Pulau Tak Berpenghuni Part 1

? Sebuah sekoci terombang ambing ombak menyusuri pantai. Terlihat dua orang paruh baya berdiri di bagian depan, sementara di bagian belakang dua orang muda kekar mendayung.

“Kapten….. sepertinya pulau ini berpenghuni…… “
“Ya… saya juga memperhatikan sejak tadi, chief”

Perahu terus menyusuri pantai berkarang dengan perlahan, hingga sampai di suatu bagian pantai berpasir putih.

“Kapten… lihat… ada gubuk di sela pohon !”
“Chief…. kita kesana…. seharusnya pulai ini tak berpenghuni. Ini di tengah pasifik”
“Siap Kapten”
“Beri kabar radio ke tanker, supaya mereka berjaga”
“Siap Kapten”

Tak berapa lama sekoci itu menyentuh pasir halus, Kapten dan Chief Officer berturut-turut melompat sementara dua ABK lain yang tadi mendayung kemudian menarik sekoci itu keatas pantai kemudian menunggu.

“Chief….. parangnya tadi dibawa ? kita harus tetap hati-hati”
“Maaf Kapten…. ketinggalan di sekoci”
“Ya sudah… kita intip dulu pelan2…. takutnya ini sarang perampok”

Diterangi sinar matahari sore yang menyoroti langkah mereka, membentuk dua bayangan panjang dari tubuh mereka, mengendap-endap keduanya menghampiri gubuk berdinding dedaunan itu. Tepat di depan gubuk keduanya berhenti, lalu kapten menyentuhkan telunjuknya di depan bibir menandakan Chief untuk tidak bersuara. Mereka saling memandang lalu… samar-samar terdengar suara merintih. Kapten mengernyitkan dahi nya.

“Nnnngggghh……. ngggggh…. .aaaaah” terdengar suara di dalam gubuk.
“Suara perempuan” ujar Kapten berbisik.

Tanpa dikomando mereka mencari lubang di dinding lalu mengintip bersamaan.

“Mamaaaa……. Donny ngga kuat maaaa…..”
“Mama juga….. sssssh…. aaaah…. aaaah”

Kapten dan Chief berpandangan sambil mulut mengaga.
Tepat pada saat itu terdengar jeritan dan dengusan dari balik dinding.

“Mama keluaaaaaaar……. aaaaaarggggghhhh…….aaaaaaaah….”

***********

LIMA TAHUN SEBELUMNYA

Di tengah jeritan-jeritan perempuan, tangisan anak kecil, dan bisikan do’a beberapa orang tua, di loudspeaker di pesawat Boeing 747 Jumbo Jet terdengar perintah tegas Kapten Pilot.

“…..Cabin Crew……. prepare passenger for emergency landing….”

Namun para crew tak sempat lagi memeriksa seluruh penumpang yang sebagian besar telah mengenakan Life Vest, karena pada saat itu juga pesawat terbanting lalu meluncur di tengah ombak yang sedang bergulung di Samudera Pasifik.

Segera setelah itu emergency door dibuka, seluruh penumpang berebut keluar dan ….. ditelah ombak ganas….

**********

Perlahan, Nina membuka matanya. Kepalanya terasa sakit — teramat sakit — hingga ia kembali menutupkan mata. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, sementara perih yang menusuk-nusuk seluruh tubuhnya membuat ia merintih. Namun ia teringat sesuatu……. dan memaksa diri untuk bangun.

Pandangannya terasa buram, pandangannya menyapu sekeliling. Dilihatnya ia berada di sebuah pantai berpasir, dan hari saat itu menjelang sore. Nina segera memegang tali yang terikat di pinggangnya, dan dengan panik ia menariknya, berusaha mencari sesuatu di ujung tali itu. Donny –anaknya– sempat ia ikat dengan sebuah tali yang didapatinya sebelum keluar dari pesawat yang terjatuh itu sehingga mereka tidak akan terpisah.

Dan ah…. beberapa meter darinya, dilihatnya sosok tubuh yang terbaring : Donny.
Nina segera menghampiri dan memeriksa anaknya walaupun ia harus merangkak sambil merintih, diraihnya lengan donny dan Nina memeriksa denyutnya.
Masih ada.

Tak lama kemudian, perempuan cantik itu terisak dan kembali terbaring di samping anaknya yang masih belum siuman.

DUA TAHUN SETELAH TERDAMPAR

Asap putih tipis membubung ke langit yang terik oleh panas matahari dari sebuah pulau berpantai pasir di samudera Pasifik. Donny, seorang remaja awal belasan yang bertubuh kecil dengan tubuh bagian atas telanjang, berkulit sewarna tembaga berdiri di samping setumpuk dedaunan yang sedang terbakar mengepulkan asap. Setiap hari ia bertugas memelihara agar asap itu tetap menyala, berusaha meneriakkan kepada dunia bahwa mereka ada di pulau terpencil itu. Setiap hari pula ia mengumpulkan segala macam dedaunan, rerumputan, ranting, dahan, sampah-sampah alam yang terbawa ombak ke pantai mereka, juga sampah plastik yang ternyata begitu banyak menumpuk terbawa arus samudera.

Dilihat dari berbagai label yang melapisi sampah plastik tersebut, nampaknya memang datang dari berbagai negara. Satu yang sangat menonjol adalah dari Jepang dan Tiongkok. Entah memang berasal dari negara Jepang nun jauh disana atau mungkin juga sampah dari kapal-kapal dagang Jepang yang melintasi Pasifik menuju Amerika atau sebaliknya. Sampah-sampah plastik tersebut sangat membantu dirinya untuk bisa tetap membuat api unggun menyala sesuai yang diperintahkan mamanya.

Donny berteriak kesal dalam hatinya. Sementara dia sibuk bekerja, mamanya sedang santai berteduh dibawah pohon kelapa. Hampir semua pekerjaan sekarang ini dikerjakan oleh dirinya sendiri sementara mamanya hanya tiduran, merawat tanaman sayuran, menyiapkan makanan seadanya, lalu tidur lagi.

Donny melengoskan pandangan yang sedari tadi menatap mamanya, kemudian berlalu perlahan menuju gubuk kecil yang mereka bangun tahun lalu.

Nina terbangun dari tidur siangnya diatas pasir. Nafasnya tersengal, jantungnya berdegup kencang. Sebuah mimpi telah membuatnya kaget dan terbangun. Mimpi yang membangkitkan sesuatu yang telah lama tidak dirasakannya. Seorang lelaki bertubuh tegap, berkulit cokelat terbakar matahari, bertelanjang dada telah datang di mimpinya. Lelaki tersebut menyentuhnya, menindihnya, menggumulinya hingga seluruh bulu-bulu halus di tubuhnya merinding. Tepat ketika lelaki tersebut akan memasuki tubuhnya, sebuah gledek bergelegar dan membangunkannya dari mimpi indah itu. Hujan sepertinya akan kembali turun. Nyaris setiap sore disini turun hujan, seakan tak mengenal musim.

“Sialan………” gumamnya sambil berusaha duduk.
Tangan kanannya bergerak ke bagian bawah tubuhnya, lalu meraba selangkangannya. Basah.
“Aaaaaah…..” erangnya. Kesal.

Sejenak Nina meratapi nasibnya terdampar di pulau terkutuk ini ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dari Amerika ke Indonesia. Saat itu Nina, Hendrik suaminya, dan Donny baru saja selesai liburan panjang. Hendrik mungkin tidak selamat dari kecelakaan penerbangan itu.

Sudah beberapa kali mimpi itu datang, membangkitkan hasrat yang telah dua tahun terpendam. Ia berharap mimpi itu bisa tuntas, tidak menggantung seperti ini. Membuat kepalanya sakit.

Ia kembali meraba bagian bawah tubuhnya. Selangkangannya. Terasa basa celana dalamnya. Ketika jemarinya tepat menyentuh sebuah bagian yang mengeras, sebuah sengatan kenikmatan menjalar dari bagian tersebut menyebar hangat perlahan ke seluruh bagian di tubuhnya. Ia mengerang pelan.

“Nnnnggggghhh…………hkk”

Matanya terpejam sesaat, lalu membuka sayu. Kedua bibirnya merenggang, dan Nina menghembuskan udara dari paru-parunya yang sejenak tertahan. Jemari kanannya masih menempel diatas selangkangannya yang saat ini masih mengenakan celana dalam. Ia ragu untuk melepaskan jarinya dari sana. Lalu….

“Mmmmmmh………” ia memutuskan mengusap jarinya kembali.

Segera saja ia merintih.
Tubuhnya seakan menjadi lemah tak berdaya oleh kenikmatan itu. Sendi sendi di seluruh tubuhnya seakan terlepas, hingga tak disadarinya tubuhnya menggeletak kembali di pasir yang hangat. Tubuhnya miring ke samping kiri, meringkuk. Tangan kanannya bertahan di selangkangan, terjepit oleh kedua paha yang masih saja mulus walaupun kulit putihnya sekarang lebih berwarna kecoklatan. Roknya tersingkap hingga keatas. Jemari kanannya kini menyelinap ke balik celana dalam. Sementara jemari kiri menyingkapkan celana dalamnya ke samping. Lalu Nina terlentang.

Sebentuk celah hangat yang basah kini dirasakan oleh jemarinya. Nina mengusapnya perlahan, dari bagian bawah lalu menyusuri celah basah tersebut hingga keatas. Tepat diatas, sebuah daging kecil terasa mengeras. Nina mengusapkan lendir licin itu ke sekeliling klitorisnya.

“Aaaaaaahkkk……”

Surga …. !

Hayalannya menerawang. Membayangkan lidah seorang lelaki yang kasar sedang menjilati klitorisnya, lalu lelaki itu menjepit klitoris dengan kedua bibirnya sambil menggumamkan kata-kata “hmmmmm” yang menggetar perlahan dengan suara jantan yang kasar dan dalam, membuat klitorisnya bergetar seakan sedang disiksa oleh sebuah vibrator.

Hayalan Nina semakin tinggi, dan birahinya semakin bergolak seperti magma yang mendidih.
Perlahan jari tengahnya menyelusup ke bibir vaginanya yang empuk, menyelusup kedalam celah basah itu, merasakan dinding vaginanya yang berkerut-kerut lembut, dan terus semakin dalam.

“Ooooh……. kon……tol….. !” jeritnya. Ia butuh kontol.

Jari manisnya kini menyusul sang jari tengah.
Membuatnya jengah.
Dan sudah tentu makin basah.

Dengan dua jari, Nina mengobok kekiri dan kekanan, keluar lalu menghunjam masuk, keluar lagi sambil mengusapkan ke sekitar klitorisnya, dan kenikmatan itu semakin dekat. Mendera.

Klitorisnya begitu sensitif, setiap usapan bagaikan sengatan listrik. Bergetar menjalar hangat ke lobang pantatnya yang saat ini sedang erat mengempot berusaha mencapai puncak nikmat.

Dengan amat perlahan Nina mengusap klitorisnya, mencoba bertahan berada di ambang batas puncak kenikmatan.

Satu usapan lagi, ia melenguh dan bertahan “Ooooooh….”
Satu usapan yang lebih perlahan, ia menjerit lirih “Nnngggh…..hkkk”
Satu usapan yang makin perlahan, ia tak sanggup lagi bertahan ……. “kon…..tol…..” bibirnya menceracau
Lalu dengan satu kekuatan, ia menekan jari tengahnya tepat di klitoris yang sedang mendamba kenikmatan.

“AAAAAAAAAAaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh”

Dan jari tengahnya terus menekan.
Klitoris yang didera kenikmatan.

Nina menahan nafas.
Perutnya mengeras.
Kedua kakinya meregang.

Diawali sebuah gelombang kenikmatan yang teramat sangat, tubuhnya menghentak seakan tak sanggup menahan nikmat yang begitu sempurna. Dari selangkangannya muncratlah air bening seperti air mancur kencang sekali, mungkin sampai dua meter jauhnya. Ya, Nina adalah cewek squirt.

Tubuhnya terhentak
Tubuhnya terhenyak
Tubuhnya melonjak

Lalu gelombang demi gelombang kenikmatan ia rasakan.
Tubuhnya berkelojotan.
Tak mampu ia tahan.

Hingga perlahan gelombang itu melemah.
Melemah.
Melemah.
Lalu hilang.

Nina membuka mata.
Sesosok tubuh kecil berdiri di hadapannya :
Donny.

Bersambung

Daftar Part

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *