Rich and Violent Part 45
“hee Jen, clientku ini Kelvin butuh selimut, ada gak?”, ujar pengacara dengan santai dan lantang. lalu pria yg sangat kaya dari urusan hukum berbicara namun Kelvin tidak begitu mengindahkan, lantas ia berbisik kepada Kelvin.
“mas, ada lagi yg BU, tapi mintanya kontrak 3 bulan, sebulan minta 750juta bisa bebas pakai kapanpun dimanapun mas Kelvin mau”, ujarnya dengan berbisik.
“hmmmm….”, balas Kelvin berpikir kalau saat ini dia sedang menjalin hubungan nafsu dengan Lydia yg bisa diajak kapanpun. tapi ia juga penasaran siapa yg memasang tarif dengan harga segitu untuk sebulan. tapi kalau untuk A level, ya sangatlah cocok dan yg selama ini hanya bisa nonton via TV atau sosial media, dan telanjang dihadapanmu. tidak ada yg tidak worth it apalagi kalau urusan lendir.
“siapa?”, tanya Kelvin dengan lirih untuk menghilangkan rasa penasarannya.
“hahha mau juga kamu”, balas pengacara itu meledek.
“ahh udah, kita selesaikan kasus ini dulu”, ujar Kelvin pembelaan.
“tenang aja boss, seperti kataku, penyakit pikiran harus dikeluarkan, dikemas dalam bentuk sperma, gimana lagi cara mengeluarkan sperma kalau bukan dari bercinta, biar semakin semangat bercintanya sama yg keren-keren dong”, terang pria itu.
“hmmm not at the moment”, balas Kelvin jutek.
“kalau seperti ini masa elu engga doyan haha”, tanya pengacara itu sambil menyodorkan HPnya yg terbuka Instagram dari seorang wanita yg tadi disebut namanya oleh Jen.
“janda ya”, tanya Kelvin.
“haha makanya, yg janda biasanya doyan dengan yg brondong tajir macem elu, mau gak?”, desak pengacara itu sambil Kelvin berhitung, kalau ia setuju artinya Kelvin harus mau membayar 2,1 milyar sekian untuk service wanita itu dalam waktu tiga bulan. Kelvin hanya diam sambil membayangkan bentuk tubuh wanita itu saat bugil nantinya.
“tiga bulan ya lumayan haha”, canda Kelvin.
“tiga bulan dia bisa tinggal serumah denganmu, elu bisa request telanjang selama tiga bulan doi juga mau, paling doi keluar kalau ada show atau apa, atau dinner denganmu, anggep aja pacaran”, terang si pengacara nampak bersemangat.
“aku kontak Jen sendiri aja kalau emang minat haha”, tutup Kelvin yg dibarengi dengan semburan asap dari si pengacara. bahasan mereka kembali pada topik strategi yg digunakan oleh ketiga anakmuda ini untuk bisa lolos dari jeratan hukum yg terlihat absurd ini.
obrolan mengenai selangkangan tidak berlanjut, namun berlanjut pada kasus yg sedang berjalan serta membicarakan masalah politik praktis yg akan terjadi di negeri ini dalam beberapa minggu kedepan. ada yg mendukung karena pembangunannya namun ada juga yg mendukung karena keyakinan yg belum tentu bisa memimpin negeri dengan baik. lucu memang di negeri ini mendukung bukan karena prestasi tapi karena sama. sama-sama mendukung karena ada cocoklogi, lebih baik memilih Nurhadi yg jelas sudah memiliki prestasi untuk membuat para pria percaya diri.
Kelvin meninggalkan ruangannya, uang 750juta untuk satu bulan dengan kontrak tiga bulan bukanlah perkara sulit bagi pria yg memiliki penghasilan dua ratus jutaan dalam hitungan hari. ibarat dia ingin membeli Avanza tiap haripun bisa. namun ia berpikir, bukan masalah siapanya tapi masalah waktunya. 750juta sebulan sangatlah murah jika dihitung untuk satu bulan kurang lebih bayarannya hanya 25jt per hari untuk seorang janda yg sudah sedikit meredup dari dunia entertainment.
ia memandang jauh dari atas melalui jendela kamarnya, samar-samar terdengar sahabat missqueen sedang melakukan protes karena harga tiket pesawat yg terus naik. yg punya usaha swasta tapi yg diprotes pemerintah. ibarat yg punya masalah elu dan pacarmu tapi protesnya ke pengadilan agama karena menurut hukum pacaran itu dilarang. Kelvin tersenyum kecut dengan kondisi masyarakat yg semakin tambah tahun semakin manja dan sering melakukan cocoklogi. selain itu beberapa waktu terakhir ada yg sengaja demo karena ada mosaik yg menyerupai atribut salah satu agama yg menurutnya itu tidak pantas. masyarakat Indonesia keyakinannya hanya sebatas simbol. itulah kenapa banyak orang pintar memilih diam karena ia tau akan berhadapan dengan orang bodoh yg jumlahnya banyak. hampir mustahil untuk bisa memenangkan argumen dengan orang bodoh karena otaknya tidak sampai. Kelvin sengaja menjauhkan diri dari obrolan yg berbau politik karena siapapun yg jadi, ia tau pasti akan tetap menguntungkan bagi orang kaya.
masyarakat pada fanatik terhadap salah satu pasangan calon, hingga berani menghujat dan berargumen dengan sahabatnya sendiri. banyak yg kehilangan sahabat akibatnya. tapi mereka melupakan satu hal, jika pasangan calon junjungan mereka menang, masyarakat tetaplah jadi rakyat biasa. masuk kantor hari senin hingga jumat, pulang sore. sama saja.
di dalam kontak HPnya banyak nama, sebagian yg sudah dikenal, sebagaian ia harus mengingat-ingat siapa. dia berpikir, daripada menyewa wanita panggilan seharga segitu, ia mempertimbangkan untuk berkencan dengan wanita yg pernah dengan bersamanya. jelas Lydia bisa kapanpun, tapi Kelvin tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan kepuasan janda satu anak tersebut. Ariel, Raline serta Dinda hanya tinggal satu sentuhan jempol saja bisa datang berkencan dengan sangat sensual karena adanya sedikit sentuhan “hati”.
[18.46] Kelvin: boss, maaf aku belum tertarik dengan tawaranmu terhadap wanita yg kamu tawarkan tadi.
[18.50] Pengacara: no problemo.
*
“Del, anjiir kemana aja ngilang”, teriak salah satu temannya yg sedang menunggu dosen pembimbing untuk skripsian.
“haha ngerjain skripsi ini lho”, tungkasnya dengan lugu tapi menyimpan rasa takut.
“haha sendirian aja”, tanya teman lelakinya yg lain yg sedang duduk di lantai.
“iya”, tutupnya singkat sambil ikut duduk di lantai menunggu antrian.
suasana kampus cenderung cukup ramai, Adel dan ketiga temannya yg pernah berada dalam satu kelas ini duduk di lantai menunggu antrian untuk bimbingan. Adelia terkadang merasa tidak nyaman karena selalu berpikir apakah mereka tahu kalau Adel sudah tidak lagi perawan, apakah ada fisik khusus yg menunjukkan kalau sudah tidak perawan. rasa takut dan dosa terus menyelimuti dirinya terus menerus.
Adelia memasuki ruangan dosen, ditanya beberapa pertanyaan kemana saja yg seharusnya setiap seminggu sekali menghadap untuk bimbingan. Adelia hanya menjawab sedapatnya namun ia tidak ada yg perlu ditakuti kerena skripsinya ia kerjakan sesuai dengan jadwal. dosen yg memasuki usia senja itu memberi masukan berupa coretan merah sebagai penanda bahwa bagian tersebut perlu untuk direvisi. wanita pintar itu keluar dari ruangan dosen dengan sedikit berkeringat karena dicerca pertanyaan menyangkut penelitiannya.
bagaimana dengan Laila, wanita yg jarang diceritakan pada cerita ini. sama seperti lainnya, wanita cantik memiliki rambut panjang sedikit bergelombang ini juga sudah tidak perawan, di renggut oleh mantannya hampir sama ceritanya dengan Adelia. tapi sejak hubungan itu yg terjadi di awal semester hingga sekarang ia belum pernah berhubungan lagi serta juga menghindari pacaran yg tidak sehat. ia memiliki online shop yg membuat dirinya sibuk serta untuk menambah penghasilan. berbeda dengan Silvia dimana ia bisa mendapat penghasilan dari pemberian pacar-pacarnya, terkadang ia juga berani untuk memberi dirinya tariff jika suatu waktu dia memang membutuhkan uang.
“La, kamu engga ke kampus?”, tanya Adelia pada Laila melalui teleponnya.
“engga, Del. besok aku”, balasnya singkat namun cukup jelas.
dengan perasaan yg sedikit lesu serta kesepian ia memutuskan untuk kembali ke kostnya menggunakan sepeda motornya. hawa yg cukup sejuk karena malamnya hujan cukup deras, setelah bergantj pakaian dan bersiap untuk tidur sejenak. terlintas pikiran dan ingatan apa yg terjadi bersama Satria dimana ia meraih orgasme cukup banyak. pada saat itu Satria memberikan tontonan dan mengajari Adelia untuk bermasturbasi dan hanya dari jarinya ia bisa meraih orgasme. tanpa ia sadari tangan kanannya sudah berada di dalam celanannya.
“oohhh astaga! kok jadi kotoran pikiranku!”, sesalnya lalu mengeluarkan tangannya dari dalam celannya.
[4.15PM] Adelia: meet up yuuk, aku pengin ketemu..
pesan singkat Adelia.
Bersambung