Cerita Erotis Kamu Dia Mereka Season 2 Part 29
Kami pun memberikan professional opinion kepada pak Momo untuk mendukung presentasi Pak Momo ke Pak AA. Meeting selesai 3 jam kemudian diakhiri dengan makan siang bersama di gazebo. Aku masih mencoba memahami berbagai informasi, jadi lebih banyak mendengar daripada bicara dalam meeting hari ini.
“Hi there” sapa Gladys
“Kita pernah ngedate?”
“xixixixi emang..”
“Fitnah tuh…”
“nggak koq, kita kan pernah makan siang bareng xixixixi”
“itu nggak ngedate kali..”
“Iya deh.. kalau gitu supaya aku gk bohong sama pak momo, artinya kita harus ngedate kan?
“hhhhhmmmm… depend on..”
“Just dinner?”
“at?”
“My apartment?”
“Then..”
“let see..”
“hhhm… first I have wife and family”
“Then?”
“I have sidechick too”
“means?”
“No time for you, darling”
“Okey.. tomorrow lunch at my apartment. I’ll give you hidden data related to your job bout this company”
“Hhhmmm… hard to say no then.”
“Okey lunch time, address sent. See your Whatsapp”
“Confirm”
“bye”
Gladys kemudian segera pergi dan gk lama kemudian aku juga pulang.
Sampai di rumah aku langsung masuk ruang kerjaku yang kemarin khusus disiapkan oleh Tiara dan sibuk menelaah semua data mulai dari Struktur Organisasi sampai dengan SOP HR, aku kemudian sibuk mencatat data apa saja yang aku perlukan, untuk besok siang kuminta dari Gladys.
Menjelang malam, ada WA dari Pak Momo
“Ndre.. be prepared, lunch meeting besok sama ownernya sana. Saya dan kamu dampingi Pak AA”
“Okey Pak. Siap”
”jam dan tempatnya nanti di WA aliyah ya”
“Siap Pak”
Gk lama kemudian notifikasiku berbunyi, WA dari Bu Aliyah
“Pak Andre, besok diminta dampingi Pak AA dan Pak momo lunch meeting di Hotel XX jam 11.15”
“Siap bu”
Aku segera cari tiara,
“Sayang besok siapin batik yang bagus yah, mau meeting sama owner perusahaan”
“yang mana mas? Lengan panjang atau pendek”
“hhhmmm.. mereka orang konstruksi” kataku dalam hati
“lengan pendek aja”
Kemudian aku WA Gladys
Cancel for tommorow, available for day after tommorow.
Noted day after tommorow, same time, same place.
=================
Jam 11 tepat aku udah ada di lobby hotel XX. Pakaianku batik celana bahan, sepatu kerja dan menurut tiara aku perlu menambahkan sedikit kelas pada penampilanku, Jam tangan Rolex Daytona melingkar pergelangan tangan kiriku, ini satu dari 3 rolex yang kumiliki, semuanya hadiah dari Janis.
Jam 11.20 Pak AA kulihat mobil Pak AA memasuki lobby dan aku segera menyambut Pak AA.
“Siang Pak”
“Siang Pak Andre, Pak Momo sudah datang?”
“itu di belakang Pak AA” kataku ketika kulihat Pak Momo masuk ke Lobby.
“Siang Pak AA, Siang ndre”
“Siang Pak Momo”
Langsung aja kita ke resto mereka katanya udah di sana” kaa Pak AA
“Siap Pak”
Kami masuk ke resto, dan duduk di meja yang sudah dipesan untuk kami. Setelah perkenalan yang terdiri dari jajaran direksinya, ternyata CEO mereka yang juga merupakan owner belum datang. Ini adalah pertemuan awal, selain kami dari wakil perusahaan masing-masing, hadir juga dua orang yang merupakan penghubung kami, Salah satunya Dirut Bank kecil yang kreditnya macet di PT ini.
“haduh bapak2 semua maaf saya telat ya…” seorang laki-laki dengan tinggi tak lebih dari 165an, tubuhnya tambun, berusia kira-kira 40 tahun, berkemeja lengan pendek dan celana bahan dengan sneaker, bergabung ke meja pertemuan ini dengan badan penuh keringat. Wajahnya snob.
Dalam satu jam pembicaraan kami selesai, dan dilanjutkan makan siang bersama.
Si CEO yang bernama Tobi ini menghampiri aku
“Demen rolex juga kowh?” katanya sembari menepuk pundakku
“nggak sih.. hehehe, jangan panggil kowh lah, gk pantes item gini hehehe”
“Semua juragan saya panggil kowh hahahaha”
“Saya bukan juragan juga Pak Tobi, masih jadi pesuruhnya Pak AA”
“Bener banget, kalau bossnya pesuruh emang pakenya Daytona sih hahahaha”
“Pak Tobi sendiri pake submariner hulk”
“Wah Pak Andre ngerti juga ya… hahahahaha”
“Sedikit pak..”
“Paling rare punya apa pak?”
“yang pasaran aja pak, paling juga Paul Newman”
“wow!! Rare banget tuh pak, yang seri apa?”
“panda pak.”
“statusnya preowned atau?”
“Unworn”
Dia langsung berdiri merogoh kantongnya.
“Nih Pak bawa pulang C300 saya, baru setahun pake, nanti malem bawain paul newmannya” katanya sembari meletakkan kunci mobil di meja
“wah, jangan, pak Tobi, banyak kenangan di jam itu. Itu hadiah pacar saya dulu pak. Kalau saya sendiri mana sanggup beli kayak gitu pak”
“boleh saya lihat Daytona Pak Andre?”
Aku lalu melepas jam tanganku dan memberikannya.
“Gila ini sih mint condition banget, gk ada baret sedikitpun”
“ini paling baru dua kali saya pake pak Tobi, biasanya pake GShock aja cukup hehehehe”
“Paling demen gw gaya kayak Pak Andre ini, merendah terus.. hahahahaha”
“Loh emang gk ada yang bisa dibanggain sih pak Tobi hehehehe”
“Bro, gw panggil bro aja ya, secara kita sesama penggemar rolex, hehehehe… bisa tolong ketik nomer telepon loe bro?” kata toby sembari menyodorkan HPnya ke aku
“Bisa bro..” kataku
“Okey, gw miss call ya..”
“Siipp.. udah masuk nih bro”
“kita keep kontak ya juragan..”
“sssipppp”
Jujur aku merasa sedikit beruntung, aku gk tau kenapa tiara taruh jam tangan ini di meja kamar untuk aku pake. Biasanya aku lebih memilih Invicta atau Breitling. Aku merasa rolex ini gk pantas ada di tanganku. Gk ada tampang pake rolex, semua orang akan pikir aku pake KW.
“Pak Andre..”
“Ya Pak AA”
“Bisa antar saya pulang?”
“Bisa banget pak”
“Kalau gk ada yang penting lagi dengan Pak Tobi, boleh sekarang pak?
“Siap Pak”
Kami berdua melewati meja Pak Tobi dan pak tobi memberi kode call ke aku.
Dalam perjalanan menuju rumah Pak AA, kami bicara.
“kalian cepat akrab ya hehehehe”
“Ngomongin jam tangan pak. Dia terobsesi rolex”
“hhhmmm… menurut pak Andre, dia orangnya bagaimana?”
“HHHmmm…”
“Pakai bahasa yang saya ngerti ya hehehehe”
“Baik Pak, begini singkatnya saja. Seleranya Michelin Star (restoran mahal-red), dompetnya Streetfood (warung kaki lima-red), agak aneh sebenarnya secara dia punya perusahaan senilai hampir 15 juta dollar. Jadi saya ambil kesimpulan ini perusahaan warisan papanya dan dia gk bisa jalankan dengan baik. saya lihat dari gesture, cara pakaian, pilihan merk baju dan sepatu. selain itu dia juga kurang bisa menghargai orang yang lebih tua. Pak AA dalam hal ini yang paling senior diantara kami, sama sekali gk mendapatkan respek yang semestinya”
“ada lagi?”
“dia gk terlalu tertarik dengan proses, tadi dia katakan beberapa kali ke timnya loe atur aja gw taunya duit masuk,”
“Trus?”
“Dia udah dikejar hutang, beberapa kali orang bank tadi coba dekati, sampai CEO banknya bilang tolong lah pak Tobi, dia menghindar dan melemparkan ke direktur financenya”
“ada lagi?”
“ini gk penting sih pak, tapi sebelum ke sini, kayaknya dia ada sama cewek, masih nempel bau parfum cewek di bajunya, cheap perfume”
“Hhhh… Okey. Soal warisan dan gk bisa jalankan perusahaan itu benar. Lalu soal gk tertarik proses juga saya rasa benar, saya juga menangkap hal yang sama. Lalu mengenai dikejar hutang, juga benar… bahkan cashflow mereka paling hanya cukup buat gaji karyawan dua bulan aja, lalu soal yang terakhir… itu salah.”
“Yang parfum cewek itu?”
“Yang pak andre pandang gk penting, buat saya penting karena dia terhitung cucu menantu saya. Dia suaminya Lidia, cucu saya yang pernah ikut pelatihan dengan Pak Andre, mungkin Pak Andre ingat”
“Kalau Bu Lidia saya ingat Pak, Beliau yang Direktur Finance di Holding Group kan?”
“Iya”
OOOOOoooo jadi si bangsat yang suka sabetin Lidia pake kabel charger itu si Tobi gila ini. Kataku dalam hati
“Pak Andre ada tukeran nomer kan sama Pak Tobi?”
“Betul Pak”
“perkembangan sekecil apapun infokan ke saya, dan kalau sampai keluar biaya, silakan reimburse billnya lewat tiur ya”
“Baik Pak.”
“Next Meeting Pak Andre ikut lagi, nanti tiur infokan ke Pak Andre”
“Siap Pak.”
“Okey kalau gk ada lagi, saya turun sini aja.”
“loh koq dijalan, pak? Kan belum sampai rumah Pak AA”
“Itu sopir saya ngikutin kita dari belakang”
Kulihat dari spion, GClass berada tepat dibelakangku. Dan aku segera berhenti.
“Makasih ya Pak andre buat tumpangannya”
“Hehehehe sama-sama Pak AA”
“Oh ya hari kamis, kalian meeting di rumah aja, Pak Andre gk usah bawa mobil. Tolong bantu saya rawat mobil saya. Kuncinya nanti ada di Tiur ya Pak”
WHAT!?
“Ooohh… Siap Pak”
“Thanks ya Pak Andre, sampai kamis”
“Sama-sama Pak AA, Sampai ketemu hari Kamis, Pak”
Kelihatannya Pak AA agak gatel-gatel naik Fortunerku ini hehehehehehe.
Bersambung