Halaman yang Hilang Part 9
Jangan Pergi Senior!
—-POV WINRY—-
Setelah musim kemarau yang panjang, Hujan pertama di musim penghujan pun akhirnya jatuh membasahi apapun yang menahan lajunya. Aku selalu menantikan saat-saat dimana hujan turun seperti malam ini. Kutengadahkan muka menatap langit malam yang pekat dan kubentangkan tanganku kedepan menikmati setiap tetesan air hujan menyentuh tubuhku.
Hampir di setiap turunnya hujan, kubiarkan tubuh kecilku jadi bulan bulanan ribuan tetes air yang jatuh dengan derasnya. Karena di setiap tetesan air hujan, membawa kembali semua ingatan tentangmu. Seseorang yang dulu mengisi hari-hariku dengan penuh warna. Seseorang yang mampu mengusir semua kesedihanku setelah kepergian mama. Seorang yang kucintai setulus hatiku. Seseorang yang dulu kupanggil…. Senior.
Sambil memejamkan mata aku tersenyum saat tubuhku mulai basah karena air hujan. Hanya dalam guyuran hujan aku bisa menghadirkanmu, Karena kamu selalu datang bersama hujan, dalm hujan aku bisa mendengar suaramu, merasakan kehadiran ragamu disekitarku. Aku bisa merasakan pelukan hangatmu dari belakang tubuhku. Memelukku begitu erat, melepas rindu setelah musim kemarau yang panjang memisahkan kita berdua. Aku merasakan kepalamu bersandar di pundakku.
Hujan juga selalu hadir mendatangkan kenangan pada setiap tetesannya, menghadirkan rindu yang menggenang di dalam jiwa. Aku semakin tersenyum saat tetes-tetes air hujan mulai bercerita tentang aku dan kamu di masa lalu. Saat pertemuan pertama kita di hari pertamaku masuk SMA. “Kamu harus memanggilku ‘Senior’!!” Ucapmu saat itu. Ketika kutanyakan kenapa hanya aku yang harus memanggilmu seperti itu, dengan entengnya kamu membisikkan padaku “karena aku menyukaimu”.
Aku semakin terhanyut dalam kenangan kenangan indah saat bersamamu. Aku teringat saat pertama kali kamu ucapkan kata cinta padaku di depan gerbang sekolah yang awalnya kukira cuma candaan yang biasa kamu lakukan kepadaku. Aku ingat malam harinya aku sampai tidak bisa tidur karena ucapanmu. Saat itu aku masih tidak percaya, kamu seorang kakak kelas idola semua cewek di sekolah menginginkan cewek pemurung sepertiku untuk menjadi kekasihmu.
Aku ingat kencan pertama kita, kamu mengajakku ke puncak bukit M*** melihat pemandangan cahaya lampu-lampu kota dari ketinggian. Malam itu kamu menatapku begitu dalam. Saat itu hatiku meleleh hanya karena tatapan matamu yang indah tak kalah indah dengan bintang-bintang di langit malam hari itu. Dari tatapan matamu saat itu, aku jatuh cinta. Dari tatapan matamu, aku bisa merasakan ketulusan cintamu. Dari tatapan matamu aku melihat harapan-harapan yang ingin kugapai bersamamu. Dan dari tatapan matamu, rasanya aku bisa melakukan hal yang kuanggap mustahil bisa kulakukan. Di tempat itu juga kuberikan ciuman pertamaku kepadamu. Malam itu adalah salah satu malam terbaik yang pernah hadir di hidupku.
Aku teringat hari-hari yang indah bersamamu setelah kencan pertama kita. Saat kamu meracuni otakku dengan berbagai manga dan anime. Saat kamu mengajakku menghabiskan hari mingguku yang berharga hanya untuk maraton menonton serial anime favoritmu, NARUTO SHIPPUDEN di dalam kamarmu dari pagi sampai malam hari. Aku teringat dengan semua hal konyol yang kamu lakukan saat jalan berdua bersamaku, yang selalu membuatku malu dilihat banyak orang. Padahal kamu tau, aku paling tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Aku ingat pertengkaran pertama kita. Aku ingat tangisan pertamaku di pelukanmu saat aku teringat tentang mamaku. Aku ingat kebiasaanmu yang selalu mengacak-ngacak rambut pendekku yang selalu membuatku kesal. Tapi kamu malah tertawa bahagia karena kamu sangat senang membuatku kesal.
Aku teringat ketika suasana dingin di sore hari karena hujan, kita berpelukan di dalam kamarmu. Saat itu berkali-kali kamu ucapkan “love you” di setiap kecupan bibirmu pada bibirku. Aku juga teringat Hari itu tanpa ragu untuk pertama kalinya kupersembahkan diriku seutuhnya untukmu yang sangat kucintai. Kita semakin terhanyut dalam suasana, kita menghabiskan waktu dalam cumbuan. Kita menyatu dan tengelam dalam setiap desahan. Melepaskan semua rasa yang ada sampai malam tiba. Setelah itu kukatakan kepadamu “jangan pernah meninggalkanku senior”. Lalu kamu cium keningku dan berkata “mulai sekarang kamu adalah seluruh masa depanku”
Aku ingat Hari-hari setelah hari itu kita semakin intim. Kamu memberiku hari-hari terindah dalam hidupku. Hari-hari penuh cinta dengan segala warna-warni keindahannya. Berdua kita Mengukir kenangan-kenangan manis dan merangkai mimpi-mimpi indah bersama. Aku percaya kalau kamu adalah cinta pertama dan terakhirku.
Dalam sekejap saja hujan membuatku mengenang banyak hal saat bersamamu. Itulah kenapa aku sangat menantikan turunnya hujan setelah sekian lama.
Tetapi hujan tidak hanya membawa kenangan manis, pada akhirnya hujan juga membawa kenangan pahit yang menorehkan luka menganga di hatiku. Aku menyukai hujan tapi juga sangat membencinya, karena hujan yang telah merenggutmu dariku.
Aku menangis seiring dengan hujan yang semakin mereda. Rasa sesak yang teramat sakit di dada ini datang lagi. Perasaan dimana hatiku hancur berkeping-keping saat menyadari bahwa kamu yang dulu kucintai sepenuh hati kini telah pergi dari hidupku. Air mataku semakin mengalir deras saat hujan memaksaku untuk mengingat kembali hari terakhirku bersamamu.
Banyak orang mengatakan kalau firasat seorang wanita itu selalu akurat. Perasaan seorang wanita ketika mencemaskan sesuatu yang buruk dipercaya sebagai firasat yang mungkin bisa terjadi. Dan memang aku lebih peka dengan hal-hal seperti itu. Hari itu firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi, hari itu perasaanku menginginkamu untuk tidak pergi. Karena aku merasa jika aku membiarkanmu pergi, aku tidak akan bertemu denganmu lagi.
Seandainya hari itu aku percaya dengan naluriku. Seandainya aku tau kalau hari itu adalah hari terakhirku bersamamu, sekuat tenaga aku akan menahanmu untuk tidak pergi.
.
.
♪ Jangan Pernah Pergi Lagi
.
.
FLASHBACK HAMPIR TIGA TAHUN YANG LALU
“Love You” ucapnya sambil tersenyum menatapku.
Namanya Bintang, tapi dia memintaku memanggilnya Senior. Dia memintaku memanggilnya seperti itu bukan karena memang dia seorang kakak kelas, tapi alasan dia memintaku memanggilnya ‘senior’ adalah karena dia menyukaiku. Alasan yang aneh bukan?. Aneh seperti orangnya. Dia semakin kelihatan aneh karena menginginkan cewek pendiam sepertiku untuk menjadi ceweknya. Ya, Bintang adalah kekasihku. Kami sudah menjalin hubungan romantis selama hampir enam bulan.
Dia adalah cinta pertamaku. Semua orang di sekitarnya begitu mengaguminya. Bukan hanya karena wajahnya yang tampan, tapi dia juga sangat baik kepada siapapun. Para guru di sekolah memuji kepintarannya dan cara dia berorganisasi. Banyak yang percaya kalau Bintang suatu saat nanti bisa mengubah banyak hal. Orang-orang suka padanya, dan aku…. aku sangat mencintainya.
Badannya yang lebih tinggi dariku membuatku harus mendongak untuk menatapnya. Wajahnya begitu dekat, meskipun pernah lebih dekat daripada sekarang ini. Setelah semua yang telah kami lalui dan yang telah kami lakukan bersama, kedekatan ini masih membuatku tidak nyaman. Masih membuatku salah tingkah ketika tatapan matanya yang tajam menatapku begitu dalam. Namun kadang kala, tatapan matanya itu terasa begitu nyaman. Sebuah perasaan yang begitu membahagiakan, salah satu perasaan terbaik yang pernah kurasakan selain pelukan hangat darinya.
Perasaan dekat dengan seorang yang dicintai memang terasa begitu aneh dan menyenangkan secara bersamaan. Inilah cinta. Cinta membuatku bisa merasakan banyak perasaan meskipun hanya lewat tatapan matanya. Bahkan tatapan matanya pernah membuat tubuhku rela melakukan apapun perintahnya kepadaku. Seperti sharingan milik klan Uciha yang bisa menghipnotis, aku hanya bisa pasrah menerima apapun yang ingin dia lakukan kepadaku.
Di balik tembok tinggi pagar sebuah rumah mewah di ujung blok K komplek perumahan aku berdiri. Rumahku tak jauh dari sini, hanya berjarak sekitar tujuh rumah dari ujung jalan dan masih di blok yang sama dengan rumah besar dibelakangku ini. Namun kupastikan keberadaanku disini sudah cukup jauh dari rumahku. Cukup jauh agar orang-orang di rumah terutama papa tidak tahu jika aku sedang berada disini, bersandar pada sebuah tembok pagar berwarna biru berhadap hadapan dengan satu tangannya menyentuh tembok terlihat seperti sedang memojokkanku, seakan dia punya kuasa akan diriku.
Posisi kami berdua seperti ini terlihat begitu romantis, aku hanya berharap posisi ini tidak berubah menjadi lebih erotis. Tetapi wajahnya yang semakin dekat dengan wajahku membuatku semakin pesimis. Karena dia sudah terbiasa tiba-tiba mencium bibirku tanpa terlebih dulu meminta persetujuan dariku. Bintang masih menatapku dan baru saja mengucapkan kata cinta untukku. Namun,
“Kamu sudah mengatakannya lima kali Senior” Balasku kepadanya.
“Kalau gitu, aku akan mengatakannya kepada cewek lain saja” Ucapnya dengan begitu mudahnya.
“Ya sudah sana!” seruku” Katakan kepada semua cewek cewek cantik yang selalu nempel dilenganmu” kemudian memalingkan wajahku kesamping. Dia pasti bisa melihat wajahku yang sedang cemberut.
Aku tau dia sedang menggodaku. Dia pernah mengatakan kalau dia merasa senang dan bahagia jika berhasil membuatku cemburu. Katanya, itu tandanya aku sangat mencintainya dan takut kehilangan dia.
Minggu lalu aku tak sengaja melihat dia duduk diapit dua cewek disamping tubuhnya ketika dia sedang rapat Osis. Kedua cewek itu memang selalu kulihat bersamanya saat Osis mengadakan acara. Namun apa yang kulihat minggu lalu membuatku geram, kedua wanita itu terlihat begitu centil dan kegatelan duduk disebelahnya. Bahkan dengan jelas kulihat cewek itu sengaja menggesekkan payudaranya yang besar di lengannya.
Aaahhhhh !! ingin rasanya kulabrak mereka. Padahal dia sudah memperkenalkanku sebagai ceweknya kepada semua anggota osis. Semunya juga sudah tau kalau aku adalah ceweknya, karena kami selalu terlihat bersama-sama. Namun saat itu Mira sekuat tenaga menahan emosiku dan berusaha menenangkanku. Memang sudah resiko punya cowok yang begitu populer, pasti banyak fansnya dan banyak yang deketin. Bahkan Mira sangat iri denganku. Apalagi Bintang termasuk cowok yang sangat aktif di Osis maupun Ekskul Pecinta Alam. Semua cewek pasti gatel ingin mendekatinya dan menunggu kesempatan untuk dilirik olehnya. Termasuk cewek cewek yang cantik, tinggi, dan sexy yang ada di organisasi itu. Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. pfttt.
“kamu masih marah? ” tanya dia “kamu boleh percaya dengan apa yang kamu lihat minggu lalu, tapi aku ingin kamu percaya dengan apa yang kamu yakini selama ini, bahwa Aku hanya milikmu sayang, hatiku ini seluruhnya milikmu dan hanya untukmu. ”
Kemudian Bintang meraih tanganku dan diletakkannya di dadanya.
“kamu merasakannya?” Tanya dia “Begitu kerasnya detak jantungku saat bersamamu”.
Aku memang bisa merasakan detak jantungnya yang menderu di telapak tanganku.
“aku seperti ini hanya saat bersamamu, karena kamu spesial untukku” Ucapnya “Selalu ingat detak jantungku, dan kamu akan tau betapa berartinya kamu bagiku, aku sangat mencintaimu Win. Aku sungguh-sungguh mencintaimu”
Ada apa dengan dia hari ini? dia sungguh berbeda, hari ini dia terlalu banyak mengatakan cinta untukku. Dia memang cowok yang romantis, tapi tidak pernah seromantis ini.
Aku memang sempat marah kepadanya setelah apa yang kulihat minggu lalu. Tapi Aku percaya dengan kesungguhannya mencintaiku. Benar yang dikatakannya, Aku marah karena aku mencintainya, aku cemburu karena aku takut kehilangan dia. Dan aku tidak ingin merasakan kehilangan lagi setelah mama pergi meninggalkanku untuk selamanya.
kutatap wajahnya. Senyum diwajahnya kulihat semakin lebar. Kemudian dia mengusap rambut diatas kepalaku.
Dia selalu melakukan itu, dan aku selalu membenci saat dia melakukannya. Karena membuat rambut pendekku terlihat berantakan dan acak-acakan. Kalau rambut pendek Yui Hirasawa salah satu tokoh favoritnya di serial K-On! berantakan, dia masih akan terlihat imut. Sedangkan jika rambutku yang acak-acakan, aku akan terlihat seperti Samara, sosok hantu menyeramkan di film hororr populer The Rings dengan rambut lusuh yang menutupi wajahnya.
Wajahnya yang sudah dekat kini semakin mendekat. Seketika jantungku berdetak kencang, apalagi kini Bintang memiringkan wajahnya sambil tetap menatapku. Dia akan menciumku? Di tempat seperti ini? Gawattt. Meskipun ini bukan pertama kalinya kami saling mempertemukan bibir kami, tetapi kami tidak pernah melakukannya di pinggir jalan umum seperti ini. Tapi aku tidak bisa menolaknya, aku hanya diam terpaku menantikan apa yang akan dia lakukan kepadaku.
Saat wajahnya sudah semakin dekat, kututup mataku. Perlahan aku merasakan hembusan nafasnya di wajahku. Dia pasti juga merasakan hembusan nafasku yang memburu di wajahnya. Aku semakin kacau dan bergetar menantikan tiap detik waktu berputar. Tetapi saat beberapa detik waktu berlalu aku tidak merasakan apa-apa. Aku tidak merasakan bibirnya yang lembut di bibirku. Perlahan kubuka mataku.
Kulihat dia sudah menjauhkan wajahnya dan tersenyum menatapku.
“Kamu sungguh mau melakukannya? di sini? Ckckck amazing, kamu benar benar cinta sejatiku ” Ucapnya kemudian dia tertawa sangat puas setelah berhasil mengerjaiku. Aku sangat terkejut, dia pasti bisa melihat wajahku memerah.
“SENNNNNIIIIIIIIOOORRRRRRRRRR”
Dia masih tertawa puas sambil menatapku. Aku sangat kesal dan malu kepadanya, pasti dia tadi melihat ekpresiku yang terlihat seperti sedang mengharapkan ciuman darinya. Ohh tidak… aahhhhhhh, membayangkan hal itu membuatku semakin kesal dan memasang muka cemberut dihadapannya. Gemas sekali rasanya, kenapa sih dia selalu menggodaku? Menyebalkan.
TINN! TINN! TIIINNNNN!
Suara klakson mobil mengagetkan kami berdua. Mobil itu cukup dekat dengan kami. Mobil itu sudah sejak tadi parkir di pinggir jalan sebelum tikungan menuju blok K. Kulihat dia reflek menoleh ke arah mobil yang ditumpangi teman-temannya dari ekskul pecinta alam, sampai dia menurunkan tangannya yang daritadi memegang tembok. Sedangkan aku tak sedikitpun berpaling dari wajahnya. Entah kenapa saat itu aku tiba-tiba memegang tangannya begitu erat. Dia menatapku lagi.
“Jangan pergi Senior!! .” Ucapku. Entah kenapa aku tidak rela dia akan pergi mendaki bersama anggota ekskul pecinta alam yang lain.
“Aku harus pergi sayang, dua hari gak bakal terasa lama kok. Aku janji saat pulang nanti, kita nonton anime lagi seharian, asal…”
“apa?” tanyaku. Kemudian dia membisikkan sesuatu kepadaku. Wajahku langsung memerah dengan apa yang dia bisikkan. lalu kucubit perutnya.
“Mesum” Seruku kesal “bukankah ini saat yang gak tepat untuk mendaki?” tanyaku.
“Kami sudah lihat ramalan cuaca kok. Beda dengan cuaca disini yang akan hujan selama satu minggu penuh. Tapi Disana hujan gak akan turun sampai dengan tiga hari kedepan” Jelasnya “tiga hari lagi kita bertemu lagi disini. Aku akan datang bersama hujan” Ucapnya lalu tersenyum.
TINN! TINN! TIIINNNNN!. Suara klakson mobil terdengar lagi. Semakin kugenggam erat tangannya seolah masih tidak rela membiarkan dia untuk pergi.
“Mereka sudah menungguku” Ucapnya.
“Please jangan pergi, biarkan mereka pergi tanpamu” Ucapku masih memohon agar dia tidak jadi pergi. Rasanya begitu berat untuk melepaskan tanganku dari tangannya.
Kami saling berpandangan. Kemudian dengan cepat dia melingkarkan tangannya di pinggulku, menarikku agar lebih dekat dengan tubuhnya lalu tiba-tiba dia menciumku. Kurasakan bibirnya yang lembut. Kami tenggelam dalam deru nafas yang memburu. Setelah ciuman kami terlepas, kupeluk tubuhnya begitu erat. Aku dan Bintang menyatu dalam sebuah pelukan yang begitu hangat yang tidak ingin kulepaskan. Aku harap aku bisa membekukan momen ini dan tetap seperti ini selamanya.
“izinkan aku pergi” Ucapnya pelan di tengah-tengah pelukan kami. Dengan berat hati aku menganggukkan kepalaku untuk merelakannya.
“Bawa hatiku bersamamu saat kamu pergi” Ucapku setelah pelukan kami terlepas. Dia mengangguk.
“jaga hatiku saat aku tidak bersamamu” Jawabnya. Dan dia pun pergi dengan senyum di wajahnya. Aku tidak menyangka jika itu adalah senyum terakhir yang dia persembahkan untukku.
.
.
Selama dua hari aku merasa begitu cemas memikirkan Bintang. Hujan yang tidak pernah berhenti membut perasaan hatiku terasa semakin tak menentu sepanjang hari. Sampai akhirnya sebuah sms yang masuk di ponselku mengabarkan kalau pendakian tidak berjalan sesuai rencana. Hujan turun begitu deras di hari kedua saat mereka akan turun gunung. Dan Bintang tidak bisa bertahan karena hiportemia yang menyerang tubuhnya.
Tanganku gemetar hebat membaca pesan itu. Firasatku tentang hal buruk yang akan datang benar-benar terjadi. Kurasakan sesak di dada yang melilit hati. Seketika Aku merasa lumpuh dan tak mampu lagi berdiri. Aku menangis sejadi-jadinya di atas lantai kamarku. Jiwaku menangis merasakan kehilangan yang begitu dalam. Hujan telah merenggut paksa dirinya dariku. Dalam sekejap hujan menghancurkan kebahagiaan dan harapan yang telah kuukir bersamanya.
.
.
DUA HARI KEMUDIAN
Aku meratapi sebuah nisan batu bertuliskan namanya. Air mataku tak berhenti mengalir sejak dua hari yang lalu. Miranda tak henti-hentinya berusaha menenangkanku. Semuanya hitam. Pakaianku serba hitam. Mereka semua yang datang juga mengenakan pakaian serba hitam dan Ibu-ibu yang memakai kerudung hitam. Bahkan langit begitu gelap karena sedang mendung. Semua orang menatap pada satu tujuan, sebuah makam yang masih basah di depanku. Tempat peristirahatan jasadnya yang sudah kaku.
Aku tidak menyangka secepat ini cerita cintaku dengannya berakhir begitu tragis. Bukan sebuah akhir cerita yang kami inginkan. Impian menuliskan akhir cerita yang bahagia lenyap begitu saja. Rasanya seperti mempunyai sayap untuk terbang tinggi ke langit namun dipatahkan tiba-tiba. Kini dia sudah tiada. Meninggalkanku bersama duka dan rasa kehilangan yang begitu dalam. Kesekian kalinya aku dipaksa menangisi kepergian orang-orang yang kusayangi. Seolah ini adalah sebuah kutukan dimana aku akan selalu ditinggalkan oleh orang-orang yang kucintai.
Hatiku semakin hancur memikirkan setelah ini aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. Aku tidak bisa melihatnya lagi di sekolah. Aku tidak akan pernah bisa melihatnya lagi di mana-mana. Aku tidak bisa lagi menatap matanya yang indah. Tidak bisa lagi kusentuh wajahnya. Tidak ada lagi senyum merekah yang selalu dia berikan untukku. Dan Takkan bisa kurasakan lagi hangat peluknya. Sekuat apapun aku menginginkan untuk melihatnya lagi, bahkan meskipun aku harus memohon kepada Tuhan sepanjang hari, aku tetap tidak bisa bertemu dengannya lagi.
Setelah kepergiannya aku selalu murung di dalam kamar. Aku terpuruk selama berminggu-minggu. Aku seperti kehilangan arah. Aku jatuh dalam kesendirian dan kesepian tanpa cintanya. Menangis setiap saat terkenang akan sosoknya. Air mataku jatuh tidak mengenal waktu, pagi, sore maupun malam, terus menetes setiap aku merindukannya. Sebuah rindu yang sangat menyesakkan dada yang terkadang terasa sangat perih.
Tidak kuat meratapi kepergiannya dan selalu terbayang kenangan bersamanya saat di sekolah, di akhir bulan yang sama aku memutuskan untuk pindah sekolah. Mira sahabatku juga ikut pindah agar tetap bisa bersamaku. Di sekolah yang baru itu aku bertemu dengan teman-teman baru. Kak Rega, Kak Adit, Kak Manda, Kak Ressa, Kak Amel dan lain-lain.
AKHIR DARI FLASHBACK
.
.
.
.
Mira mendatangiku, langsung memelukku. Hanya Mira yang tau cerita cinta manis berujung tragis ini. Aku menangis tersedu-sedu di pelukan Mira.
Senior….
Lihatlah aku.
Aku menangis lagi karenamu.
Aku menangis lagi dalam kesakitanku.
Rasa sakit di dalam hati ini seperti tidak pernah berujung
Kepadamu telah kutitipkan setengah hati ini
Dan kamu pergi dengan membawa hatiku bersamamu
Senior….
Tiada hari aku lewatkan untuk tidak merindukanmu
Walaupun rindu ini selalu menyiksaku
Sampai detik ini aku tidak pernah bisa berhenti mencintaimu
Meskipun cinta ini terasa begitu menyakitkan tanpamu
Senior…
Meskipun beda dunia tapi aku selalu percaya
Bahwa kita tetaplah sepasang kekasih yang sedang menjalin hubungan jarak jauh
Antara Bumi dan Surga
Meskipun begitu jauh jarak antara kita
Namun cintamu selalu melekat pada hati ini
Selamanya
♪ Takkan Pernah Bisa Lupakan Semua Cerita Kita
BERSAMBUNG
Hallo Gaiss, Disini Admin KisahMalah
Agar Admin Semakin Semangat Update Cerita Cerita Seru Seterusnya, Bantu Klik Iklan yang Ngambang ya.
Atau Gambar Dibawah INI
Atau Bagi Kamu yang suka bermain game Poker Online atau Gambling Online lainnya, bisa di coba daftarkan ya. Banyak Bonus dan Hadiahnya Loh.
Untuk yang Kesulitan Daftar bisa Hub Admin di WA untuk di bantu Daftar.
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂