Rich and Violent Part 20
KULIAH UMUM
empat hari yg sungguh menguras tenaga tak hanya bagi Kelvin namun juga Raline, sejak kencan pada waktu itu, ia masih beristirahat di apartmennya belum menerima ajakan meet up dengan temannya. orgasme squirt masih terbayang dalam benaknya betapa dahsyatnya sehingga bisa membuat wanita single ini terkoyak badannya.
Kelvin hanya istirahat sehari, engga keluar sama sekali hanya di dalam penthousenya mengedit video yg ia dapat hasil berhubungan dengan Raline. beberapa hari selanjutnya ia sudah ke kantor tapi mengerjakan powerpoint untuk presentasi di depan para mahasiswa dengan durasi presentasi satu jam.
sesekali ia mengerutkan kening, ia berpikir bahwa presentasi ini harus juga tetap mengobarkan semangat untuk bersekolah. apapun profesinya, sekolah harus tetap dijalankan dan jangan ditinggalkan. seperti ada yg pernah berkata, di Indonesia kalau mau hidup nyaman harus memiliki salah satu dari tiga hal ini yaitu kekayaan, jabatan atau pendidikan. syukur kalau bisa keduanya bahkan semuanya. tapi ada fakta menarik bahwa kekayaan dan jabatan bisa habis, namun pendidikan akan melekat pada diri kita hingga mati. selain itu pendidikan bisa memisahkan kita jadi jurang keteledoran hidup dan hidup dalam ranah realistis.
itulah mengapa walau kayanya luar biasa, Kelvin tetap ingin berpenampilan sederhana, karena itulah hasil dari pendidikannya S2, ia sudah menemukan jati dirinya. walau ia memiliki mobil sport yg jumlahnya bejibun, tapi hanya ia gunakan saat tertentu.
“hmmm 17 slide, nampaknya ini sudah cukup”, tutup Kelvin sambil mengemas MacBook-nya.
ada banyak email yg belum ia buka setelah pulang dari Bali, ia sama sekali engga bawa komponen kerjanya selama disana hanya ingin menikmati momen bersejarah yg ia teteskan. satu per satu ia buka, dan yg terpenting ia balas.
*
(hari presentasi)
Kelvin sudah bersiap untuk menuruni ke garasinya. ia sudah sangat rapi menggunakan setelan celana panjang dan jas yg senada. walau ia sadar kalau suasana kampus pasti akan panas, ia tetap mengedepankan “first impression matter”. kebetulan pagi ini semua mobilnya sedang di cucikan oleh beberapa sopir pribadinya dibawah sehingga ia akan memilih mobil berdasarkan yg sudah siap.
TING
suara pintu lift terbuka di lantai garasi khusus para penghuni penthouse.
“pak Dirman, sudah ready semua?”, teriak Kelvin sambil mencangklong tas kerjanya.
“sudah ndan sudah”, balasnya dengan hormat dengan ia mengalungkan handuk di pundaknya.
“hmm mana yg jarang jalan dan jarang dipakai?”, tanya Kelvin.
“yg Ferarri ndan”, sebutnya si Dirman.
Kelvin sesaat bepikir, ia akan ke lingkungan kampus dan bawa Ferarri, namun ia juga sayang sama mobilnya yg jarang ia pakai.
“ahh yauda lah, hanya sekali juga gapapa”, pikirnya dalam hati sambil meminta kunci dari pak Dirman.
BRRRROOOOOOOMMMMMM
suara erangan kuda jingkrak yg berada di balik kolom mesinnya mengelegar hingga seluruh isi garasi. dengan arahan pak Dirman, Kelvin mulai memundurkankan mobil dengan tenaga setara dengan puluhan Avanza tersebut.
“udah ya pak”, sapa Kelvin mulai menjalankan mobilnya.
“iya ndan hati-hati”, balasnya melambaikan tangan.
perjalanan hampir memakan waktu 45 menit, Kelvin sudah memprediksi ia kan tiba di lokasi dengan sisa waktu 10 menit. sebagai tamu undangan sangat tidak pantas kalau ia harus telat dan para hadirinnya disuru menunggu. dengan sangat santai Kelvin memasuki gerbang utama yg dijaga satpam. memberikan karcis yg bertuliskan nomor polisi mobil yg ia tunggangi.
permasalahan yg muncul adalah, Kelvin lupa letak ruang yg digunakan untuk seminar. ia hanya ingat bahwa yg menemui dia adalah anak FE, mungkin berarti di FE. sesuai petunjuk rambu di dalam kampus ia ikuti saja. hingga akhirnya tiba di fakultas ekonomi.
“tapi kok hmm agak sepi, hmm apa di dalam ya”, pikirnya dalam hati. lalu ia dengan sangat PD dan seperti kebiasaan dimanapun, ia memarkirkan Ferarrinya di depan lobby yang seharusnya untuk Dekan.
puluhan pasang mata melihat siapa yg ada di dalam mobil itu, apakah Dekan membawa Ferarri, bahkan satpamnya pun bingung. Kelvin juga merasa aneh karena banyak yg melihat. ia memasang kacamata hitamnya dan menuruni mobil itu dengan sangat gagah. satpam bingung, ia berani dan tak berani meminta orang yg flamboyan ini memindah mobilnya. apakah dia tamu khusus petinggi fakultas atau mahasiswa yg songong, tapi pakaiannya tidak menunjukkan seorang mahasiswa.
saat baru beberapa langkah, banyak mahasiswa dan mahasiswi yg menatap Kelvin dengan antara kagum, aneh serta ada juga menilai Kelvin dari penampilannya. diantara kerumunan itu ada seorang yg merasa kenal dengan sosok yg membuat heboh fakultas universitas ini.
“mas Kelvin!”, sapanya mendekati Kelvin.
“Andini?”, sapa balik Kelvin.
“Adelia mas, kok malah kesini?”, tanya dia kebingungan.
“lha bukan disini toh?”, tanya balik Kelvin, lantas sekarang banyak orang yg bertanya ada apa dengan mereka berdua antara mahasiswa dengan si orang kaya ini.
“aduuh mas, di auditorium pusat”, terang Adelia sambil membawa tas berukuran kecil hanya muat satu buku yg ia cangklong.
“ohh, iya, lantas kenapa kamu masih disini?”, tanya balik Kelvin.
“aku mau kesana, kebetulan lewat sini kok ada ramai-ramai”, terangnya.
“yauda barengan aja yuk”, ajak Kelvin. seketika wajah Adel bingung, ia tak ingin dikira ada apa-apa didepan mahasiswa lain dengan pria ini.
“hmm aku naik motor aja mas”, jawabnya defensive.
“daripada aku bingung engga sampai lagi, udah jamnya lho”, ujar Kelvin dan akhirnya Adel mengangguk dengan pelan namun menyimpan rasa takut kalo dikira ada apa-apa.
“wiih itu cowoknya Adel? atau gadunnya hahha tak kusangka dia dipelihara juga sama gadun tajir”, ujar beberapa orang cewek yg iseng memberi label Adelia seorang simpenan gadun. banyak diantara yg berbisik melihat mereka berdua memasuki mobil sport buatan Italia ini.
“maaf telah membuat kegaduhan di fakultasmu”, ujar Kelvin datar.
“iya gapapa mas, pasti heboh ini namaku nanti jadinya”, balas Adelia sambil tertunduk.
“is that a good thing? hmm kamu kuliah tasnya segitu, hanya muat satu buku”, ujar Kelvin mengomentari apa yg dibawa Adel.
“hmmm tergantung mas, hehe iya males bawa yg berat”, balas Adel sambil tersipu malu.
“iya, jangan bawa yg berat, biar aku aja”, lanjut Kelvin dengan datar.
“haha ya ya boleh haha”, balas Adelia dengan tertawa canggung.
akhirnya perjalanan singkat itu telah sampai tujuannya. seperti biasa si flamboyan ini memarkirkan Ferarrinya di antara kerumunan. lalu ia membuka pintunya sambil membawa tas cangklongnya begitujuga dengan Adelia menuruni mobil yg membuat banyak orang kaget, kok bisa bersama. Adel nampak sedikit menundukkan kepalanya karena tak ingin terserang gosip.
bak Bruce Wayne, ia langsung disalami oleh para panitia acara dan beberapa dosen. saat bersalaman dengan dosen, Kelvin baru menunjukkan penempatan diri. ia menunduk hormat dan bicara dengan kalem.
saat memasuki aula, sudah hampir penuh suasananya. dihitung ada sekitar 4 dosen yg turut hadir mungkin sebagai pengawas agar yg dibicarakan oleh Kelvin sejalan dengan yg visi-misi kampus mereka. dan mungkin ada kurang lebih 70 mahasiswa yg duduk rapi. Kelvin duduk di panggung, selain dirinya, ada juga seseorang yg bernama Chandra adalah seorang konten kreator yg sukses di platform YT sebagai meningkatkan brand value. sedangkan Kelvin diperkenalkan sebagai pengusaha sukses dibidang real-estate yg menggunakan traditional marketing sebagai strategi utama dalam pemasarannya serta salah satu pengusaha yg menembus list Forbes orang terkaya, selain itu ia juga akan memberi motivasi bagi calon lulusan. banyak yg berdecak kagum dengan pencapaian Kelvin.
kurang lebih 2 jam mereka saling memberikan pidato mengenai strategi masing-masing. sesi tanya jawab berlangsung damai dan aman tak seperti debat pilihan kepala daerah baru-baru ini yg berakhir ricuh.
setelah acara usai, Kelvin meminta Rangga untuk bertemu dengan seluruh panitia yg merancang acara ini. permintaan itupun dituruti oleh Rangga setelah ia memberikan segepok amplop yg diberikan pada Kelvin. Rangga menyiapkan ruang diskusi yg bisa memuat seluruh panitia. kurang lebih 14 orang. Kelvin menghitung satu-per-satu kepala yg ada diruangan itu.
“sorry guys, saya mengumpulkan kalian, pertama saya ucapkan terimakasih atas undangannya, entah ini ide siapa bisa mengundang saya yg selama ini saya berusaha low-profile. anyway thanks ya. seperti yg saya janjikan pada temen-temenmu yg menemui saya di Luxor, fee yg saya terima ini untuk makan-makan, maka dari itu ayo kita makan-makan untuk kalian semua. terserah dimana, di Luxor juga boleh”, ajak Kelvin yg disambut riyuh tawa bahagia dari seluruh panitia.
“saya juga mengucapkan terimakasih pada mas Kelvin yg berkenan hadir, saya yakin pemikiran teman-teman pasti tercerahkan setelah seminar tadi”, ujar Rangga dengan sangat bijak.
teman-teman panitia lantas mulai berkemas, sebagian masih meminta foto dengan Kelvin dan sebagainya meminta lokasi tempat makan yg dituju untuk acara makan-makan tersebut. bagi yg membawa mobil akan mengangkut teman lainnya yg membawa motor daripada nanti mereka terpisah dan bingung. terpancar sinar wajah yg kegirangan akan ditraktir oleh seseorang yg sangat jauh lebih tinggi dari mereka kastanya.
“okay, sudah siap semua ya, ikutin mobil saya ya”, ajak Kelvin pada teman panitia.
“maaf mas Kelvin, saya bareng teman-teman aja”, ujar Adelia yg meminta maaf karena takut dikira ada apa-apa.
“hmmm oh gitu yauda gapapa, sebenarnya gapapa juga ikut aku”, balas Kelvin. temen-temen Adel nampak berbisik menguatkan hati agar ada yg ikut dengan mobil Kelvin, serta untuk menemaninya selama di perjalanan mengingat dia yg akan menjamin makan mereka semua. sebagian nampak senyum-senyum melihat Adel yg salah tingkah. temannya meminta agar ada yg menemanin Kelvin.
“eh mas, hmm yauda aku nemenin mas Kelvin aja hmm, tapi nanti pulangnya ada tebengan kan?”, tanya Adel pada temannya.
“ada, masih kosong buatmu haha”, balas salah satu pria yg menaiki mobil berjenis Xenia itu.
Adelia menaruh pantatnya yg terbungkus oleh celana yg sedikit longgar begitupula dengan bajunya. mobil ini sangat pendek sehingga Adelia seperti duduk tepat diatas jalanan. mobil sudah berjalan begitupula dua mobil lainnya membuntuti dibelakangnya.
“kamu bukan seperti orang sini? kamu perantau?”, tanya Kelvin dengan nada datar.
“iya mas, saya asli dari Jawa”, balasnya dengan nada masih sopan.
Kelvin menangkap wanita ini sedikit awkward serta terkadang tertawa kecil saat memainkan HPnya. Adelia sedang diledek oleh temen-temennya kalau ia cocok bersama Kelvin. selain itu temannya juga mengungah foto saat mereka berdua ke grup khusus panitia seminar. Kelvin mendiamkan Adel, ia juga sudah tau kalau temannya pasti akan medelek Adel.
“maaf kalau aku memaksa untuk ikut denganku”, ujar Kelvin memecah keheningan saat dijalan walau radio terus berputar.
“iya gapapa mas, aku hanya takut jadi gosip diantara kita”, terang Adel dengan lirih.
“kamu punya pacar?”, tanya Kelvin to the point.
Adel menggelengkan kepala.
“oh, kalau iya, mungkin aku akan memintamu pindah ke mobil temanmu, aku juga tak ingin membuat hubunganmu rusak”, terang Kelvin dengan santai.
Adel tidak membalas.
beberapa saat kemudian, mobil kuda jingkrak yg terkoneksi bluetooth ke HP Kelvin berdering. panggilan itu dari Lydia, senior marketing Luxor.
“pak Kelv, sibuk kah?”, sahut Lydia.
“nyetir, cepet aja”, tanya Kelvin pada Lydia.
“oke oke, kami barusan menemui mbak Gigi untuk tanda jadi untuk penthouse. deal di 28,5M untuk penthouse Tower B, udah gitu aja, minta tanda tangan pak Kelvin untuk finalisasi”, terang Lydia.
“great, sampai ketemu hmm nanti saya telepon kalo sudah tiba di Luxor. bye”, tutup Kelvin mengakiri pembicaraan. semua pembicaraan tadi pada mode loudspeaker, artinya Adel juga ikut mendengar.
wanita yg duduk disebelah Kelvin tetap terdiam. bingung dia mau ngomong apa.
“apakah kamu aslinya pendiam?”, tanya Kelvin berusaha mencairkan suasana.
“hmm iya sih hehe”, balasnya sangat singkat.
“gimana respon temanmu terhadap kamu yg ikut sama mobilku?”, tanya Kelvin memancing, “nampak tadi dari HPmu ada foto saat kamu memasuki mobil ini”, lanjutnya.
“oh haha kelihatan ya, maap. ya biasa mas jadi ramai. karena heboh aja mungkin belum pernah lihat aku sama cowok berduaan selama kami kenal di perkuliahan hehe”, balasnya sangat jujur.
“kenapa begitu?”, tanya Kelvin penasaran.
“ingin fokus kuliah dan biar orangtua engga kepikiran sama anak gadisnya hehe”, balasnya dengan suara sangat lembut.
“kamu pasti sangat pemilih?”, tanya Kelvin sambil tertawa.
“maaf mas, kok pertanyaan ke hal-hal pribadi sih”, protes Adel. Kelvin hanya terdiam sesaat dan meminta maaf.
“Adel, tolong nomor HP kamu ditulis disini”, ujar Kelvin sambil memberikan HPnya pada Adelia.
“hmm untuk apa mas kalau boleh tau”, tanya Adel yg sedikit defensif.
“yauda gapapa kalau engga berkenan, maap”, ujar Kelvin sambil menarik kembali HP yg sudah berada di tangan Adelia. saat mengambil HPnya, Kelvin seolah membelai tangan Adelia yg membuat hati Adel berdesir.
akhirnya perjalanan yg menyiksa bagi Adelia itu berakhir. Kelvin mendapat parkir khusus di lingkungan Luxor sedangkan dua mobil lainnya juga mendapat parkir tak jauh dari lokasi Kelvin.
bagaikan ketua regu, Kelvin membawa para mahasiswa ini ke cafe makan yg tepat dipinggir laut, mereka dipersilahkan untuk memesan apa saja. namun justru mereka bingung mau pesan yg mana secara satu porsi hampir seratus ribu harganya. terdengar suara ramai saat Kelvin meninggalkan mereka untuk menelpon. sebagian sibuk untuk berfoto di real-estate diatas pulau reklamasi ini yg disulap menjadi lokasi yg sangat mewah dan bagus. untuk mahasiswa ini sangat jarang atau mampu mengunjungi ke lokasi seperti di Luxor.
“kamu aja duluan yg pesan”
“Adel, yg mana Del”
“duh mahal semua aku gak enak sama mas Kelvin”
“gimana, sudah pada mau pesan apa?”, tanya Kelvin sekembalinya.
“belum mas hehe”, jawab salah satu anak yg berani.
“hmm gini aja, pesan aja mbak untuk ramai-ramai, porsi yg besar-besar ya, kiranya muat untuk 15 anak”, terang Kelvin pada pelayan sambil memilih beberapa jenis makanan.
Kelvin sangat berusaha untuk bisa membaur untuk mempersilahkan mereka bertanya apa saja.
“mas hehe kan beberapa semester lagi kami lulus, adakah lowongan disini gitu?”, tanya salah satu anak.
“haha jelas ada, banyak diantara staff kami yg masuk hanya untuk batu loncatan ke company yg lebih besar, we dont mind it”, balas Kelvin.
banyak pertanyaan yg mereka ajukan yg membuat Kelvin bercerita panjang lebar mengenai usahanya dan cara mengelola keuangan. mahasiswi pada berdecak kagum dengan sifat Kelvin yg engga sombong dan senantiasa membantu yg lain. saat makanan tiba mereka semua pada lahap makan, jarang sekali mereka mendapat kesempatan untuk makan di lokasi yg terkenal dengan mahalnya ini.
“mas, kan semuanya mas miliki tuh, tapi mas kenapa masih single aja hehe”, tanya seorang mahasiswi yg wajahnya cukup manis berambut pendek bak seorang polwan. sontak temennya pada memberikan sorakan dan sebagian lainnya tertawa pada jenis pertanyaan yg tak berfaedah.
“hahha, aku itu masih apa, hanya anak kemarin sore. iya ini, belum ada yg mau sama aku haha, dulu waktu masih S2 punya mantan orang Malaysia, tapi ditinggal nikah haha, mungkin gini sih, yg biasa takut dideketin orang semacam aku, makanya sebisa mungkin aku pengin melepas seluruh atribut yg melekat pada diriku dan tampil sederhana”, terangnya sambil melahap lobster yg ada di piringnya.
“jelas beda ya, banyak yg orang biasa pengin tampil kaya”, celoteh seorang mahasiswa yg duduk di sebelah Adel.
waktu hampir menunjukkan pukul 4 sore. sebagian mahasiswa sudah memberi kode pada Rangga untuk pamit. menangkap gerakan mereka yg kurang smooth, Kelvin membuka kode itu.
“nampaknya ini sudah terlalu sore untuk kalian, harus kembali ke kampus kan?”, tanya Kelvin.
“iya mas, terimakasih banyak atas traktirannya, jujur saja kami belajar banyak sekali mengenai pelajaran hidup yg mungkin engga kami dapatkan di bangku kuliah, sekali lagi terimakasih, jika lain kali ada waktu perkenankan kami untuk berkunjung kesini”, ujar Adi yg menjadi ketua panitia.
“boleh, pasti boleh dengan senang hati, oh iya, aku beberapa waktu lalu ketemu sama Raline, ia artis dan aktifis lingkungan hidup, sedang cari banyak relawan, kalau ada yg minat, bisa WA saya. ya atleast 4 atau 6 orang lah ya”, ujar Kelvin.
“wahh menarik tuh, untuk nambah network”, ujar semangat salah seorang mahasiswi.
“udah ya mas, kami pamit dulu”, pamit mereka, Kelvin mengantar mereka hingga parkiran. mereka semua bersalaman dengan Kelvin termasuk dengan Adel yg nampaknya ia sedikit takut menatap Kelvin. Kelvin hanya cuek.
*
“Del, gila kamu, nampaknya dia naksir kamu”, ujar temannya saat mereka di dalam mobil.
“iya Del, tatapannya, duuh melting aku, coba kalau itu aku, udah nangis terharu mungkin”, lanjut salah satu dari mereka.
“tadi di mobil ngapain aja”, rentetan pertanyaan tiada habis.
“ahh apaan sih kalian, kebetulan aja tadi ketemu di dekanat. dimobil ya hanya ngbrol tapi awkward, sempet dia minta nomor teleponku, tapi ku tolak..”, jawab jujur Adel.
“kamu tolaaak?!”, tanya yg lain.
“iya, lha ku tanya untuk apa, dia langsung narik HPnya dari tanganku”, terangnya.
“Del, ya pasti buat nghubungin kamu lah, mau diajak jalan kek atau apa kek”, ledek temannya yg lain.
“Adelia, kamu engga usah denial, kamu itu sudah terlalu lama jomblo dan ceritamu dengan mantanmu juga mengenaskan, kamu butuh moveon, dia nampaknya cocok buat kamu”, ujar temen-temannya membesarkan hati Adel.
kurang lebih masih separuh jalan dari total perjalanan. Adel hanya dicecar pertanyaan dan mereka gemas dengan sifat Adelia yg denial, entah apa yg di dalam pikirannya saat ada pria semacam Kelvin mendekatinya. mungkin ada masalah pribadi atau ada trauma masalalu yg pernah menimpanya.
[4.40pm] Nomor tak dikenali: Adelia, kalau sudah sampai kampus segera pulang ya. Kelvin.
“lhoo, kok ada WA masuk seperti ini, hayo ini siapa yg ngasih nomorku!!”, teriak Adel di dalam mobil.
“ecieee, bilangin juga apa”, ujar dengan nada tinggi salah satu temannya.
dari mana Kelvin mendapatkan nomor HP Adel. sebenarnya itu adalah keteledoran Adel sendiri, ia gak sadar kalau nomor dia terpampang jelas pada materi yg diberikan pada Kelvin saat pertama bertemu di Luxor. adakah ketertarikan sendiri antara Kelvin dan Adelia, mungkin tapi belum tentu ketertarikan pada badannya.
setelah beres dengan urusannya di kampus, Adel kembali ke kost-nya khusus putri yg sangat sederhana, tak ada fasilitas khusus, hanya kamar mandi di dalam, tanpa AC. Adelia bukan dari kalangan orang kaya.
[7.03pm] Adelia: maaf mas, terimakasih ini sudah sampai rumah, kalau boleh tau dapat nomor saya dari mana hehe.
[7.05pm] Kelvin: ya syukurlah kalau sudah sampai rumah. haha di materi yg kamu berikan kan ada nomormu.
[7.05pm] Adelia: oh iya tah hehe.
[7.19pm] Kelvin: yauda, selamat istirahat. bye.
[7.20pm] Adelia: iya mas, terimakasih sama-sama.
mood Adelia berubah sesaat yg tadinya denial menjadi sedikit sumringah dan berbunga-bunga akibat ucapan singkat dari Kelvin. ia terbaring di atas kasurnya sambil senyum-senyum sendiri, hal yg jarang ia dapatkan. ia hanya menyimpan rasa bahagianya untuk dirinya sendiri. ia sempat mencari tau media sosial Kelvin tapi nihil, tak ada satupun milik dia. isi hati wanita memang susah ditebak, di depan nampak denial, tapi dibelakangnya sebenarnya ia juga menaruh rasa suka.
*
(beberapa hari kedepan)
malam yg menusuk hingga dalam pori-pori kulit walau sudah tertutup dengan jaket yg cukup tebal. dari balcony-nya ia menyaksikan pembangunan tower B yg sudah akan lengkap tinggal mengisi interiornya. Tower C dari kejauhan sudah mulai nampak berdiri kokoh begitupula dengan golf-course yg akan memanjakan orang kaya untuk saling bersosialisasi.
Kelvin sudah bersiap untuk menerima ajakan pasangan Irfan dan Jennifer untuk sekedar pesta kecil-kecilan dirumahnya. sejak pertemuan mereka di gathering mobil mewah, Kelvin dimasukkan ke dalam grup chat kelompok kecil mereka yg berisikan teman-teman Irfan dan Jennifer. acara kumpul-kumpul ini rutin mereka lakukan untuk mempererat tali silaturahmi antara mereka dijaman dimana waktu semakin mahal harganya.
tanpa persiapan khusus, Kelvin sudah tiba di rumah Irfan yg berada di dalam kluster mewah yg satu rumahnya berukuran kurang lebih 500 meter persegi. dari depan tak nampak ada kegiatan apapun di dalamnya. Kelvin tiba dirumahnya pukul 9 malam. dengan santai ia memasuki rumah dan mengetuk pintunya.
KNOCK KNOCK
dari belakang pintu nampak terdengar suara seseorang membukakan pintu.
“heeey Kelvin, please come ayok masuk”, sapa Irfan dengan tawa khasnya.
rumah bergaya American classic dengan kolom yg sangat tinggi menjulang menjadikannya sangat kokoh. interior yg senada dengan eksteriornya menggambarkan bahwa sang pemilik rumah menyukai hal hingga detail terkecil. ruang tengah juga sangat megah dan luas dipadu dengan kursi yg tak terlalu besar. didalam sudah ada beberapa orang, diantaranya adalah Jennifer sebagai tuan rumah, Ariel, Dinda, Melody, Natasha, Putri dan Alice. selain para wanita ada juga seseorang pria yg bernama Ken dan sebelumnya ada juga suami Alice namun sudah undur diri.
“haaay Kelv”, teriak Jenn dengan excited lalu memberikan pelukan cium pipi kiri dan kanan pada Kelvin.
“hey Jenn, hey ladies”, sapa Kelvin dan mereka memberikan sapaan balasan.
“hey bro, aku Ken”, sapa seorang pria itu yg berpenampilan biasa menggunakan baju polo berwarna navy serta celana jeans panjang yg membentuk pas pada badannya. dia yg membawa mobil sport Nissan Skyline.
“bro, Ken ini kemarin juga masuk di Forbes list, eh by the way, congrats ya kalian berdua masuk”, ujar Irfan sambil membawa segelas wine di tangannya.
malam itu gak ada acara special, hanya untuk saling ngbrol dan bertemu sejak pertemuan yg sudah lama diantara mereka. bagi yg wanita, mereka berada di ruang tengah saling tertawa dan bercanda, sedangkan yg pria berada di sekitar meja makan dimana banyak makanan tersedia. dari acara kecil-kecilan inilah yg membuat network kita semakin banyak, mulai dari hanya kenal seorang sekarang menjadi kenal beberapa orang. termasuk para wanitanya, dari sekian tadi hanya Ariel yg pernah bertemu Kelvin sebelumnya.
“sorry boys, saya ke toilet dulu”, pamit Ken saat mereka bertiga jeda dari obrolan.
“gimana dirimu dengan Mikha? kemarin sudah aku ajak, tapi dia ada acara lain”, tanya Irfan mengingatkan saat dulu di acara gathering mobil.
“haah, engga ada apa-apa, nothing bro, we dont even talk after acara itu”, tungkas Kelvin pada Irfan.
kurang lebih hampir 10 menit, Ken juga belum kembali dari kamar mandi, mereka berdua tidak saling menaruh curiga terhadap apapun. mungkin Ken sedang tak enak perut sehingga membutuhkan waktu yg sedikit lama dari biasanya. Irfan dan Kelvin saling menyantap makanan yg ada di depan mereka.
“bro, toilet mana?”, tanya Kelvin giliran ingin ke toilet akibat dinginnya malam dan minuman yg banyak. Irfan dan Kelvin ke ruang tengah, Irfan kini bergabung dengan para wanita untuk berbincang. nampak terdengar Irfan ikut bercanda dengan mereka yg artinya mereka sudah sangat akrab.
setibanya di depan pintu kamar mandi, Kelvin membuka pintu. Kelvin terkaget dengan pemandangan di depannya. seorang pria sedang menurunkan celananya hingga sepaha, sedangkan di depannya ada seorang wanita duduk di countertop wastafel dengan posisi kedua kaki terbuka lebar. kedua tangannya memeluk leher pria itu serta rambutnya yg panjang terkobar kesana kemari. gerakan cukup cepat pinggul itu maju dan mundur.
“oh shiit, oh sorry sorry bro”, spontan Kelvin.
pria itu adalah Ken. ia sedang beradu nafsu dengan seorang wanita yg terlihat dari kakinya sangat putih sekali.
“oh fuck demn”, teriaknya menghentikan sementara goyangannya dan menoleh kebelakang arah suara Kelvin.
“kamu lupa kunci pintunya”, protes wanita itu sambil terdengar suara desah dan nafas yg sedang berburu, dan wanita itu adalah Melody.
“Ken, kunci pintunya woy hahha”, teriak Irfan dari ruangan tengah disambut dengan tawa dan canda diantara mereka yg disana.
Kelvin hanya berpikir sejenak, sebenarnya apa acara dirumah ini? apakah hanya sekedar ngumpul?
-BERSAMBUNG-
Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂