Cerita Dewasa Bersambung Kesempurnaan CintaKisahMalam Cerita Dewasa Bersambung Kesempurnaan Cinta

Kesempurnaan Cinta Part 13

THE PERFECT LOVE

Salju turun di bulan Desember ini ketika Ishaq lahir. Anak pertamaku itu lucu sekali. Pipinya montok kemerahan. Iskha sangat bahagia ketika melihat bayi itu lahir. Satu lagi hidupku tambah bahagia. Padahal selama delapan bulan ini kami penuh dalam ketegangan. Ya, tegang karena takut kalau ketahuan, tapi benar-benar kami menyimpan rahasia kami rapat-rapat. Selama delapan bulan ini juga kami selalu berusaha untuk mencari tahu kabar di tanah air. Aku yakin kasus kami tidak akan begitu heboh. Pasti akan tenggelam begitu saja karena kondisi politik dalam negeri.

Kasus kami sempat menghangat selama sebulan. Seorang anak pengusaha bangkrut yang kabur entah kemana. Yang membawa kabur tidak lain adalah suaminya sendiri dengan cara memalsukan keadaan istrinya ketika berada di dalam tahanan. Dan menjemputnya dengan mobil ambulance palsu lalu melumpuhkan sipir penjara yang mengantarnya. Aku membaca bagaimana papa dan mama diwawancarai, aku rindu mereka. Mereka bilang tak tahu menahu tentang keberadaanku. Juga Doni rekan kerjaku yang juga tutup mulut tentang keberadaanku. Polisi menemukan mobilku di sebuah tempat di dekat pantai. Aku menyuruh Doni untuk mengambilnya agar tak diketahui kalau aku ada di bandara setelah aku pergi. Dan iya, tak ada yang menyangka aku berada di sini. Di Praha.

Kabar Arthur Darmawan tak diberitakan di media massa. Ternyata berita tentang larinya Iskha tak begitu heboh. Lebih heboh korupsi para pejabat. Sehingga isu ini cepat sekali diredam. Selama sebulan sekali aku mengirim email kepada Doni, juga kepada keluargaku. Aku mengirimnya dengan alamat palsu tentu saja. Hanya ingin menceritakan bagaimana keadaan kami, bagaimana anak kami. Semua kulakukan tanpa aku mengetahui bagaimana kabar mereka sekarang.

Praha atau Prague ibu kota Republik Ceko ini terdiri 22 distrik dan 57 urban area. Satu-satunya Bandara di sini bernama Ruzyne. Hanya ada dua macam alat transportasi umum yang ada di kota ini selain taksi, yaitu Prague metro atau biasa di Indonesia di sebut bis semacam Trans Jakarta, tapi nggak seperti itu juga. Yang lainnya adalah kereta listrik yang ada di subway.

Kami tinggal di sebuah apartemen yang aku sangat bersyukur sekali di Konvitska ini ada apartemen yang cukup murah sehingga aku bisa menyewanya dengan sisa uang dari pelarianku. Paling tidak kurs dollar ke Koruny tak begitu mengecewakan. Kurang lebih uang dollar yang aku tukar sampai 1,8 juta Koruny. Cukuplah untuk bertahan hidup beberapa bulan apalagi aku bisa nyambi kerja di sini.

Setahun, dua tahun berlalu, kini sudah hampir lima tahun aku berada di sini. Aku bekerja seadanya, untunglah keahilan komputer tak memerlukan ijazah, yang penting skill. Sebuah perusahaan ekspedisi barang mau menerimaku. Gajiku cukuplah tak perlu ditanya berapa yang penting cukup. Paling tidak untuk sementara aku ngontrak di daerah Chyne, Versova. Ada sebuah rumah yang disewakan. Cukup besar rumahnya dan harganya miring.

Hari Minggu di bulan November. Aku memeluk Iskha di tempat tidur. Dia tiba-tiba terbangun, membuatku kaget.

“Kenapa?” tanyaku.

“Ahhh…mimpi buruk,” jawabnya.

“Oh, mau aku ambilin minum?” tanyaku. Iskha mengangguk.

Aku kemudian bangun dan menuju ke dapur, mengambil gelas lalu menyalakan kran air. Air yang keluar dari kran air ini sudah layak minum, tak perlu dimasak. Aku kembali ke kamar dan menyerahkan segelas air minum kepadanya. Aku melintasi kamar Ishaq. Aku tengok sedikit keadaannya. Ia tidur dengan pulas. Pasti lelah bermain hari ini. Aku tersenyum dan meninggalkannya.

Iskha meminum air putih itu lalu berbaring lagi. Aku menghabiskan sisanya dan kutaruh di meja di dekat ranjang. Kembali aku memeluknya.

“Boleh nggak sih cerita mimpi buruk?” tanyanya.

“Katanya sih nggak boleh, ceritain aja mimpi yang baik,” jawabku.

“Tapi aku ingin cerita”

“Shh, nggak usah. Mimpi buruk itu katanya dari setan. Jadi tak usah dipikirkan”

“Kamu sampai sekarang masih selalu menghiburku. Kamu kira aku percaya dengan hal seperti itu?”

“Iya, kamu percaya”

“Alasannya?”

“Karena kamu percaya kepadaku”

Iskha mencubit hidungku, “Dasar”

Aku mencium bibirnya. Kami pun berpagutan lagi. Lidah kami saling menjilat, bibir kami saling mengecup.

“Malem ini dingin yah,” bisiknya.

“Iyalah, salju udah turun. Bakal jadi malam yang panjang,” kataku.

Aku meraba toket istriku ini. Putingnya aku gelitiki, membuat dia beringsut merapat ke tubuhku.

“Kepengen?” tanyanya.

“Yuk?”

Dia tersenyum. Kami pun berciuman, berpagutan mesra. Kami sudah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang tua. Anak kami yang sangat kami sayangi sekarang tumbuh dengan cepat. Sudah pintar bertanya-tanya. Mungkin paling pintar di antara teman-temannya. Pagi itu masih pukul tiga. Masih jauh dari waktu subuh. Gelora birahi mulai hadir lagi. Agaknya hawa dingin di luar mengalahkan pemanas yang ada di dalam ruangan.

Akhirnya aku pun mulai bercumbu, menciumi leher Iskha, menghisap-isapnya. Gelora birahi mulai naik, Iskha pun sudah menurunkan boxerku dan mengelus-elus isinya. Aku kemudian meremas-remas buah dadanya yang tercetak dengan jelas dari baju tidurnya yang tipis. Kami pun akhirnya berlanjut. Iskha melepas celana dalamnya, kemudian bergerak ke atasku.

“Jangan buka selimutnya yah?” katanya.

“Oh, Ok,” kataku.

Iskha lalu memposisikan kemaluanku ke lubangnya. Batangku pun masuk langsung melesat sejauh-jauhnya ke dalam. Mataku hingga terpejam merasakan sensasinya. Ahh…Iskha, selalu tahu cara memuaskan suaminya. Kami pun bertempur hebat pagi itu, aku biarkan dia meraih kenikmatannya. Ia pun sampai menjerit tapi ditahan hingga berbisik ke telingaku, lenguhan-lenguhannya menandakan ia sangat menikmati aktivitas ini.

Kami melakukannya di dalam selimut. Pergumulan panas ini membuat nafsuku mulai memuncak. Iskha menggeal-geolkan pinggulnya berusaha mencari kenikmatan di antara celah kemaluan kami. Saat Iskha menemukan titik spotnya ia makin liar dan berusaha menggelitik kemaluanku. Dan tentu saja, batangku makin mengeras, makin keenakan dengan perlakuannya ini.

“Arci jelek, aku mau keluar nih,” katanya. “Kamu belum?”

Aku menggeleng.

“Aduh..nggak tahan sayang, aku…aku….aku keluarr…..aaaaahhhhhh!” Iskha menegang pantatnya. Pahanya gemetar hebat lalu ia ambruk di atas dadaku.

Nafasnya terengah-engah, ia kemudian menciumi wajahku. Tampak raut kepuasan terpancar di wajahnya.

“Udahan?” tanyaku.

“Kamunya belum keluar,” katanya.

Aku kemudian membaringkan dia di sebelahku. Aku balikkan tubuhnya, dengan gaya menyamping ini aku peluk ia dari belakang dan pionku udah masuk ke dalam liang senggamanya. Diangkatnya kaki kanannya sedikit, lalu kembali kemaluanku menyeruak keluar masuk. Lagi, Iskha mengerang. Dari belakang aku ciumi bibirnya. Kepalanya menengok dan aku hisap lidahnya, ludah kami pun menyatu. Kurasakan rasa manis dari lidahnya.

Aku makin mempercepat sodokanku. Sungguh pantatnya Iskha sangat menggiurkanku. Kuremas-remas buah dadanya dari belakang. Selimut ini pun makin memberikan rasa hangat sehingga mau nggak mau aku pun berkeringat.

“Udah mau keluar yah?” tanyanya.

“He-eh….ahhhh…ahhh..aaaah,” desahku.

“Semburin yang, semburin di dalem,” katanya.

Aku pun tanpa ragu lagi menyemprotkan seluruh isi kantong testisku. Milyaran sel air maniku masuk ke dalam rahimnya. Cairan hangat itu pun berendam di rahimnya. Aku kemudian memeluknya dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya. Dan setelah itu kami pun terlelap sejenak.

Pagi yang dingin. Sekarang mulai masuk bulan Desember lagi. Anak-anak kecil mulai bermain di salju. Mereka menyambut salju yang turun dengan riang gembira. Terlebih sebentar lagi Natal. Aku sedang jalan-jalan ke taman sambil ngajak Ishaq dan istriku. Kami memakai pakaian tebal, setelah puas bermain ayunan dan berbagai permainan di taman, Ishaq pun mulai rewel lapar. Kami akhirnya masuk ke sebuah restoran yang tidak terlalu jauh dari tempat itu.

Makanan di Praha ini kebanyakan manis. Jarang ditemui makanan pedas, kalau pun ditemui pasti mahal. Padahal lidah Indonesia itu kalau nggak ketemu yang namanya pedas, benar-benar nggak enak. Tapi begitulah. Anakku makan dengan lahap roti yang ditaburi keju dan beberapa serpihan daging sosis.

Saat itulah seseorang dengan wajah Asia masuk ke restoran itu. Seorang pemuda dan seorang perempuan.

“Capek aku,” kata sang pemuda.

“Kamu juga bego juga sih, Praha ini luas dodol. Mau nyari ke mana?” kata si ceweknya. “Emang alamat terakhirnya di mana?”

“Dulu sih katanya di apartemen Konvitska, tapi nama Ridwan Yuswanto nggak ketemu. Katanya udah pindah. Tapi pindah kemana juga nggak jelas,” kata si pemuda. “Maklum juga sih udah hampir empat tahun.

“Jadi percuma dong kita jauh-jauh ke sini. Masih beruntung dibayarin ama papanya Arci, biaya ke sini aja mirip banget ama umroh. Setdah,” kata Yuyun.

Aku dan Iskha melongo melihatnya. Ya, kami melongo karena dua orang itu adalah Doni dan Yuyun.

“Doni? Yuyun?” panggilku untuk memastikan.

Keduanya menoleh ke arah kami. Yuyun langsung menjerit, “Kyaaaa! Arciii! Iskhaaa!”

Aku dan Iskha langsung berdiri. Yuyun melompat langsung memeluk Iskha. Doni tersenyum ketika melihatku. Kami juga berpelukan.

“Kampret, ngapain kamu ke sini?” tanyaku.

“Gue kangen elu nyet!” jawabnya.

“Yuyuun, kangen ama kamu,” kata Iskha.

Yup, dua orang aneh yang masuk ke restoran ini ternyata Doni dan Yuyun. Jadilah kami berempat, eh tidak. Berlima lebih tepatnya makan di restoran ini.

“Whoaa, ini anak lu nyet?” tanya Doni kepadaku sambil ngelus-elus kepala Ishaq.

“Yoi, cakep yah?” kataku.

“Yoi, bersyukur lebih mirip ibunya,” goda Doni.

“Eh? Maksud lo?”

“Udahlah sayang akui saya emang Ishaq lebih mirip aku,” kata Iskha sambil tertawa terkekeh-kekeh.

“Masa’ sih?” aku melihat Ishaq yang cengar-cengir sendiri dengan mulut penuh makanan.

“Kalian gimana? udah nikah?” tanya Iskha.

“He-eh, kami udah menikah, dua tahun yang lalu,” jawab Yuyun.

“Hoo, trus? Udah ada momongan?”

“Udah dong, sekarang dijaga ibuku,” kata Yuyun. “Kalau kamu ngerti si culun ini kerja keras tiap hari garap aku sampe pinggang rasanya mau copot”

“Hei, kamu juga suka kan? Pekerjaan bikin anak itu emang pekerjaan yang menyenangkan,” kata Doni.

“Enak di kamu tapi rempong di aku iya,” kata Yuyun sambil menyenggol bahu Doni.

Aku ketawa mendengarnya.

“Iya, dia itu kalau sudah kepengen, nggak tahu waktu nggak tahu tempat,” ujar Yuyun.

“Udahlah jangan bikin aku malu,” protes Doni.

“Ini kenyataan yang pahit, terimalah!” kata Yuyun.

Doni makin menunduk.

“Hahahaha, oh btw, kalian berapa hari di sini?” tanyaku.

“Cuman sebentar. Habisnya lo nggak bilang nyet kalo udah pindah alamat,” kata Doni.

“Yeee…, kan aku nggak bilang harus ngasih tau kamu terus. Pertemuan kita terakhir kan udah aku bilang, aku mutusin kontak ama kamu,” kataku.

Doni tersenyum. “Ya aku bisa terima itu. Aku ke sini diongkosi bokap lo. Dia datang trus minta untuk jenguk elu nyet. Mama ama papa lo kangen. Apalagi hanya bisa lihat cucu mereka lewat foto. Terutama mama lo itu pas lihat foto anak lo, diciumin terus, katanya mirip kamu waktu kecil”

“Oh ya? Aku juga kangen ama mama, tapi tahu sendiri kan keadaan nggak mungkin,” kataku.

“Kabar papaku gimana?” tanya Iskha.

“Arthur Darmawan sekarang benar-benar bangkrut. Darmawan Group akhirnya dibubarkan, ia terkena kredit macet. Sahamnya anjlok, dan berterima kasih kepada Arci gara-gara dia perusahaan kita masih berdiri karena produk-produk yang ditinggalin olehnya bagus-bagus jadi dengan berbekal itu perusahaan kita masih teratas walaupun saham milik Arci akhirnya dijual,” kata Doni. “Dan Arthur Darmawan kini tak punya apa-apa lagi. Sorry for your dad”

“Aku tahu bakal seperti ini nantinya. Ini juga salah papa, seharusnya tak berbuat seperti itu,” kata Iskha. “Tapi yang tetap memendam rasa bersalah adalah aku.”

Aku mendekap Iskha. Aku cium ubun-ubunnya lalu kucium kepala anakku. “Sudahlah jangan dipikirkan. Semua bukan salahmu. Aku sudah bilang, bukan salahmu.”

Iskha mencoba tersenyum walaupun sulit. Kulihat wajahnya yang tersenyum itu. Dia menoleh ke arahku. Dia mengangguk.

“Kamu berapa hari di sini? Dari pada ke hotel mending ke rumah kami aja,” kataku.

“Serius?”

“Iyalah, rumahku selalu terbuka untukmu,” kataku.

Doni dan Yuyun akhirnya ikut nginap di rumah kami. Sekaligus menghemat ongkos, daripada nginap di hotel. Jangan pikir macem-macem tentang foursome, nggaklah. Kami setia ama pasangan masing-masing. Kami mengorbankan satu kamar buat mereka. Biarlah anggap saja mereka bulan madu di sini. Selama seminggu Doni dan Yuyun bersama kami, selama itu juga mereka banyak bercerita tentang mama dan papa, tentang Indonesia, tentang segala hal yang aku tinggalkan di sana. Walaupun aku sangat merindukannya, tapi aku tak bisa berbuat banyak. Aku akan tetap selamanya merindukannya, tanpa bisa kembali ke sana. Mungkin dua puluh tahun lagi setelah kasus kami dianggap berakhir. Tapi untuk sementara waktu, aku tak bisa kembali ke sana. Hidup dengan nama Ridwan Yuswanto akan aku jalani sampai dalam waktu yang cukup lama.

Kalian tahu, kenapa aku melakukan ini semua? Kenapa aku harus repot-repot pergi ke luar negeri segala? Ya, semuanya hanya gara-gara satu orang. Iskha. Iskha Kusumaningrum. Orang yang entah bagaimana aku bisa mencintainya. Mungkin Si Hello Kitty tidak sadar tapi aku mencintainya sejak pertama kali bertemu. Andai saja, Andai saja akumenerima tawarannya untuk lari dengan uang 3 Milyar itu, mungkin kejadiannya tak akan sejauh ini.

Aku bisa menyadari satu hal sekarang. Aku memang pernah pacaran dengan banyak wanita sebelum ini. Aku tahu kenapa mereka memutuskanku. Karena aku tak pernah perhatian kepada mereka, bukan karena mereka terlalu posesif, bukan. Karena memang sebagai orang yang mencinta ia pasti posesif walaupun kadarnya berbeda. Tapi perhatian yang aku berikan kepada Iskha adalah aku tahu dia adalah penyempurna cintaku. Inilah cintaku yang sempurna untuknya. Dia selalu berkata kepadaku bahwa aku adalah orang yang sangat mencintainya. Aku pun berkata dia adalah orang yang sangat mencintaiku. Sebuah cinta yang sempurna itu cukup sederhana sebenarnya keduanya saling mencinta dan keduanya saling berkorban. Apa yang lebih baik dari itu?

Thats it. That was Perfect Love.

Bersambung

Daftar Part

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *