Pengalaman Mengubah Hidup Part 30

akhirnya kurang lebih hampir seminggu aku berada di tempat kak Novita, tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata betapa banyak nafsu yg kami umbar selama bersama. tak ada bagian tubuh kakakku yg luput dari jilatan dan tumpahan sperma. kami mudah sekali membuka baju saat dirumah dan langsung berhubungan badan, vagina, anal dan mulut tiap hari aku isi dengan kontolku. berbagai jenis orgasme kakakku rasakan, dari multiple orgasme hingga squirt. intinya tiada hari tanpa seks saat kami hanya berdua.

setelah puas menuntaskan nafsu kami, akhirnya kami pulang ke kampung untuk menemui bapak dan ibuku. mereka sungguh bangga dan senang dengan kehadiran kami, ada rasa dosa mengetahui kalau anaknya saling bercinta mengumbar nafsu dan membuang-buang air hina ke tubuh saudaranya. rasa bersalah itu muncul saat kami berkumpul dengan banyak orang, tapi kalau hanya berdua, desahan-desahan, semprotan pejuh dan cairan vagina saling membasahi tubuh.

selama di kampung, kami berkomitmen untuk tak berhubungan badan untuk mengurangi resiko ketahuan, saat ngeseks desahan kami sungguh tak terkontrol. maka kami takut untuk melakukannya dirumah. Rahma sudah kelas 2 SMA, tubuhnya menjadi semok dan seksi namun juga tinggi membuat kakinya panjang dan jenjang, kadang aku berpikir apakah masih perawan. namun kak Novita sudah memberiku ultimatum untuk tidak menyentuh Rahma atau dia gak akan memberikan tubuhnya lagi padaku. lagipula aku tak berniat untuk melakukan hal negatif pada adikku, fantasy ku bercinta dengan yg lebih tua. selain itu, aku tak bisa membayangkan betapa kotornya aku jika meniduri saudaraku semua.

aku berencana kurang lebih seminggu berada dikampung, selama bapakku sedang libur dirumah.
“gimana skripsimu nak?”, tanya bapakku saat kami sekeluarga duduk bersama untuk makan malam.
“baik pak, pembimbingku lg diluar negeri, makanya libur sebulan, tapi bimbingan lewat email”, balasku lengkap sambil aku menyantap ayam goreng dan sambal ini.
“hmmm, berarti bisa lulus tahun ini”, tanyanya kembali.
“kemungkinan malah semester ini bisa maju ujian”, balasku yakin.
“ahh masa?!”, ujar kakakku dengan genit yg nampaknya minta dikontolin.
“bisalah!!”, balasku tegas.
“terus rencana mau gimana setelah lulus?”, tanya ibuku.
“cari kerja atau sekolah lagi aja bu”, ucapku sambil berpikir akan bagaimana.
“surabaya aja cari kerja atau sekolahnya”, kata kakakku santai.
instingku langsung menendang otakku, pasti mau diperah terus ini kontolku kalau aku di surabaya.
“hmmmmmm”, balasku singkat seperti cuek.
“bapak sih manut mau gimana, selama kamu bisa tanggungjawab, kamu kan cowok”, ujar bapakku bijak.
“jangan gitu pak?! kak Rendy malah nikah ntar”, kata Rahma ngelunjak.
“terserah selama dia tanggungjawab, belum punya penghasilan gimana mau ngasih makan istrinya, rumput aja bisa kering dan abis kalau gak dirawat, ngrawat rumput juga perlu biaya, itu kalau istrinya mau dikasih rumput buat makan”, terang bapakku dengan rinci.
obrolan kami malam ini banyak sekali nasehat dari kedua orangtuaku yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk masa depan kami. ibukku juga menunjukkan kekhwatiran terkait calonnya kakakku yg kerjanya sebagai pilot, memang banyak sekali hal negatif terkait pekerjaan itu, walau tak semua. untungnya kedua keluarga belum melakukan pertemuan, hanya Harris yg mengemukakan keinginannya ingin mempersunting kakakku, tapi belum dijawab oleh bapakku, entah aku juga tak begitu paham bagaimana cerita komplitnya.

setelah selesai dengan urusan makan malam dan obrolan serius kami, aku masuk ke kamarku yg sudah lama tidak aku tiduri, obrolan tadi jelas membuat aku berpikir apa yang akan aku lakukan dengan hidupku. termasuk dengan pasangan hidup yg menjelang akhir perkuliahan aku belum menemukan calon, repotnya jika sudah lulus teman-temanku sudah pada hilang dan pastinya jadi lebih susah. banyak wanita yg cocok kujadikan istri, tapi tapi apa mereka mau, Sandra pasti beda level lah sama aku, ada juga Karina cewek berhijab cantik dan masih jomblo, Mellisa juga ada cewek yg aku sukai waktu SMA yg sekarang kuliah di kota ini, Manda….hahaha lebih susah.

ini contoh obrolanku via WA dengan Amanda
[18.34] Rendy: haii manda, lagi apa?
[19.08] Amanda: lagi nonton tv
[19.09] Rendy: oh, lagi nonton apaan di tv?
[21.34] Amanda: udah gak nonton tv mau tidur ini
[21.34] Rendy: oh yauda met tidur ya
[21.40] Amanda: bye
dengan obrolan semacam itu tiap di WA, balasan singkat dan lama. bagaimana bisa ada perkembangan, apa dia lupa kalau aku yg pertama meniduri dia. memang sih aku pernah tanya temenku yg lain terkait Manda, memang dia seperti itu kalau di kontak sama cowok. yah susah ya. dari kesemua geng hedon, hanya Sandra yg masih welcome denganku, mungkin hanya karena skripsi kali ya, jika skripsi udah kelar mungkin ya udah terus hilang. walau punya kemampuan naklukin cewek diranjang, tapi tetep aja susah ndapetin cewek buat dijadikan pasangan. ahhh aku frustasi.

**

masuk di hari keempat aku berada dirumah orangtuaku, tidak ada hal yg menarik untuk diceritakan, apalagi terkait seks, tak ada sama sekali. hari ini hujan cukup deras padahal masih jam10 pagi. Rahma berada di sekolah, bapakku ada dikantor, kak Novita sedang jalan dengan teman-temannya, dirumah hanya ada aku, ibu dan kedua pembantuku. kegiatanku hanya duduk depan tv dan melihat layar HP yg tak ada pesan masuk.
“kamu gak keluar kemana gitu ketemu temen-temen kamu?”, tanya ibuku dengan halus, aku tak manjawab namun hanya menatap kembali ibuku, “oh maaf haha ibu lupa kalau kamu gak punya temen”, ledek ibuku yg masih sempat-sempatnya bercanda.
“ahhhh buuuuu, ngapain sih masih ngeledekin juga”, kataku tegas, ibuku sering mengejekku namun juga sebenarnya prihatin dengan kondisiku, dokter psikologi juga pernah memeriksaku bahwa aku introvert dan kecemasan akut terhadap pergaulan sosial, terutama waktu SMA.
“gimana masih seperti dulu?”, tanya ibu merujuk pada masalaluku.
“udah lumayan bu, punya temen, walau paling hanya waktu kuliah ini doang”, balasku tak semangat.
“hmmmm cewek? kira-kira cewek yg kamu suka dan dia juga suka kamu?”, tanyaku ibuku yg membuat aku malu.
“nah, kalau aku suka banyak, tapi kalo doi juga suka itu yg gak ada”, balasku sambil bercanda namun serius.
“halah, kalau cuma itu mah banyak temennya, Rend”, balas ibu sambil berdiri dari duduknya dan berjalan ke dapur.

aku kembali pada rutinitas produktifku, yaitu nonton tv dan lihat layar HP. pukul 14.00 hujan juga tak kunjung berhenti, sudah waktunya Rahma pulang tapi yg jemput kakakku katanya, tapi pasti sekalian diajak jalan sekalian.
“treeeet treeeet treeeet”, suara getar HP ku dan terpampang nama Sandra Santika.
“hha-hallooo Sandra”, sapaku.
“hello, Rend, dimana?”, tanya wanita dibalik telepon.
“kampung, kamu dimana?”, tanyaku kembali.
“samaan, eh kamu udah ngerjain revisi pak Sadewo?”, tanya dia padaku.
“udah, udah aku kirim balik ke beliau”, terangku pada Sandra.
“aku belum, baru banyak masalah dan pikiran disini, aku sedih”, ujar dia dengan nada memelas.
“kenapa, cerita sih”, balasku singkat dan padat.
“besok aja kalau dikampus, kapan balik kampus?”, tanya dia padaku.
“minggu depan udah balik paling aku, kamu?”, ucapku.
“hmmm belum tau, yauda, ntar aku telpon lagi”, ujar dia dengan terburu-buru dan menutup teleponnya.
kenapa dia seperti bingung dan pikirannya kosong seperti itu, tanyaku pada diri sendiri setelah menutup telepon dari Sandra.

“hayoooo, siapa Sandraaaaaaaa, anakku laku juga ditelpon cewek!”, teriak ibuku dari dapur, padahal udah diem-diem aja ngbrolnya.
“apaan siihh buuu, masak ya masak gak usah nguping”, balasku galak.
“halah sama ibu kok pakai rahasia-rahasiaan”, kata ibuku menghampiri ke arahku.
“temen bu, temen skripsi”, balasku jutek.
“coba sini lihat coba, punya fotonya kan?”, ibuku memintaku untuk menunjukkan foto Sandra.
“hmmm bentar ih berisik”, balasku sambil memilih di gallery dan berhati-hati jangan sampai salah pencet malah membuka video seks ku dengan kak Novita, “ini”, ujarku sambil menunjukkan ke ibu, “udah jangan dipegang, gini aja”, aku khawatir kalau ibu menggeser-geser, makanya aku pegangi HP ku.
“cantik, manis dan chinese ya”, tanya ibu yg semangat.
“iya, emang”, jawabku dengan sedikit malu-malu.
“cakep ntar anaknya kalau sama doi haha….KALAU”, ujar ibuku bercanda.
“aahhh dilanjutin masaknya sana lho buu”, kataku dengan bercanda karena risih diledekin terus.
bagi ibuku merupakan suatu pencapaian melihat anaknya cowok ngbrol dengan cewek yg selama ini sangat jarang. apalagi saat SMA, aku udah bagikan dalam film-film yg selalu dapet bully dari anak yg percaya diri dan hits. tapi aku gak peduli, orang yg berhasil jadi pimpinan perusahaan bumn atau perusahaan besar swasta kebanyakan ya yg udah memakan asam garam kehidupan sepertiku. dan lihatlah istrinya, pasti cantik dan setia menemani suaminya bersusah-susah.

**

tak terasa sudah seminggu aku berada dikampung, sudah saatnya aku kembali ke kota dimana menimba ilmu, kakakku juga akan kembali tapi pada penerbangan malam harinya. dia sudah mulai akan mencari kerja di kota Surabaya, mungkin dia sudah nyaman disana, sedangkan aku mungkin pilih pulang kampung karena lebih nyaman dan tak macet seperti di ibukota. perjalanan balik aku memilih moda transportasi kereta eksekutif, ingin menikmati perjalanan pikirku.

setelah menempuh perjalanan yg cukup melelahkan, keesokan harinya aku kembali ke rutinitasku di kampus sebagai mahasiswa semester akhir, aku berusaha mencapai target yaitu maju sidang pada akhir semester ini, kurang lebih masih ada 4 bulan lagi. selain itu pembimbingku juga tipe dosen yg ingin mahasiswanya cepet kelar dengan skripsinya. oh iya, Sandra. beberapa hari lalu menelpon katanya ada masalah.
[10.12] Rendy Surya: Sandra, kapan ke kampus?
[10.45] Sandra Santika: belom tau, masih di Kalimantan, ada apa Rend?
[10.46] Rendy Surya: yauda gapapa.
aku memilih untuk duduk-duduk di kantin terlebih dahulu sebelum nanti setelah mood terkumpul baru ke perpus untuk mencari bahan nulis. sebagai anak semester akhir semakin banyak anak baru yg menguasai kantin.

seharian dikampus, tidak bertemu banyak temanku, sepi sekali rasanya kerja sendirian, hari ini motivasiku sedikit berkurang, entahlah kenapa, aku memutuskan pulang sore ini pukul 5 sore, berjalan melewati kantin masih banyak anak yang nongkrong tapi tak banyak orang yg aku kenal, pada bersembunyi di gua mana ini orang yg aku kenal.

setelah sampai kost, rasanya sungguh sepi, tak ada orang yg bisa aku ajak bicara. aku tiduran diatas kasur sambil bermain dengan kunci mobil. oh aku teringat tante Dina, mobilnya masih aku bawa dengan santai dan tidak ditanyakan pula. sejak menikah aku sama sekali tidak berkomunikasi dengannya, aku menghargai keluarga barunya dan tak ingin menganggu karena hubungan kami masa lalu. mungkin setelah lulus aku akan mengontaknya dan memikirkan bagaimana mobil warna putih merk VW jenis golf ini. ingin aku memilikinya tapi pasti jika aku bawa ke kampung akan ditanyai seratusribu pertanyaan dari orangtuaku darimana mobil ini.

“treeeet treeet treeet”, HPku bergetar, terpampang nama Sandra.
“hello”, kataku singkat.
“hiks hiks hiks…Rend hiks hiks”, suara isak tangis dari balik sana.
“eh kamu kenapa?”, tanyaku cemas dengan keadaan Sandra.
“ahhhh aku benci orangtuaku”, balasnya singkat dengan diiringi isak tangis.
“tarik nafas panjang Sandra, biar kamu tenang”, balasku.
“huuuuuuuusm huuuuusm huuuuuuuusm, hiks hiks hikss..aku mau dijodohin sama orangtuaku, setelah lulus mau dinikahkan, aku gak mau, aku gak mau ngerjain skripsi biar gak lulus, kenapa sih aku selalu gini??!”, terang dia panjang lebar.
aku hanya sedikit terdiam bingung mau bagaimana, harus jawab apa.
“aku gak tau harus jawab bagaimana, jika kamu ada disisiku, aku akan kasih pelukan terhangatku bagimu”, balasku menenangkan.
“aku gak pengen jawaban, aku hanya pengen cerita”, balas dia dengan masih diiringi isak tangis, “aku gak tau harus bagaimana biar keluar dari ini”, dia kembali melanjutkan.
“coba kamu jelasin ke papahmu jika kamu gak ingin dijodohkan”, ujarku ngasal.
“gak bisa Rend, hmmm apa aku hamil aja ya”, kata Sandra semakin ngaco.
“eh jangan, gila kamu, udah to, yakinlah pasti akan ada jalan yg lebih baik, udah ayo ke sini dulu”, ucapku menolak ide Sandra.
“iya, mungkin akhir minggu ini”, balas dia.
setelah telepon tadi, aku semakin cemas dan merasa kasihan dengan dia, saat nilai jelek dimarahin, saat dia akan lulus ontime, disuru nikah. namun aku yakin calon pasangannya pasti bukan orang main-main, sekelas Sandra yg cantik pasti dapetnya juga yg tajir dan ganteng. sedangkan Rendy Surya…culun, krempeng, gak menarik, hmmm tantangan dari yang Maha Kuasa untukku sungguh luar biasa. tapi aku bersyukur.

—BERSAMBUNG—

Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂

Daftar Part

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *