja, obrolan melalui telpon pun sudah tidak pernah lagi. aku pun juga gak mau menganggu pacarannya Ine dan kesenengan Ine di sana.
Aku sendiri pun juga masih belum mau mendekati wanita aku berpikir mending kerja dulu dapat uang baru memikirkan atau mencari pendamping hidup. Kalau sekarang aku masih belum punya keinginan untuk mencari wanita untuk dijadikan pacar. Meskipun temen-temenku banyak yang sudah punya pacar masing-masing tetapi aku tidak ada sedikitpun ounya keinginan mencari pacar. Bukan aku tidak normal (aku masih sering ngaceng atau berdiri ketika melihat cewek sexy) tetapi aku masih memandang diriku belum layak untuk punya pacar.
Aku ingin fokus ke kelulusan STM dan sekarang aku rajin belajar. Kehidupanku di kota tinggal beberapa bulan lagi, apalagi sekarang sudah memasuki semester 2 artinya 6 bulan lagi aku harus keluar dari sekolah ini mungkin juga keluar dari kota ini karena aku harus kembali ke desa.
Membicarakan soal desa. Awal-awal kakekku memang sering ke kota untuk menjenguk aku tapi semenjak kelas 2 aku yang ke desa, sebulan sekali aku ke sana. Aku bersyukur meskipun kakek tinggal sendiri tapi dia masih sehat dan bugar karena dia masih sering olahraga silat untuk menjaga kebugaran itu.
Kalau pulang ke desa pasti gak lepas dari petuah-petuah kakek. Sebenernya bosan tapi aku tahu petuah kakek akan sangat berguna di kehidupanku mendatang. Akupun hanya mendengarkan dan mencerna apa yang sudah di ajarkan kakek kepadaku. Aku juga sudah bilang ke kakek kalau selepas STM aku akan kembali ke desa untuk menmani beliau dan bekerja seadanya. Beliau hanya tersenyum dan bilang kalau ada kesempatan kerja di kota gak usah kembali ke desa dulu. Kamu kalau bisa mencari rejeki di kota karena kakek pengen hidupku gak susah lagi istilahnya memperbaiki nasib.
Waktu terus berjalan tidak ada yang menarik di ceritakan apalagi temen-temen mesum seperti John, Nanksbry, Eko dan lain-lain sudah kuliah ke luar kota jadi pengaruhnya tidak lagi terasa. Pada akhirnya ujian akhir pun di mulai dan semua mata pelajaran aku lahap habis.
Setelah ujian maka libur pun dimulai. Banyak temen-temenku yang berencana mau kuliah tetapi ada juga temenku yang mau mencari pekerjaan karena mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi. Mereka mengadu nasib dan menjalani garis kehidupan masing – masing.
Setelah dinyatakan lulus kemarin sempat terbersit pikiranku untuk kembali ke desa hidup bersama Kakek sembari melamar pekerjaan di sana, dengan ijazah STM aku yakin akan mudah mencari pekerjaan disekitar desaku.
“ Sebaiknya aku bicarakan dulu dengan Pak Karim” Batinku.
Pada saat malam hari setelah Pak Karim dan Bu Juleha selesai makan malam dilanjut mereka sedang menonton acara berita di televisi.
“ Assalamualaikum , permisi Pak, Bu” sapaku.
“ Waalaikumsalam “ jawab pak karim dan bu juleha serentak.
“ Sini duduk aja. Gimana ada apa kemari?” tanya pak karim.
“ Iya Pak, mohon maaf menganggu” jawabku sembari aku melangkah.
Akupun masuk ke ruang tengah dan duduk di sofa depan TV. Setelah duduk Pak Karim menyuruh Bu Juleha bikinkan kopi untuknya. Bu Juleha menawariku tapi karena gak etis dan gak sopan, aku pun segera menolaknya.
“ Ada yang mau Untung bicarakan Pak?” ucapku langsung to the point
“ Iya bicara soal apa ini? Bapak sambil nonton TV yah.. “ Ujar Pak Karim.
“ Gini pak, Untung kemarin sudah menyelesaikan ujian akhir nasonal, dan mulai besok Untung sudah libur. Untuk Untung sendiri bingung mau gimana setelah ini?” ujarku memulai percakapan.
“ Lha Untung sendiri bagaimana? Bapak pengen tahu rencana Untung…” jawab Pak Karim
“ Kalau untuk Untung sendiri kalau memang Untung sudah selesai disini Untung mau cari kerja di desa sambil menemani kakek di desa Pak” Jawabku
“ Untung gak ada pengen kuliah?” Tanya Pak Karim
“ Ya kepengen sebenernya Pak, cuman Untung mau biaya sendiri kalau mau kuliah. Tidak membebani Bapak lagi” jawabku.
“ Lha kenapa gitu? Bapak bisa dan mampu biayain kamu kuliah?” tanya Pak Karim
“ Iya pak cuman Untung ingin mandiri. Karena Untung sudah bisa bekerja dengan modal ijazah STM, kalau kemarin kan saya punyanya ijazah SMP jadi Untung akan kesulitan mencari kerja kalau sekarang mungkin gak sulit” Jawabku dengan percaya diri
“ Kata siapa gak sulit. Jaman sekarang ijazah SMA atau STM masih sulit lho mas” sanggah Bu juleha dengan membawa secangkir kopi buat pak karim.
“ Kita disini masih butuhkan kamu mas, kamu kalau pulang ke desa pasti ujung-ujungnya kerja di sawah dan atau kerja di kandang ayam atau sapi. Ya kan? Apa ada pabrik di sekitarmu? Gak ada kan” Pak Karim menjelaskan
“ Tetep disini aja ya.. Ibu sama Bapak kesepian lho. Tenang kamu sudah tidak bekerja menyapu, menyiram dan lain sebagainya. Ibu sama Bapak punya bisnis sendiri-sendiri lho. Kamu bisa ikut Bapak atau bisa juga ikut Ibu” Ujar Bu Juleha gantian menjelaskan.
“ Soal kerja Untung gimana pa? Enaknya di taruh dimana Untung ini? ” Tanya Bu Juleha kepada Pak Karim.
“ Iya ini papa mikir….” jawab Pak Karim sambil mengkerutkan dahi.
“ Sebentar. Mama kan lagi ekspansi toko ke luar kota tinggal mendealkan lahan. Apa mama gak sebaiknya cari supir,capek lho ma setiap hari luar kota terus dengan menyetir mobil sendiri. Dan mama juga gak mungkin sehari bisa mengahndle tiga toko artinya mama butuh wakil untuk menggantikan mama biar mama juga gak terlalu capek. Nah itu Untung jadikan mama supir sekaligus wakil mama untuk menghandel tiga toko itu” Ujar Pak Karim memberi saran
“ Iya ya pa, sebaiknya Untung aja jadi sopirku pa, tinggal setiap hari suruh ngajari mbah Man menyetir, dan untuk jadi wakil perlu training dulu pa, gak mudah lho menghandle tiga toko itu. Gak masalah sih nanti Mama akan training Untung” Jawab Bu Juleha
“ Oke setuju” ucap pak karim.
“ Jadi gini ntung, soal kerja kamu gak usah bingung dulu. Kamu disini aja ya jadi supirnya Ibu sekaligus wakilnya Ibu. Nah untuk masalah gaji Ibu profesional. Nah gaji itu kamu tabung untuk biayamu kuliah dan tabungan masa depanmu nanti. Gimana?” ujar Bu Juleha memberikan penawan yang menarik.
Akupun berpikir sejenak, aku yang terbersit pikiran akan kata-kata Kakek ‘untuk cari kerja sebaiknya di kota dulu dan jangan kembali ke desa’ akhirnya aku menyetujui tawaran Pak Karim dan Bu Juleha.
“ Oke berarti mulai besok tiap jam 9 kamu belajar nyetir sama mbah man. Untuk urusan SIM biar kolega bapak dikepolisian yang ngurusi” kata Pak Karim
“ Baik Pak” Ujarku
“ Terus untuk mama segera di proses itu harga sewa tempatnya untuk sementara mama keluar kota sendiri kalau Untung sudah bisa baru sama Untung” Ujar Pak karim kepada Bu Juleha
“ Iya pa” jawab Bu Juleha
“ Ya sudah kalau gitu Untung mau balik kamar dulu Pak Bu, mau istirahat. Terima kasih banyak Bapak dan Ibu” Jawabku sambil berjabat tangan dan mencium tangan beliau berdua
“ Iya dikurangin main gamenya, masa depanmu masih panjang” Ujar Pak Karim
“ Baik pak” jawabku
Akupun pamit dan pergi ke kamar untuk mengistirahatkan badan tapi sebelum istirahat aku main game tapi hanya sekali permainan saja.. setelah itu aku terlelap. Zzzzzzzzz…
Antara sadar atau tidak aku merasakan geli dan hangat di batang kejantanaku,
Ssluurrruupppp … !!
Slururruuppp …… !!
Sluurruuuuppp …. !!
“Emhh.. eemmhhh..emmhhh” terdengar suara erangan yang berasalah dari arah batang kejantananku.
“ Suara apa ini ?” batinku. Mataku masih enggan untuk terbuka. Aku pun masih diem saja sambil meresapi dan mencoba berpikir.
Akhirnya setelah mendapat tenaga untuk membuka mata, aku melihat Ine sedang memblow Job batang kejantananku.
Degh..!
“ Sejak kapan dia di rumah ? bukankah dia sedang di luar kota ? ” batinku kebingungan.
“ Apa yang kamu lakukan mbak ? “ kataku kepada Ine dengan suara serak – serak basah.
“ Aku kangen kamu. Aku sudah lama kepengen ini” katanya sambil menunjuk batang kejantananku.
Sluruuuppp …. !!
Slurruupppp … !!
Sluruuuppp ….. !!
“ Ini salah.. tidak seharusnya terjadi “ Batinku.
Dia terus mengocok batang kejantananku dengan mulutnya.. aku mau melarang tapi apa daya mulutku seperti terkunci.
Clok.. clokk.. clokkk.. clokkk..
Ine mmpercepat kocokan dengan mulutnyaaa.. terlihat banyak air liur ini menetes.
“ Langsung aja yah, setelah ciuman pertamamu sekarang giliran keperjakaanmu yang aku ambil sekarang” ucapnya.
Dia langsung berancang-ancang memasukkan batang kejantanannku ke liang senggamanya.
“ Aaaahhh besarrr baangeetttt Ntunggg. Sampai mentokkkk” Ucapnya menahan kenikmatan.
“ Ahhh mbakk,, enakkkk, hangat dan seeemmpittttt.. ” Ucapku sambil mendesah.
Slebbb.. sleebbb.. sleeebbb …
Batang kejantananku keluar masuk dari liang senggamanyaa.. sekali – kali pantatnya bergoyang meremas batang kejantananku.
“ Aaahhh.. emmmhhh.. aaahhhhhh… emmmhhhh.. ahhh ” desahan Ine menggema di seluruh kamarku.
Aku hanya bisa pasrah sambil merem melek dan menahan aliran sperma agar tidak cepat keluar.. maklum perjaka ting – ting biasanya cepet keluar. Aku tidak mau mengecewakan Ine.
“ Enak Ntung? Aaaahhhh … oohhhh” tanya Ine sambil mendesah.
“ Iya mbakk enakkk.. ahhhh.. ini pertama kalinya mbak setelah 18 tahun” jawabku dengan meracau akibat gelombang syahwat yang bertubi-tubi..
Plokkk …. plokkkk … plokkkk … plokkkk …
Cloppp … Cloppp … Clopppp.. Clopppp …
Ine mempercepat goyangan pantatnya naik turun di batang kejantananku.
“ Aahhh. Oohhhh … aaahhhhh .. ohhhhhh.. aaahhhhh.. oohhhhh “ desahan Ine semakin keras
“ Mentokk ntungg penismuuu .. “ ucapnya sambil menggigit bibirnya.
“ Aaahhh … ohhhhh …. aaahhhh …. ohhhhh … aaahhhhh.. oohhhhh” suara Ine mendesah tanpa bisa di tahan lagi.
Plokkk .. plokkkkk … plokkkkk … plokkkkk …
“ Aku cepetin yahh. Aku mau keluarr … aaaahhhhh …“ ujar Ine.
“ Sama mbakkk.. aku juga mau keluarrr. Ohhhh .. “. Jawabku sambil mendesah. Terasa aliran spermaku sudah diujung kepala batangku.
Plokkk .. plokkkkk … plokkkkk … plokkkkk …
Plokkk .. plokkkkk … plokkkkk … plokkkkk …
Plokkk .. plokkkkk … plokkkkk … plokkkkk …
Plokkk .. plokkkkk … plokkkkk … plokkkkk …
“ Aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh “ desahan panjang Ine menandakan sedang orgasme
“ Aku keluarrrr nttuungggg. Aaahhhh … ahhhhhh.. ohhhhhh “ jawabnya sambil badannya ambruk di dadaku.
“ akuu jugaaa mbakkkk oohhhhhhh” jawabku memeluk Ine dan mengangkat pantatku tinggi – tinggi.
Crootttt …. croooottt … crootttttt … crotttt.. croootttt
Setelah menembak sebanyak 5x sperma di liang senggamanya Ine, aku lemes dan mataku yang tadi bisa melek akhirnya meremm lagiii sambil memeluk Ine..
“enaknyaa.. hilang sudah keperjakaankuu..” batinku sambil menuju terlelap lagi.
(To be continued)