Cerita Erotis Hasrat di Sekolah Part 28

08:15
Muti :
“Jaka.”
“Ibu nanti mau pergi.”
“Pulangnya besok sore.”
“Mau nginep ga? Hihihi.”

Baru aja Gw bangun tidur dan membuka HP sudah ada WA dari Muti. Dengan sebuah kata “Okee.” Gw membalas pesan Muti dan langsung bersiap-siap diri dan lalu menuju ke rumahnya. Setelah beberapa menit mengendarai motor hingga Gw sampai di depan rumah Muti.

“Assalamualaikum.” Gw mengucapkan salam memasuki rumah Muti.

“Wa’alaikum salam.” jawab Ibu Muti dari dalam kamarnya.


Dengan rasa deg-degan Gw duduk di ruang tamu menunggu Muti.

“Ehh, ada Jaka.” ucap Ibunya Muti menyapa Gw.

“Iya, Bu.”

“Udah lama gak kesini, Jak. Sibuk yah?” tanya Ibunya Muti basa-basi sambil duduk di sofa menemani Gw.

“Ahh, baru juga beberapa hari yang lalu, Bu.” jawab Gw.

“Tapi kan enggak tiap hari. Pengennya kan tiap hari gitu disini. Abis gak ada laki-laki sih di rumah ini jadinya sepi.”

“Iya deh, Bu. Besok-besok bakalan lebih sering kesini. Takutnya ngerepotin sih. Hehehe.” ucap Gw.

“Ahh, enggak kok. Malah rame tau. Muti jadi gak di kamar terus. Kalo ada kamu, dia jadi ceria gitu.” jelas Ibunya Muti.

“Emang Muti kemarin-kemarin diem aja gitu, Bu?” tanya Gw.

“Ya, gitu lah anak perempuan. Di kamar aja paling nonton film atau denger lagu pake headset. Ibunya mah didiemin.” jawabnya.

“Ehh, Jaka mau minum apa?” tanya Ibunya Muti.

“Gak usah ah, Bu.” jawab Gw.

“Mutinya kemana, Bu?” tanya Gw.

“Kangen yaa.” ledek Ibunya Muti.

“Ihh, ibu masa ngeledekin gitu.” jawab Gw malu.

“Hahaha. Gapapa atuh Jak.” ucapnya.

“Muti tadi baru aja ikut bos ibu jemput anaknya di bandara. Temen kecilnya Muti.”

“Baru ya Muti perginya, Bu?” tanya Gw.

“Iya, baru aja. Tapi gak lama kok. Soalnya nanti abis jemput kan bos ibu langsung pulang soalnya mau pergi sama ibu.” jawabnya.

“Ohh ibu mau pergi. Pantesan dandannya cantik, Bu.” ucap Gw memuji Ibunya Muti.

“Ahh, Jaka. Bisa aja ngerayu calon mertuanya. Hahaha.”

“Ehh.” Gw bingung atas ucapan Ibunya Muti.

“Kamu sama Muti pacaran kan?”

*Deggg
Sebuah kalimat yang Gw sendiri gak tau jawabannya.

“Hmm. Yaa gitu deh, Bu.” jawab Gw.

“Bagus deh. Ibu seneng kalo Muti sama kamu. Ibu setuju.” ucapnya.

“Ehh. Emangnya kenapa, Bu?” tanya Gw.

“Dulu Muti pernah pacaran sama anak yang bengal gitu. Gak jelas hidupnya. Sering bikin Muti nangis. Gak sopan juga sama ibu. Tapi itu dulu, udah lama putusnya.” jelasnya.

“Kalo kamu ibu ngerasa anaknya baik, beneran sayang sama Muti. Ibu juga ngeliat Muti berubah jadi lebih ceria sama kamu.” tambahnya.

“Tapi saya takut, Bu. Kita kan gak selamanya bisa nyenengin orang lain. Takutnya suatu saat nanti saya bikin Muti sedih, saya jadi nyakitin perasaannya dia.”

Ibunya Muti kini tertunduk sambil tersenyum.

“Jaka.” ucapnya.

“Semua itu yang penting niat sama usaha.” lanjutnya.

“Kalo kamu niat untuk bahagiain Muti, dan kamu udah berusaha akan hal itu, kamu itu udah berbuat baik.” jelasnya.

“Hasil mah enggak ada yang tau. Yang jelas, kamu udah berusaha akan hal itu.” tambahnya.

“Lagipula Muti kan udah dewasa, kalian udah dewasa. Pasti ngerti satu sama lain.” lanjutnya.

“Iya, Bu.” jawab Gw tertunduk.

“Pokoknya … ” ucap Ibunya Muti sambil menggenggam tangan Gw.

” … Ibu nitip Muti sama kamu. Ibu udah gak punya siapa-siapa lagi. Cuma Muti satu-satunya anak ibu. Kalo kamu jahatin Muti, ibu bakal kecewa sama kamu.”

“Iya, Bu. Saya berusaha yang terbaik buat Muti.”

“Dan juga, jangan cuma jadiin Muti sebagai pelampiasan nafsu kamu ya.”

“Iya, Bu.” jawab Gw bingung.

“Ibu tau kamu sama Muti ngapain.” ucapnya tersenyum.

“Ehh, Bu?” tanya Gw panik.

“Ibu tau kamu sama Muti kalo dikamar ngapain.” ucapnya lagi.

“Maksud ibu?” tanya Gw lagi untuk memastikan.

“Ah kamu, masa perlu dijelasin.” jawabnya.

“Hmmm. Ibu kok gak marah?” tanya Gw.

“Awalnya ibu mau marah, sih. Tapi ternyata efeknya malah bikin Muti seneng. Dan kayaknya kalo ibu liat kamu bukan cuma pake nafsu doang, tapi pake cinta.” jelasnya.

“Maksudnya, Bu?”

“Kamu enggak egois. Kamu gituan sama Muti bukan untuk kesenangan kamu doang, tapi untuk kesenangan Muti juga. Jarang loh cowok begitu.” jawabnya.

“Ibu kok, tau?”

“Makanya pintu tuh dikunciiii.” ledeknya.

“Takutnya kalo dikunci nanti ibu curiga kami didalem ngapain.” jawab Gw.

“Kalo gak dikunci ibu bisa ngintip kan. Hahaha.” ucapnya.

“Ibu sering ngintip?”

“Hmmm. Beberapa kali doang sih kalo ibu pulang terus kamu ada di kamar Muti.”

“Muti,, tau gak, Bu?”

“Ya enggak lahh. Masa sih ibu ngasih tau Muti.”

“Pokoknya. Jagain Muti ya. Ibu percaya sama kamu.” ucapnya sambil meletakkan tangan Gw yang masih digenggamnya sedari tadi di dadanya.

Kini wajah Gw dan ibunya Muti semakin berdekatan. Matanya menatap Gw penuh harap sambil tersenyum.

Tapi disaat Gw juga ikut menatap matanya, Ibunya Muti melepaskan senyumannya hilang perlahan. Entah beberapa menit kami saling bertatapan hingga tidak terasa perlahan wajah kami saling berdekatan dan ciuman diantara kami pun tak terelakkan.

*Cupss
Satu kecupan di bibir lalu kami kembali saling menatap.

*Cupss
Ciuman kedua, tangan Gw yang sedari tadi digenggamnya kini dilepas.

*Cupss cupss
Kami berdua pun akhirnya berciuman tanpa jeda. Tangan Gw meraih leher ibunya Muti, tangannya pun kini menggenggam lengan Gw.

*Cupss cupss cupss
Kini Gw mulai berani untuk mendorong maju tubuh Gw agar berdempet dengan tubuhnya. Tangan yang semula berada di leher sekarang sudah memeluknya erat di punggungnya.

“Bu?” tanya Gw menghentikan ciuman Gw sambil menatapnya.

Ibunya Muti tidak menjawab apapun. Dia hanya menatap Gw sambil menggelengkan kepala perlahan seolah memberikan tanda untuk tidak mengeluarkan kalimat apapun.

*Slurpp slurpp
Ciuman Gw kini sudah menggunakan lidah yang juga diikuti dengan permainan lidah ibunya Muti. Kami berdua saling memeluk erat, tidak ada jarak diantara tubuh kita berdua.

Sambil mengikuti permainan lidahnya, Gw melepaskan pelukan ibunya Muti dan mendorong tubuhnya sedikit menjauh. Kini tangan Gw menggerayangi dadanya dan meremasnya perlahan. Nafasnya pun sudah tidak beraturan pertanda bahwa hawa nafsu telah memenuhi dirinya sekarang.

“Muti masih lama, Bu?” tanya Gw menghentikan ciuman.

Dia hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Gw pun berdiri dan menarik tubuh ibunya Muti agar ikut beranjak dari sofa. Kami kembali berciuman sambil Gw menggerayangi toket besarnya itu dan menuju ke kamar ibunya Muti.

Sampai di kamar, Gw menutup pintu secepat mungkin lalu menelanjangi tubuh ibunya Muti yang masih terbungkus pakaian.

Toketnya kini sudah tidak hanya Gw remas, tetapi Gw nikmati dengan lidah Gw. Ibunya Muti tidak tinggal diam. Dia melucuti pakaian Gw satu persatu dari bawah hingga bagian atas.

Tubuh Gw didorongnya menjauh. Lalu ibunya Muti berlutut di hadapan Gw dan langsung melahap kontol Gw yang sudah berdiri sedari tadi.

*Slurpp slurpp slurpp
Tak bisa berkata-kata, Gw hanya mengelus-elus rambutnya yang masih terbungkus dengan jilbab itu sambil menikmati sedotan demi sedotan yang kontol Gw terima.

*Slurpp
“Aghhhh.” erangnya di sela-sela ketika menyepong Gw.

Beberapa kali dia masukkan kontol Gw ke dalam mulut hangatnya. Bahkan sesekali dia benamkan hingga mentok mengenai tenggorokannya seperti yang dilakukan Bu Lena.

Sudah merasa cukup menikmati sepongan ibunya Muti, Gw pun menarik tubuh Ibunya Muti untuk bangkit dan mendorongnya perlahan ke arah kasur agar dia bisa terlentang.

Gua angkat kedua pahanya agar terbuka lebar dan langsung saja Gw nikmati memek yang sudah lama tidak dijamah laki-laki itu.

“Aahhhh.” erangnya.

*Slurpp slurpp slurpp
“Uhhhh,, uhhh.”

Ibunya Muti mengangkat kepala Gw agar tidak terlalu lama menjilati memeknya itu.

“Jangan kelamaan.” ucapnya singkat.

Kini Gw arahkan kontol Gw ke liang senggamanya yang sudah sangat basah itu. Dengan bidikan yang tepat, kontol Gw seketika masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

“Aaaahhhhh.” desahnya.

*Slebb slebb slebb
Gw memompa kontol Gw di dalam memeknya secara perlahan agar memeknya tidak kaget menerima hujaman kontol Gw ini.

“Gak usah lama-lama. Langsung aja, Jak.” ujarnya.

Tanpa babibu, kini Gw percepat sodokan kontol Gw di dalam memek tempat Muti dilahirkan itu. Beberapa kali erangan dan desahan dilontarkan keluar akibat tidak bisa membendung kenikmatan yang diberikan kontol Gw.

Gw merebahkan tubuh Gw di atas tubuhnya dan memeluknya erat sambil menggenjot memeknya. Hingga tak butuh waktu lama, sesuatu yang diharapkan pun akan segera meletus keluar dari dalam kontol Gw.

“Bu, saya mau keluar.”

“Ahhh, sama Jak. Ibu jugaa.” jawabnya.

*Plok plok plok plok
Kedua paha kami pun beradu dengan cepat. Beberapa saat setelah Gw memasuki mode maksimal, ibunya Muti memeluk Gw erat juga kakinya mencengkeram pinggul Gw yang menandakan bahwa orgasmenya sampai.

“Aahhhh, Jakkkk.”

*Croott crotttt crottt
Seluruh peju yang tertampung pun akhirnya meluap di dalam memek ibunya Muti. Tubuh Gw lemas tak berdaya roboh diatas tubuhnya.

Nafas ibunya Muti tidak beraturan. Seperti seseorang yang telah berlari mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak 3 kali.

Diatas tubuhnya, ibunya Muti mengusap-usap punggung Gw sebagai ucapan terimakasih kasih.

“Jaka.” ucapnya.

“Iya, Bu?” tanya Gw.

“Makasih ya.”

“Iya, Bu.”

“Jangan begini sama yang lain ya.” ucapnya.

“Iya, Bu.”

“Janji?” tanyanya meyakinkan.

“Janji, Bu.”

Lalu suasana kembali hening.

“Berarti lain kali boleh Bu kita main lagi?” tanya Gw.

“Liat keadaan ya. Jangan sampai Muti benci sama ibu.”

“Iya, Bu.”

“Yaudah gih, pake bajunya lagi. Takut nanti Muti keburu pulang.”

_____—–_____

“Assalamualaikum.” ucap Muti sesampainya di rumah.


“Wa’alaikum salam.” jawab Gw dari ruang tamu.

“Ehh, kamu sendirian?” tanya Muti.

“Enggak kok. Tadi ditemenin sama Ibu.” jawab Gw.

“Dita udah sampai, Mut?” tanya Ibunya Muti menanyakan kabar teman kecilnya Muti.

“Udah, Bu. Ibu ditunggu Mamanya Divya tuh.” jawabnya.

“Iya ini, ibu juga mau kesana.” ucapnya seraya keluar dari kamarnya.

“Kalian kalo mau pergi jangan lupa kunci punti ya. Ingetin Muti, Jak. Kebiasaan dia lupa mulu.” pesannya sekaligus pamit.

“Iya, Bu.” jawab Muti sambil mencium tangan ibunya.

“Tuhkan, Jak. Beda dia kalo ada kamu. Jadi ceria gini.” ledek Ibunya Muti ketika Gw mencium tangan.

“Ihh, ibu kebiasaan deh.” ucap Muti.

“Ibu jalan dulu ya. Assalamualaikum.”

“Wa’alaikum salam.”

Bersambung

Daftar Part

IKLAN PROMO BONUS DALAM 1 WEB

PROMO GIVEAWAY & VOUCHER BONUS 100% MARET 2022

 

GIVE AWAY SLING POUCH BAG EXCLUSIVE | LAPAK POKER

 

BONUS BOLA PETIR LAPAK POKER

 

BONUS 100RIBU RUPIAH UNTUK SEMUA MEMBER BARU

 

DAPATKAN BONUS TAMBAHAN DEPOSIT HINGGA 5% SETIAP HARI

 

BONUS CASHBACK MINGGUAN 3% SLOT & LIVE CASINO

 

EXTRA BONUS JACKPOT LAPAK POKER

 

EVENT FREE CHIP TURNOVER HARIAN

 

BONUS RAKEBACK / ROLLINGAN MINGGUAN HINGGA JUTAAN RUPIAH

 

DAPATKAN BONUS LUCKY SPIN LAPAK FORTUNE SETIAP HARI

 

By Kisah Malam

Kisah Malam adalah sebuah Website yang berisikan Novel Dewasa, Novel Sex, Cerita Sex, Cerita First Time, Cerita Bersambung, Cerina Menarik Lainnya. Dukung Terus KisahMalam.Com Dengan Cara Bookmarks, Dan Nanti Kan Konten Terupdate dari KisahMalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *