Cerita Sex Belajar Ngewe Dengan Sepupu Perawan

Saat aku masih kuliah di semeter 2, ibuku sakit dan di rawat di RS kota Surabaya. KAu tinggal di lampung, lumayan jauh dari kota Surabaya.Karena sakit tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Karena semua adik2 ku masih sekolah. Dan aku memberikan usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.

Sepupuku (selanjutnya aku panggil Eva) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku menjawabnya seperti kakak sendiri.

Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Eva. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Eva, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, kalau sedang nonton TV, datang Eva dan nonton bersamaku, rupanya Eva belum tidur juga.

Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, saat kita nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (maaf udah lupa tuh judul filmnya).

Eh, Eva merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”

Terus aku jawab, “Eh .. kok tau ..?”

Rupanya teman Eva yang pacaran itu suka cerita ke Eva kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai vagina teman Eva sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk.

Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Eva nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak ..?”

Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih. Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih ..?”

Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah. Gimana .., mau nggak ..? ”

Eva berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya ..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘vaginanya’ jadi sakit. ”

Iya deh ..! jawabku.

Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya. Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Eva tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi.

Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai pemeriksaan vagina, dan terdengar suara desahan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menghentikan kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu.

Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesah. Kugosok-gosok bibir kemaluannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.

“Auw ..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan dapat memegangi tanganku.

Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh” desahnya

Lalu kutanya, “Gimana ..? Sakit ..? ”

Dia menggeleng dan tanpa kusadari, kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk mengerjakan kerjaku.

Sambil terus kukeluar-kewarganegaraan jariku, Eva juga tampak meram serta mendesah keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Eva memegang rudalku. Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desahannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing.

Hari berikutnya, aku dan Eva siap-siap membuka warung, adikku pada sekolah, sehingga hanya ada aku dan Eva di warung. Hari itu Eva jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai rok di atas lutut, hingga aku bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung.

“Nggak pa-pa Mas .., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.

“Lha kalo ada pembeli gimana nanti ..?” tanyaku.

“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok ..?” jawabnya.

Dengan udah kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan saat kulakukan di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Eva mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

“Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng ..?” katanya.

Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…”

Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang-kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku.

Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh ..! Stop dulu ya ..? ”

Aku elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, sampai kami segera memberlakukan kegiatan kami, kalo tidak bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.

Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang harusnya demikian merasa mengerti dan langsung masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga memegang batang kejantananku.

“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.

Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kemaluannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-orde jariku, terminal dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.

“Eehhsstt… eehhsstt… Ouw .., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-kebiasaan jariku.

Kumasukkan jariku lebih dalam ke liang kemaluannya dan dia mendesah lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.

“Kocokkannya lebih pelan dong ..!” kataku yang merasa terhenti.

Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku.

Dan akhirnya, “Oh .., oohh .. oohh .. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.

Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Eva. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, jarum suntik keluar dari batangku, terus menerus agar waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh bersama kocokannya.

Seperti pagi hari sebelumnya, kami menyatakan perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat memberitakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Eva datang sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin benar bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa memegang kemaluannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi. “Eh, kamu udah selesai mens-nya ..?” tanyaku.

“Iya, tadi sakit khan aku udah kramas, masa nggak tau ..?” katanya.

Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menuukkan jariku, dan dia tampak mendesah perlahan. Tangannya kini sudah membuka celana pendekku restleting, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga melepas ke bawah sebatas lutut.

Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya ..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki yang agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.

“Uhh .. esshh .. eesshh .. esshh…” begitu desahnya waktu kukeluar-lisensi jariku ke lubang senggamanya.

Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wEva dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Eva, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya.

Tapi, “Auw .. diapaain Mas ..? Eshh .. uuhh .. ”desahannya tambah mengeras.

“Maaf .., sakit ya ..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach ..! ” Sambil terus kuk Mencocokkan jariku.

Kulihat daging di lubangnya berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.

“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya ..?” pancingku.dll

Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya. “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich ..?” tanyaku.

Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.

“Ini nich .., kalo Mas kocokkan jarinya pas pancing ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”

“Mana .., mana .., oh ini ya ..?” Kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui dengan nama klitoris) dan dia semakin kuat menggenggam batang kemaluanku.

“Ahh. auu .. enakk Bu… eehh… aahh .. truuss Mass, terusiinn .. ohh ..! ”

Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. Dan akhirnya, “Uhh .. uhh .. uuhh .. ahh .. aahh ..” dia mencapai klimaks.

Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan.

Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak ..? Pasti lebih enakan ..! ”

Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera berubah posisiku menjadi miring tidur sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kebudayaan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesah-desah.

Kudorong lebih dalam, berusaha berusaha gerakanku dengan memegang batangku. Namun nafsu yang lebih mendominasi nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

Kutekan lagi dan, “Auuwww .. ehh ssaakkiitt ..!”

Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam diam dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.

“Gimana, sakit ya .., mo diterusin nggak ..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.

Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara.

Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

“Gimana .., sakit nggak .., kalo nggak lanjut ya ..?” tanyaku.

“Uhh .. tadi sakiitt sich… uhh. geelii .. ”begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan.

Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Eva tampak menutup berusaha berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya Eva, wah rasanya sungguh nikmat. Aku mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama Eva, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di belum liang keperawanannya.

Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku.

Dia semakin bergelinjang sambil mendesah agak keras. Akhirnya berjalan setelah lebih dari 10 menitan, kaki Eva berada di pantatku dan kurangi pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot .. crot .. crot ..” air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kemaluannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula.

Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desahan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua sedang tidur di kamar masing-masing.

Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich ..!”

Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya.

“Wah, bisa hamil nich anak ..!” pikirku.

Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumah. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya again dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula.

Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak horny. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi.

 

Tamat

IKLAN PROMO BONUS DALAM 1 WEB

DAFTAR DISINI

PROMO GIVEAWAY & VOUCHER BONUS 100% MARET 2022

 

GIVE AWAY SLING POUCH BAG EXCLUSIVE | LAPAK POKER

 

BONUS BOLA PETIR LAPAK POKER

 

BONUS 100RIBU RUPIAH UNTUK SEMUA MEMBER BARU

 

DAPATKAN BONUS TAMBAHAN DEPOSIT HINGGA 5% SETIAP HARI

 

BONUS CASHBACK MINGGUAN 3% SLOT & LIVE CASINO

 

EXTRA BONUS JACKPOT LAPAK POKER

 

EVENT FREE CHIP TURNOVER HARIAN

 

BONUS RAKEBACK / ROLLINGAN MINGGUAN HINGGA JUTAAN RUPIAH

 

DAPATKAN BONUS LUCKY SPIN LAPAK FORTUNE SETIAP HARI

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *