Cerita Lama Sungai Hitam Part 13

Surprise pertama yang diberikan oleh Aisya padaku adalah. Mungkin ini adalah impian banyak pria. Pagi-pagi aku terbangun karena ada sesuatu pada penisku. Ya, Aisya lagi berbaring telungkup di depan penisku. Menjilati kepala penisku dengan lidahnya. Menjepit kepala penisku dengan mulutnya yang mungil. Aku tersenyum menatapnya. Aisya pun tersenyum nakal padaku. Sambil tangannya meremas buah zakarku. Dijilatinya batang kemaluanku dengan lidahnya yang hangat. Hmm, nikmat banget pagi-pagi dibangunkan dengan cara begini. Aku memejamkan mata menikmati jilatan dan ciumannya. Penisku yang setiap pagi memang selalu tegang. Kini akhirnya mendapat “hadiahnya” Tidak perlu waktu lama sampai aku berejakulasi dalam mulut Aisya dan Aisya menelan seluruh spermaku sesudahnya dibersihkan sisa-sisa spermaku di sekitar penisku oleh mulutnya yang kecil. Dengan tubuh bugilnya, Aisya memelukku erat. Kami berciuman beberapa saat lalu kami pun makan pagi.

Sehabis makan pagi. Aku sebelumnya sudah meminta Aisya untuk makan pagi sambil telanjang bulat. Aisya masih duduk di kursi makan ketika aku menghampirinya dari belakang. Aku gigit telinganya. Aisya mendesis. Lalu aku menyuruhnya untuk membuka lebar kakinya. Tanganku meraih vaginanya dari belakang kursi, sambil aku menjilati bagian telinganya. Kugerakkan jariku menggesek vaginanya. Kaki Aisya ingin menjepit tanganku. Aku melarangnya.
“Biarkan kakimu terbuka, sayang,” kataku. Aisya tidak jadi menutup kakinya. Dia membiarkannya terbuka diantara dudukan kursi. Dua jari kumasukkan ke dalam vaginanya yang tidak perlu waktu lama sudah basah. Aku menciumi lehernya yang terpasang choker. Aku hisap dalam-dalam. Membuat Aisya menggelinjang. Punggungnya bergerak-gerak maju mundur menikmati rangsanganku di leher dan vaginanya. Kugerakkan jariku dalam vaginanya. Menggesek-gesek dinding vaginanya. Beberapa tanda merah sudah terbentuk di lehernya yang putih.
“Kalo mau orgasme, minta ijin dulu padaku,” ujarku berbisik di telinganya.
Aisya menjawabnya dengan desahan kenikmatan. Satu tanganku kugunakan untuk meremas payudara kirinya. Meremasnya dari lembut menjadi agak keras…lalu kucoba sedikit lebih keras. Aisya tidak protes malah dia tambah menikmatinya. Terdengar dari rintihannya yang semakin memburu.
“Mas, aku mau keluar,” mohonnya.
“Jangan dulu, sebentar lagi,” perintahku. Aisya kembali menjawab dengan rintihannya.
Aku mempercepat gerakan jariku. Dan remasanku beralih ke puting susunya.
“Mas, aku uda ga tahan,” rintihnya.
“Sebentar lagi,” sahutku.
Pinggul Aisya sudah bergerak-gerak terus mengikuti irama jariku.
“Kamu boleh keluar sekarang. Biarkan kakimu terbuka,” perintahku.

Sambil menggengam tanganku yang jarinya ada di vagina. Aisya melenguh panjang, mengeluarkan cairan vaginanya, menyemprot basah dua jariku di dalamnya. Sesudah Aisya selesai orgasme, aku mengeluarkan dua jari basahku dan kuusapkan pada puting kanannya. Aisya tertawa dan kepalanya menyamping ke kanan, mencium bibirku.

Hari itu, kami saling menstimulasi tubuh kami masing-masing. Aku sengaja tidak bersetubuh dengan Aisya meskipun aku tahu dia sangat ingin sekali. Aku sengaja mempersiapkan tubuhnya agar begitu kami bersenggama, sensasinya akan terasa luar biasa. Dan Aisya pun tidak protes, dia sangat menikmati sesi-sesi kami hari itu.

Hari Senin, aku punya ide lebih gila lagi. Aku bawa Aisya ke kantor. Agar tidak mencolok, Aisya pake baju casual biasa. Celana panjang dengan kaos biasa. Semua staf karyawan kantorku, baik yang wanita atau pria, pada memandangi Aisya. Mungkin mereka heran siapa wanita ini, karena setelah Karen, mereka tidak pernah melihat aku bersama wanita lain. Kalo staf pria, aku yakin mereka pasti memandangi bongkahan payudara Aisya yang menantang dari balik kaos.

Di ruang kantorku, meja kerjaku cukup besar dan dibawahnya ada kolong meja yang cukup besar. Dan tertutup tidak terlihat dari bagian seberang meja. Jadi aku sudah merayu Aisya untuk melakukan blow job di bawah meja. Aku terobsesi hal ini ketika menonton salah satu film JAV. Adegan ini begitu menggodaku. Dan baru kali ini aku melakukannya. Ketika Aisya sudah di kolong meja, dan sedang mengoralku. Tiba-tiba sekretarisku menginterkomku.
“Pak, ini ada tamu yang sudah janji sama bapak ketemu hari ini,” katanya.

Aku sedikit tertegun. Aku lupa aku ada janji meeting. Namun seketika timbul keisenganku.
“Suruh masuk. Panggil Ikbal juga.”
Seorang wanita cantik muncul di depan kantorku. Dia menghampiri mejaku. Dia memperkenalkan diri.
“Saya Sarah, pak,” aku mempersilahkan dia duduk.
Tidak lama kemudian Ikbal masuk ke kantorku. Sialannya Sarah memakai rok mini yang ketika dia duduk, terlihat roknya lebih terangkat dan paha putihnya terekspos. Kalian tau, aku paling lemah dengan rok mini. Penisku semakin tegang dalam mulut Aisya. Aisya berusaha tidak mengeluarkan suara ketika dia menjilati dan mengulum penisku.

Ikbal dan Sarah jelas tidak menyadari ada seorang wanita sedang melakukan sesuatu dengan penisku di kolong meja. Aku pun berusaha untuk berbicara dengan menahan nafsuku. Bahkan kadang aku menahan birahiku dengan menggigit bibirku. Aku memang sudah memberikan kuasa kepada Ikbal untuk menangangi berbagai transaksi karena aku memang sudah percaya padanya. Aku berusaha menutup mulutku ketika Aisya sedang menghisap buah zakarku. Benar-benar sensasi yang belum pernah kurasakan, dioral di depan orang lain. Apalagi ditambah Sarah dengan rok mininya. Karena sensasinya yang luar biasa, penisku tidak lama sudah memuncratkan sperma ke dalam mulut Aisya. Kututup mulutku dengan kedua tanganku untuk menyamarkan ekspresi mukaku yang sedang berejakulasi. Sarah dan Ikbal tetap tidak menyadarinya. Sedangkan kurasakan lidah Aisya membersihkan sisa-sisa spermaku. Rasanya luar biasa.

Hampir seminggu sejak kejadian itu, Joko tiba-tiba menelponku. Ngomong-ngomong Joko sudah makmur sekarang. Dia punya beberapa toko kelontong. Walaupun dia tidak pernah mengatakan secara langsung, tapi aku tau Joko sangat berterima kasih padaku karena aku sudah meminjamkan modal untuknya. Dan aku pun sangat berterima kasih pada Joko dan Ira yang sudah selalu menemaniku saat kedua kali aku ditinggalkan Karen.
“Bro, gimana kabarnya? Uda lama kita ga ketemu,” katanya dari seberang sana.
“Sekarang gua baek-baek aja bro,” Mengingat aku dan Aisya selalu bercinta setiap saat dan bisa dikatakan dimanapun kami mau setiap ada kesempatan.
“Ada apa, man?” tanyaku. Tumben dia telpon.
“Sabtu ini Joyra mau ultah, man. Ke yang 17. Pestanya di ballroom hotel,” lanjut Joko. Tidak terasa Joyra sudah 17 tahun sekarang. Begitu cepat waktu berlalu. Terkenang ketika aku dan Karen mengunjungi Joko dan Ira di rumah sakit saat kelahiran Joyra. Kemudian Joko menyebutkan nama hotelnya. What!!! Tempat yang sama dimana dulu Keisya mengadakan ultah sweet seventeennya. Selesai menutup telepon. Terkenang pahitnya pengalamanku di hotel itu dulu. Sempat terpikir olehku untuk tidak akan datang. Terus terang, aku tidak mau mengulang traumaku dulu. Tapi bimbang juga, karena ini pestanya Joyra, anak dari sahabat baikku. Tiba-tiba muncul lagi keisenganku.
Ternyata trauma setelah 17 tahun lebih masih membekas. Kalo tidak timbul keisenganku, mungkin aku enggan datang ke pestanya Joyra. Aku menceritakan keisenganku pada Aisya. Well, seperti biasa Aisya awalnya menolak. Malu katanya. Tapi aku meyakinkan dia bahwa selama ini setelah permainan-permainan kami, akhirnya selalu Aisya mendapat kenikmatan atas sensasinya. Aisya pun mengakui hal itu. Akhirnya dia setuju. Rencananya, Aisya akan pake baju putih sebatas dada tanpa tali, tentu tidak pakai bra, belahannya terlihat sedikit. Tapi aku pilih bahan kain yang tebal sehingga putingnya tidak akan terlalu terlihat. Aisya juga pake rok pendek berenda-renda dengan pakai high heels. Tentu semua itu barang-barang mahal. Aku sudah kaya sekarang. Nah yang menarik. Aku akan memasukkan mini vibrator dalam vaginanya.

Malam itu, begitu masuk ballroom hotel. Terbayang kembali peristiwa beberapa dekade lalu. Tapi begitu banyak mata yang mengarah pada kami, pada Aisya terutama. Fokusku kembali ke penisku yang menegang. Aisya merangkul lenganku dan menempel pada tubuhku. Kucari-cari Joko dan menemukannya dekat kue ulang tahun. Joyra berdiri di sampingnya. Ternyata Joyra tumbuh jadi gadis yang cantik. Gaun ultahnya begitu indah. Aku memberi selamat pada Joyra. Dan aku memeluk Joko
“Selamat bro,” ujarku. Pandangan Joko beberapa saat menatap Aisya. Dia berbisik.
“Gila loe bro, siapa dia? Seksi banget,” pandangan Joko memperhatikan dari ujung atas sampai ujung bawah. Aisya terlihat malu. Tapi anehnya aku malah tambah kerangsang. Joko masih menatap Aisya ketika bersalaman sampai seorang wanita bergaun panjang dengan belahan di paha, mencolek pinggang Joko.
“Ira mana, ko?” tanyaku mencari-cari di sekeliling.
“Ah masa loe ga kenal gua lagi, bert?” tiba-tiba wanita di samping Joko yang tadi mencolek pinggang Joko bersuara.
“Ira?” aku kaget. Giliran aku yang memperhatikan dari atas sampai bawah. Ternyata Ira sudah tidak gemuk lagi. Bodinya ternyata aduhai juga. Padat berisi. Perubahan drastis yang luar biasa.
“Sori, kok loe jadi langsing. Seksi lagi,” itu kata-kata spontan yang keluar dari mulutku.
“Tau loe seseksi ini, gua ngincer loe dari jaman kuliah dulu,” kataku sambil tertawa. Aku mendapat tiga respons yang berbeda. Dari Ira, mesem-mesem mendengar kata-kataku. Joko menjitak kepalaku. Dan aku mendapat cubitan kecil dari Aisya.

Susunan acara tidak berubah, hampir kira-kira sama seperti ultahnya Keisya dulu. Hanya kini suasana hatiku yang berubah. Banyak pasang mata yang menatap montoknya Aisya. Apalagi ketika aku memutar volume vibrator ke level 1. Ekspresi Aisya yang menahan getaran, kadang mengundang pandangan aneh dari orang-orang sekitar. Jangan tanya teman-teman cowoknya Joyra, mata mereka hampir tidak berkedip kalo kami lewat di depan mereka. Maklum mereka masih abg, jelas Aisya adalah pemandangan yang menggiurkan untuk mereka. Sekali lagi aku bangga dan aku terangsang sekali menikmatinya. Beberapa kali Aisya mencengkeram lenganku kuat ketika aku memutar vibrator ke level 2.

Dan yes, ada pesta dansa. Dulu aku tidak punya pasangan dansa tapi kini aku punya Aisya. Aku sengaja mencari posisi di tengah, ditengah banyak orang. Diam-diam aku putar vibrator ke level 3. Aisya langsung memelukku erat. Dadanya yang membusung menempel ketat di tubuhku. Kurasakan putingnya mengeras. Kupeluk pinggangnya erat. Mungkin karena sangat terangsang. Aisya meletakkan kepalanya di pundakku dan kadang menekan rintihannya di pundakku. Dengus nafasnya yang memburu terasa sekali di leherku. Kuperhatikan walaupun semua pria yang berdansa dengan pasangan mereka tapi mereka seringkali melirik ke Aisya. Aku bangga sekali Yes pesta kali ini berhasil kumenangkan. Selain Joyra yang ultah, menurutku Aisya adalah prom queen-nya dan aku yang berdansa dengan prom queen. Kemenangan besar buatku, aku berhasil menebus “keterpurukanku” di sebuah pesta sweet seventeen. Penisku yang tegang semakin menekan selangkangan Aisya.

Malam itu aku pulang dengan penuh rasa kemenangan. Sesampai di rumah, ketika Aisya sudah membuka pakaiannya hanya tertinggal celana dalam. Kusapu jariku di selangkangannya.
“Basah sekali, Aisya,” godaku.
“Mas sih nakal,” Aisya malu-malu memukul lenganku. Aisya berdiri di pinggir ranjang. Aku duduk di tepi ranjang. Pelan-pelan aku peloroti celana dalamnya. Aku keluarkan vibrator dari vaginanya. Aisya terlihat lega tapi wajahnya memperlihatkan ekspresi horny.
“Kerangsang ya?” godaku lagi.
“Emang mas ga kerangsang?” tanyanya balik. “Hmm mungkin karena mas tergoda ama mbak Ira ya?” cetusnya sedikit cemberut.
“Lho apa hubungannya ama Ira?” tanyaku heran.
“Tadi kan mas bilang kalo mbak Ira seksi, mas mau jadiin dia pacar,” terlihat mimik cemburu di wajahnya.
Pantesan tadi dia mencubit lenganku. Ternyata Aisya cemburu toh. Wajar sih, kan dia menganggap dirinya adalah milikku seutuhnya. Tentu saja dia juga ingin aku adalah miliknya.

Aku tersenyum hangat pada Aisya. Langsung aku rebahkan Aisya di ranjang. Aku melumat bibirnya. Aisya membalas tidak kalah liarnya. Aku membuka seluruh pakaianku. Dan langsung kuhujamkan penisku ke dalam vaginanya. Efek dari menahan-nahan nafsuku selama pesta tadi. Seperti kubilang, orgasme yang tertahan itu efeknya luar biasa. Pinggul Aisya bergerak-gerak seakan-akan dia ingin seluruh dinding vaginanya merasakan tegangnya batang kemaluanku. Aku pun menggerakkan dengan cepat penisku naik turun. Tidak lama kemudian Aisya pun klimaks dengan dahsyat. Rintihannya terdengar merdu di telingaku. Seperti dengan Karen, aku selalu bisa menahan ejakulasi agar aku tidak keluar di dalam. Tidak lama kemudian, aku pun menyemprotkan spermaku di payudara kanan Aisya. Peju kentalku membasahi payudaranya yang montok dan putingnya.

Aisya tertidur di sampingku. Aku menyalakan sebatang rokok. Mungkin aku lupa cerita, aku mulai merokok ketika kedua kalinya Karen meninggalkanku. Rokok dan minum di bar Rio salah satu pelarianku. Kini aku punya Aisya. Kalo kuperhatikan aku begitu mendominasi Aisya, bisa dibilang aku juga agak mendominasi Mary ketika kami “bercinta” tapi mungkin waktu dulu aku masih muda jadi tidak terlalu kentara dengan Mary. Tapi sangat terlihat kentara sekali ketika dengan Aisya. Kupandangi wajah Aisya yang sedang tertidur. Begitu sensual. Tapi aku tidak pernah bisa begitu mendominasi dengan Karen. Aku tidak tahu kenapa.
Ketika rokokku sudah hampir habis. Tiba-tiba telepon wirelessku berbunyi. Aku kaget. Siapa yang menelponku malam-malam. Kutekan tombol on.
Terdengar suara yang tidak jelas diujung sana. Suara seorang wanita yang parau seperti lagi menangis.
“Bert, papi meninggal,” begitu ucapnya.

Bersambung

Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂

Daftar Part

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *