Cerita Erotis

Cerita Erotis Kamu Dia Mereka Season 2 Part 36

Perubahan mood ku karena kehilangan marissa bagaimanapun akan tampak oleh Tiara, dengan aku yang lebih banyak merokok dan kerap termenung di teras kamar, serta tak berminat menerima ajakan tiara untuk berhubungan badan.

Pagi ini aku bangun dengan perasaan dan mood masih sama seperti kemarin, sebetulnya aku juga nggak ngerti di hadapanku jelas-jelas ada cewek cantik yang udah mendampingiku sekian tahun bersama dan gak kalah sexy serta cantik dari marissa, bahkan dari sisi tampang tiara lebih cantik. Tapi tetap ketika secuil hatiku sudah kuberikan, kehilangan marissa tetap menyisakan suasana muram pada diriku.

“mas… Bangun sayang..” tumben sih kamu bangun agak siang

“lagi capek aja..”

“Minggu ini stress kerjaan ya kamu?”

Aku mengangguk dan mengecup bibir tiara sekali.

“Mas.. kita jalan yuk” ajak tiara pagi ini

“kemana?”

“udah nanti aku arahin, habis itu kita mampir tempat mama”

“boljug” kataku setuju daripada kepikiran marissa, mendingan jalan sama sama cewek cantik ini yang jelas-jelas udah menyerahkan dan mengabdikan hidupnya untuk aku

Aku segera mandi dan bersiap, tiara membawa ale dan axl bersama kami.

“mau kemana sayang?”

“kamu inget gak, waktu kawinan anak buahmu si Juan?”

“iya..”

“aku mau lihat-lihat rumah di sana?”

“Buat apa?”

“buat invest lah..”

“okey.. tapi itu kan tangsel?”

“gk ada masalah kan?”

Sampai sana kami berkeliling area itu sekali kemudian memutuskan menuju kantor pemasaran yang dibangun dengan luar biasa mewah,

“Hi ibu, Bapak, kenalin aku Airin..” seorang gadis menyambut kami

“Tiara..”

“Andre..”

sosok gadis berkulit coklat terang, dengan rambut hitam sebahu, berpakaian three pcs suit khas orang kantoran dan sepatu kerja berhak tujuh centimeter berwarna hitam dan yang paling aku notice adalah toketnya yang rasanya terlalu berat bertengger di gadis berusia gk lebih dari 28 tahun ini dengan berat paling juga sekitar 45-50 kg sudah termasuk sepasang barbel yang dibawa di dada dan tingginya kurang lebih 155. Semog adalah kata yang tepat menggambarkan sosok gadis ini.

“Bu Tiara dan Pak Andre, apa nih yang bisa Airin bantu?”

“Mbak Airin, aku mau beli rumah, rencana bukan buat ditempati, tapi buat invest.” Kata tiara

“nah kebetulan kami ada buka beberapa cluster baru, bu Tiara. Sebentar ya aku ambilin brosurnya dan siteplannya ya..”

Airin kemudian beranjak meninggalkan kami, ketika tiara sedang melihat ke arah lain aku sempatkan menengok ke arah Airin dan OMG itu pantat…

Dia kembali dengan senyum mengembang dan duduk dihadapan kami kembali, Ya ampuuuun itu toket.. seperti hendak keluar dari blaser yang digunakannya.

“ini bu, Pak…silakan dilihat,” katanya seraya membuka brosurnya dan menyodorkan ke tiara dan kepadaku

Kami berdua memperhatikan brosur itu dan kemudian tiara segera terlibat pembicaraan dengan airin, beberapa kali airin mencoba menunjukkan area-area rumah di siteplan yang ada di depan tiara, tangannya menjangkau agak jauh. Saat itulah, toketnya seolah-olah diletakkan di meja. Anjiirrrr toketnya bisa sampe di taruh di meja… sumpah jumbo banget.

“Mas, jadi gimana. Pilih yang beli kavling aja trus nanti mereka bantu bangun sesuai beberapa gambar mereka dengan mofikasi dari kita, atau beli yang seragam semua rumahnya ini.”

“blom tau sih, bisa lihat lokasi dulu ngak mbak?”

“bisa banget pak Andre, sebentar saya siapkan kendaraannya ya..”

Kemudian airin kembali meninggalkan kami dan aku lagi-lagi berkesempatan melihat pantatnya yang eeeuuugggghhhhh…..

“Mari Bu Tiara dan Pak Andre, mobilnya udah siap”

Sebuah nissan serena keluaran terbaru ada di lobby dan kami segera dibawa menuju lokasi. Beberapa lokasi sempat kami tandai dan sepanjang perjalanan aku selalu memberikan kesempatan tiara berdiskusi dengan airin, aku lebih memilih berjalan dibelakang mereka sambil menggendong Axl dan menuntun Ale. Tentunya aku juga gak menyianyiakan kesempatan memandangi pantat airin yang rasanya bisa aku garap semalaman tanpa rasa bosan sempat kubandingkan dengan pantat tiara yang rata begitu aja sih hehehehehe

Sejenak aku membayangkan lagi doggy airin, pasti tuh pantat coklat sexy banget dan toketnya akan mengayun-anyun setiap kali menerima sodokanku.

Hari minggu ini kami habiskan untuk tour keliling beberapa perumahan lain di wilayah ini, untuk mencari tempat yang memiliki prospek paling bagus kedepannya. Akhirnya kami pulang dengan membawa setumpuk brosur untuk kami diskusikan lebih lanjut. Gk jadi mampir ke tempat Mamanya Tiara karena udah capek seharian keliling.

—————————————-

Hari ini adalah hari selasa setelah jum’at kemarin kami menarik Letter of Intent kami, anggota tim akuisisi meeting lagi. Di hari senin kemarin, seharian aku diganggu telepon dari tobi terkait deal fall ini, dia marah luar biasa dan menuduh kami mempermainkannya dengan trik trik bisnis kotor. Semua sumpah serapah ditujukan ke aku, semua aku terima dengan tenang. Saat ini adalah fase anger. Semua pihak marah. Gk ada yang bisa dilakukan, kata-kata garansi dan penghiburan gk akan mempan di tahap ini.

“gila gua habis dimaki sama pihak PT DDD sampai dikatain perusahaan sampah, segala” kata Pak Malik dalam meeting

“Apalagi gua? Itu auditor kita disana ngamuk besar, karena langsung dikunci ruangannya mereka gk bisa lagi masuk ke sana, malah PT DDD nolak bayar tagihan berikutnya” Kata Gladys

“aku juga, sampai dibilang perusahaan biasa jualan cabe mau nawar perusahaan real estate” kata bu Sandra

“gua sehari ditelepon lebih dari 7 kali sama Tobi, maki-maki gua udah bawa-bawa alat kelamin sama binatang. Hehehehehe…”

“loe otaknya kebalik ya ndre… semua orang udah stress disini, ngapain loe malah cengengesan kayak gitu?” kata Gladys.

“Gini teman-teman, ini fase yang wajar, mereka ada dalam fase anger, biarin aja… mendingan kita ketawa-tawa dulu hahahahaha” jawabku

“gila ini orang yah..” kata bu sandra

“tenang aja gk lama koq, sekitar seminggu atau dua minggu lagi, pihak bank akan telepon bu sandra, tawarin kesepakatan baru”

“Yakin kamu?” kata bu Sandra dengan nada meragukanku

“Kalau aku lihat proses denialnya yang cuma tiga hari sih harusnya yakin ya..”

“emang gimana sih secara psikologi?” kata pak malik.

“jadi gini pak, ketika kita menerima kabar buruk apapun, kita akan lalui 5 proses, yang pertama denial karena gk percaya dengan apa yang terjadi, disini mereka kaget biasanya diam merenung dan mulai menyalahkan diri sendiri. Kedua anger, mereka marah dan mulai cari kambing hitam, setelah menyadari bahwa marah gk ada gunanya mereka akan mulai tahap bargain, mereka akan telepon kita ngajak duduk bareng cari solusi terbaik. Tahap berikutnya adalah depression, karena solusi yang kita mau sangat pahit buat mereka, tapi mereka gk punya pilihan lain selain ambil. Tahap terakhir adalah acceptance, pasrah karena tahu bahwa gk mungkin melawan kita. Saat itulah kita akan menang….”

“Jum’at kita tarik LoI mrk denial, nah di hari senin mereka udah marah-marah, artinya denialnya cuma 3 hari dan saya yakin mereka semua gak tenang tidur di weekend kemarin, makanya angernya muncul cepat, tapi fase anger biasanya lebih panjang dari fase denial. Kalau langsung meledak biasanya angernya gak akan lama, kalau justru diam itu anger nya lama.”

“mereka semua meledak angernya” kata Pak Malik

“Ya berarti gk akan lama, lets wait for two weeks”

“gitu ya…??” Gladys

“harusnya sih kamu lebih tau, kan kamu juga ngalamin fase ini waktu dulu aku tinggal nikah hehehehehe”

“iiissshhh andre jangan buka rahasia dong ah…” kata Gladys pura-pura merajuk

“OK all. Saya udah putuskan sekarang taruh aja semua kerjaan kalian, kita mendingan pulang, ajak keluarga kalian jalan-jalan sembari kalian lepasin stress” kata pak momo sambil senyum senyum melihat timnya pada stress.

“Kalau mereka telepon, gimana Pak?” tanya bu Sandra ke Pak momo

“tetap terima dengan kepala dingin, gk usah dengerin sumpah serapahnya, tetap tenang aja. Kita kan udah tahu prosesnya dari andre tadi, jadi biarin aja, tapi please banget jangan tutup teleponnya. Kita nikmati marahnya mereka dikerjain sama kita hahahahahaha, I love this part hahahaha” kata Pak momo

“Siap Pak” kata kami hampir bersamaan

Kami merapikan meja kami dan masing-masing pada pulang. Meeting kami dibatalkan. Ketika sedang jalan di parkiran, Gladys menghampiri aku..

“ndre.. “ katanya merajuk dan menatap aku masih dengan muka stress sama seperti tadi di meeting

“iya imut…” kataku sambil acak-acak rambutnya

“i need sex”

“Really?”

“Now!! drive fast!”

Gladys memang ceplas ceplos secara dia hidup lama di state tambah dia penganut paham kesetaraan gender, jadi bukan hal tabu buatnya untuk ngomong butuh ngewe padaku.

“kan bisa nyewa,”

“lagi bokek, mending yang gratisan!”

“gilingan loe, kesannya gw cowok gratisan gitu?”

“kan loe gk mau gw bayar?”

“bener..”

“jadi kan gratisan, udah deh.. jangan kebanyakan ngomong, ikutin mobil gw”

“Okey… but no Lidia”

“No Lidia, sure”

Bersambung

List Part

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *