Cerita Erotis Hasrat di Sekolah Part 27
“Aahh ahhhh. Huuhhhh.” Bu Nia sedang mengatur nafasnya setelah menikmati orgasme sekaligus squirt nya.
“Aku dong Jak.” ucap Bu Ros kini meminta Gw untuk menghajar memeknya.
Bu Ros bangkit dari kasur. Dia kini memposisikan tubuhnya menungging agar Gw bisa menikmati memeknya dari belakang.
“Aku kurang suka kayak gini, Bu.” kata Gw.
“Emang kenapa, Jak?” tanya Bu Ros.
“Gak bisa ngeliat mukanya. Hehe.” jawab Gw.
“Gapapa, Jak. Coba dulu aja.” ucapnya.
Bu Ros melebarkan pahanya agar Gw mudah menemukan dimana letak lubang kenikmatannya itu.
*Blessss
“Ughhhh.” desah Bu Ros pelan.
Gw mulai memompa kontol Gw di dalam memeknya yang sudah basah sejak Gw masih menikmati kemaluan Bu Nia. Sekarang adalah gilirannya, memeknya sudah tak kuat menunggu hujaman kontol Gw yang didambakannya.
“Mentokin, Jak. Ahhhh.” ucapnya meminta Gw menghujamkan kontol Gw lebih dalam hingga mentok ke bagian serviks nya.
Tangan Gw meraih pinggulnya. Dengan cengkraman yang erat, Gw menyeimbangkan antara sodokan kontol Gw dengan ayunan pinggulnya sehingga gerakan kami seirama.
“Ughhh. Uhhhh. Aahhhh.” desahannya tak henti keluar dari mulutnya.
Tak butuh waktu lama untuk akhirnya Gw berkata.
“Bu, ganti posisi ya.” ucap Gw.
“Hahahaha. Iya dehh.” jawabnya.
Akhirnya Bu Ros membalikkan tubuhnya lalu merebahkannya di atas kasur. Kontol Gw kini kembali masuk ke dalam memeknya dan menghajarnya lagi.
*Plok plok plok plok
“Uhh uhh uhhh ahhh ahh, Jaakk.” erangnya tak henti-henti.
Bu Nia kini sudah selesai menikmati orgasmenya. Melihat Bu Ros yang sedang mengerang keenakan, Bu Nia tak tinggal diam.
Lehernya Bu Ros yang berkeringat itu dijilatinya dengan perlahan sambil tangannya bermain-main dengan toket Bu Ros.
“Ahhh. Enak Sya#$@% … ” belum usai Bu Ros menyelesaikan kalimatnya, Bu Nia langsung membekap bibir Bu Ros dengan bibirnya.
Melihat posisi Bu Nia yang membokongi Gw, karena gemas Gw pun menghujani pantatnya dengan beberapa tamparan.
*Plakkk
“Ahh, Jaka.” ucapnya kesal.
*Plakkk plakkk
Kini tak ada protes darinya saat Gw kembali menampar pantatnya dengan tangan Gw.
Setelah beberapa menit menikmati hal itu Bu Ros mendorong tubuh Bu Nia dengan tangannya, perlahan.
“Jak. Kamu duduk deh senderan di kepala kasur.” ucap Bu Ros.
Gw langsung menghentikan genjotan Gw dalam memeknya dan mencabut kontol Gw keluar dari lubang yang telah melahirkan satu anak itu.
Kini posisi Gw duduk bersandar pada sisi kepala kasur. Bu Ros bangkit dari tidurnya dan duduk diatas paha Gw. Lalu dia berjongkok dan mengarahkan kontol Gw hingga tepat mengarah ke memeknya dan langsung saja ia benamkan seluruhnya masuk ke rahim nya.
*Blessss
Kontol Gw terbenam seluruhnya ke dalam memek Bu Ros. Dengan perlahan dia menaik turunkan pinggulnya sehingga kini ritme permainan dikuasai olehnya.
“Yahh, kalo begini aku ngalain.” kata Bu Nia murung.
“Fotoin aja, Buuu. Hahaha.” jawab Gw ngide.
Beberapa kali Bu Nia mengambil gambar Gw dan Bu Ros yang sedang ngentot. Bu Nia mengambil gambar pada saat Bu Ros mendesah sambil memejamkan mata, kadang difotonya ketiga Gw sedang menikmati genjotan Bu Ros sambil Gw menyedot toketnya, lalu juga Bu Nia memfoto kami saat Bu Ros memeluk Gw erat dalam posisi yang sama sambil kami tersenyum ke arah kamera.
Selesai mengabadikan momen kami, Gw menarik tangan Bu Nia. Dia yang terkaget bingung harus melakukan apa. Gw tarik tubuhnya sehingga lebih dekat kepada Gw, lalu Gw nikmati bibir sexy nya itu.
Sambil menikmati genjotan dari Bu Ros, kini Gw juga menikmati permainan lidah Bu Nia. Tangannya yang semula menopang tubuhnya kini merangkul leher Gw dalam posisi miring.
“Jhakkk. Aku mau sampee.” racau Bu Ros sambil menggoyangkan pinggulnya.
Gw menyuruhnya berjongkok diatas kontol Gw. Lalu Gw merebahkan tubuh Gw agar bisa menggenjotnya dari bawah. Tangan Gw menahan pahanya agar di ketinggian yang pas supaya kontol Gw dapat menghujam memeknya.
*Plok plok plok pok
“Aaahhh, Jakkkk. Dikit lagiiii.” erangnya.
Semakin cepat Gw menghantam rahimnya dengan kontol Gw, semakin matanya terpejam menikmati kedatangan orgasmenya.
“Jaakkk, Jakaaaa. Aahhh.” tubuhnya jatuh kedepan dengan kedua tangannya menekan dada Gw dengan beberapa kedutan dalam memeknya yang Gw rasakan dengan kontol Gw.
“Jhakkk.” ucapnya pelan dengan mata terpejam lalu merobohkan tubuhnya di atas tubuh Gw. Bu Nia hanya tersenyum melihat rekannya mendapatkan kepuasan hingga ambruk diatas lawan mainnya.
“Belum keluar, Jak?” tanya Bu Nia.
“Dikit lagi nih.” jawab Gw.
Bu Nia menggeser tubuh Bu Ros yang terkulai lemas di atas tubuh Gw lalu ditariknya tangan Gw ke pinggir ranjangnya.
“Sini Jak.” ucapnya sambil mengangkang di pinggir ranjang agar Gw bisa menuntaskan hajat Gw kepadanya.
Gw berdiri di pinggir ranjang siap untuk menghujani sodokan demi sodokan kepada memek istri seorang PNS itu. Kakinya Gw angkat ke kepala Gw agar bersandar di pundak Gw. Sambil memeluk pahanya, Gw masukkan kontol Gw ke dalam memek basahnya.
“Aahhhh.” desahnya.
*Sleb sleb selbb
Sambil mencengkram sprei, Bu Nia menikmati kontol Gw yang bergelut di dalam rahimnya. Kakinya yang berada di pundak Gw terasa dingin tetapi memeknya yang sedang Gw sodok terasa begitu hangat.
“Bu Nia. Aku keluarin di muka yaa.” ucap Gw disela-sela genjotan Gw.
“Aahh. Iyaa, Jakaa.” jawabnya.
Memang tak butuh waktu lama karena memang tadi Gw sudah hampir merasakan ejakulasi. Hingga akhirnya Gw menurunkan kakinya dari pundak Gw lalu menarik tangannya agar Bu Nia bangun dari kasur. Gw arahkan agar dia berjongkok di bawah kontol Gw sambil Gw mengocok kontol Gw hingga keluarlah calon buah hati yang tak ditakdirkan untuk hidup di dunia ini.
*Crott crott crottt
Kontol Gw memuntahkan pejunya di wajah Bu Nia. Sebagian menutupi mata kirinya, sebagian lagi mengalir di sekitar pipi kanannya.
Gw tidak mau ketinggalan momen ini. Ketika Gw berhasil melumuri wajah istri dari sang aparatur sipil negara. Dengan menaruh kontol Gw yang mulai layu di atas wajahnya, Gw mengabadikan momen itu agar bisa mengenang hari bersejarah ini.
“Awas loh yaa, jangan sampai kesebar.” ucap Bu Nia sambil mengelap wajahnya yang penuh peju dengan bajunya.
“Enggak lah, Bu. Kalo kesebar kan bukan cuma ibu yang kena batunya. Istri-istri saya yang lain juga.” jawab Gw sambil duduk di pinggir kasur.
“Istri, istri. Emang kapan kamu nikahinnya?” tanya Bu Nia.
“Enggak saya nikahin, tapi langsung saya kawinin. Hahaha.” jawab Gw lalu tertawa.
“Yehh, dasarr. Udah ah aku mandi dulu.” ucapnya lalu meninggalkan Gw dan Bu Ros yang masih terkulai lemas di atas kasur.
“Bu Ros tidur?” panggil Gw karena sedari tadi tidak melihat dia menggerakkan tubuhnya sama sekali.
“Hmmm. Enggak.” jawabnya sambil membenarkan posisi tidurnya.
“Lemes banget baru segitu doang.” ucap Gw sambil mendekat kesebelahnya.
“Enggak lemes. Cuma enak aja nikmatin momennya.” jawabnya.
Gw pun merebahkan tubuh Gw tepat disampingnya disusul dengan Bu Ros yang memeluk Gw dari samping dengan begitu hangat bagaikan pasangan suami istri yang baru selesai bercinta.
“Gimana, enak gak main sama Bu Nia?” tanya Bu Ros.
“Enakk. Jadi nambah satu lagi. Hahaha.” jawab Gw.
“Bukannya malah jadi bertambah istri yang harus kamu puasin?” tanyanya sambil memainkan jarinya di dada Gw.
“Ehh, iya juga ya.” jawab Gw.
“Gapapa deh, jadi nambah variasi biar gak bosen. Hahaha.” lanjut Gw.
“Yehh. Dasar.” ucapnya sambil menempeleng kepala Gw.
“Ros, Jaka. Aku jemput anak aku dulu ya. Kalian kalo masih mau disini gapapa, nanti aku ajak anak aku ke rumah neneknya aja dulu.” ucapnya sambil mengeringkan rambut dengan hair blower.
“Kalo kalian mau pulang, tolong dirapihin lagi ya kasurnya. Terus WhatsApp aku biar aku bisa langsung kesini takut anak aku rewel minta pulang.” tambahnya.
Bu Ros tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya mengangkat tangannya ke atas sambil mengacungkan jempolnya.
“Bu Nia, sini dulu dong.” panggil Gw.
“Ngapain? Main lagi? Gamau ah, udah mandi.” jawabnya.
“Bukann. Sini tiduran sebentar disamping saya. Saya mau ngerasain dipeluk dua bidadari.” kata Gw merayu mereka berdua.
“Gamau ah, bau keringet kamu nanti.” ucapnya berbeda dengan tindakannya yang langsung naik ke atas kasur dan memeluk tubuh Gw.
“Nanti kan bisa pake parfum biar wangi lagi.” ucap Gw sambil mencium pipinya.
“Jak. Enakan ngentot sama siapa? Aku atau Bu Nia?” tanya Bu Ros sambil memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di samping kepala Gw.
“Bu Nia.” jawab Gw yang membuat Bu Nia tersenyum sambil mengelus perut Gw.
“Jawaban yang bagus, Jak.” kata Bu Ros.
“Kenapa?” tanya Gw.
“Biar Bu Nia mau ngentot terus sama kamu. Hahaha.” jawab Bu Ros seketika disusul dengan cubitan dari Bu Nia ke toketnya.
“Sya.” panggil Bu Ros ke Bu Nia.
“Apaan lagi?” tanya Bu Nia.
“Difoto dong, kan kita udah mesra begini.” ucap Bu Ros.
Kami pun kembali mengambil beberapa gambar sebelum Bu Nia pergi meninggalkan kami untuk menjemput anaknya.
“Udah ya, aku jemput anakku dulu.” katanya setelah berfoto.
“Yaudah, Bu. Hati-hati ya.” ucap Gw lalu mencium bibirnya.
*Mmuachh
“Makasih, Jakk.” ucapnya sambil tersenyum.
Bersambung