Aku dimintanya menunggu di depan pintu kamar sementara ia masuk dan berbicara dengan suaminya. Tak lama kemudian ia muncul lagi dan langsung menarik tanganku masuk ke dalam kamar sempit itu.Di dalam situ mang Narko berdiri menyambutku. Ternyata ia sedang dalam keadaan telanjang bulat. Sehingga mau tak mau k0ntolnya yg tak disunat di antara gerombolan bulu kemaluannya yg kusut dan beruban itu terlihat olehku.
Aaaa!!Mbakkk takutt!!..jeritku sambil berlari dan bersembunyi di belakang mbak Siti.
Masa sih non takut sama ininya mamang? Tanya mang Narko sambil mendekat ke arahku.Aku semakin merapatkan tubuhku ke mbak Siti.
Tapi mataku tetap menatap lekat benda di selangkangannya itu. Benda itu berdiri kukuh seakan tengah menunjuk ke arah aku dan mbak Siti. Bentuknya melengkung laksana sebuah pisang ambon besar dengan balutan kulit keriput berwarna hitam pekat.
Aaakhhh! desahku kaget. Tiba tiba saja benda tersebut melenting ke arah atas secara cepat hingga menampar perut pemiliknya secara keras.
Cletap! Cletap!..Cletap! Benda itu terus terhempas hempas. Aku tak tahu mengapa benda itu bisa bergerak seperti itu seolah olah ada yg memegang dan mengayunkannya.
He ..hee.hee mang Narko terkekeh sambil berkacak pinggang. Ia sungguh tak punya malu memamerkan bagian tersebut kepadaku.
Ndak apa apa non. Bentuknya memang jelek tapi yg penting kan rasanya kata mbak Siti.
Gimana jadi ndak, he ehnya?tanyanya.
Tapii Ntar kalau hamil gimana? bisikku pada mbak Siti. Mbak Siti tertawa geli mendengar kekuatiranku itu.
Apa toh nduk? Tanya mang Narko pada istrinya.
Ini kang.. Si non takut kalau sampai bunting.
Mendengar itu mang Narko jadi ikut terkekeh kekeh sambil memperlihatkan deretan gusi tanpa gigi palsunya.
Gini Non. Si non ndak bakalan hamil kalau air pejuh mang Narko tdk ditumpahin di dalem punyanya non.
P.ejuhh? tanyaku bingung.
Iya ituu..air enaknya lelaki. Pasti non juga sudah belajar di sekolah kan? mbak Siti balik bertanya kepadaku.
Aku merenung sejenak. Mungkin yg dimaksud mbak Siti adalah Sperma. Ya pastinya memang itu yg bisa membuahi sel telur perempuan, pikirku.
Iya sih mbak. Monica tahu itu. Tapi Monica masih ga yakin dan kuatir
Baiklah, mbak coba jelasin biar si non yakin dan ndak ragu lagi
Lalu ia menambahkan beberapa hal lain yg perlu aku ketahui seputar persetubuhan dan kehamilan pada seorang wanita.Sepertinya apa yg dikatakan mbak Siti barusan memang cocok dan sama dengan apa yg ada di pelajaran biologi. Beberapa istilah asing memang baru kudengar pada saat itu. seksigo
Tapi aku paham apa yg dimaksudkannya itu ketika kucocokcocokan dengan bahasa ilmiah yg sering dipakai pada pelajaran sekolah. Seperti pipis enak kuduga itu artinya ejakulasi. Lalu kacang pastilah itu klitoris dan beberapa istilah lainnya berkaitan dengan hal itu. Begitulah dengan sabar Ia memberikan jawaban atas setiap pertanyaanku sehingga bisa meyakinkanku sekaligus membuat satu persatu kekuatiranku lenyap.
Gimana? Sudah pahamkan?tanyanya setelah penjelasan tadi.
Aku mengangguk kecil.
Berarti ndak kuatir lagi digituin sama mang Narko kan?susulnya lagi.
Aku ragu. Antara mau dan takut. Tapi sepertinya mbak Siti mengerti akan kegamangan hatiku.
Ya udah, kalau masih belum berani juga, tak cobain yg lain aja dulu. Gimana? Mau?
Y.ang lain? Apaa mbak?tanyaku
Alaaa cobain ajah dulu. Pokoknya asyik deh, mbak yakin non pasti suka
Aku melirik ke arah mang Narko. Kulihat si tua itu tersenyum lebar. Sepertinya dia juga berharap sekali hal itu terlaksana. Pandanganku kembali ke mbak Siti. Dan akhirnya dengan malumalu aku anggukan kepalaku. Bersamaan dengan itu kudengar suara terkekeh mang Narko.
Tapi mbaknya jangan kemanamana!pintaku.
Iya mbak tetep di sini nemenin si non. Nah sekarang mbak bantuin ngebuka bajunya ya non? ujar mbak Siti meminta izinku.
Mbak ajah duluan pintaku. Mbak Siti menuruti. Setelah ia selesai dengan dirinya. Lalu ia membukakan pakaianku.
Arggg!! Mamang jangan lihat kemari!protesku karena malu.
Nantikan juga mamang ngeliat semuanya, nonjawab mang Narko.
Kalau gitu ngga jadi ajah!. Monica ngga mau! rajukku
Kangg!!hardik mbak Siti ke Mang Narko meminta suaminya itu agar bersikap kooperatif.
Iya iya jawab mang Narko lalu memutar tubuhnya membelakangi kami.
Satu persatu pakaianku terlepas hingga akhirnya aku benarbenar telanjang.
Duduk di sini non kata mbak Siti membimbingku duduk di pinggir dipan.
Ia sendiri duduk di sebelahku.Setelah itu di atas pangkuanku ia letakan sebuah bantal. Hatiku langsungkebatkebit. Aku tahu apa yg bakal ia lakukan! Inikan posisi duduknya mbak Siti seperti yg kulihat beberapa malam yg lalu di saat mang Narko menetek padanya! Argggg!..Janganjangan dia juga akan melakukan hal yg sama padaku.
Kang. Ayo rebahan. Ujar mbak Siti kepada suaminya.
Mang Narko melakukan apa yg mbak Siti barusan katakan padanya. Senyum mesumnya mengembang menghiasi pipinya yg peot. Duhh! Betapa malunya aku sehingga kupejamkan mataku. Bayangkan ini pertama kalinya dalam hidupku aku berbugil dihadapan seorang lelaki.
Wuiihh! putihh tenann. Beda banget sama kamu, Ti ujar mang Narko mengomentari keindahan yg tersaji di hadapannya itu..
Hi hi hi Ini kan barang indooo, kang timpal mbak Siti.
Ia biarkan suaminya memandang puaspuas seluruh aset pribadiku yg memang lebih banyakan bulenya ketimbang melayunya itu. Jelas sekali gen papiku begitu kuatnya sehingga kemungkinan hanya sepuluh persen saja gen mami yg ada pada diriku. Detik demi detik berlalu. Jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Tubuhku terasa panas dingin seolah aliran daraku beredar tak normal.
Mataku masih terpejam rapat. Menanti sesuatu yg akan terjadi pada diriku dengan perasaan tak menentu. Jemari tangan kananku menggenggam erat jemari mbak Siti. Sementara tangan yg satunya mencengram kain seprey. Tak lama kemudian aku merasakan sebuah tekanan pada bantal di atas pangkuanku menandakan mang Narko sudah menaruh kepalanya di situ. Lalu.kurasakan sesuatu yg basah menyentuh cepat puting payudara kiriku.
AWWWW!! Aku terpekik dan terlonjak kaget! Mataku spontan membeliak. Dan berusaha melihat apa yg terjadi.
Ternyata yg mencoel putik susuku adalah ujung lidahnya mang Narko. meski cuma menyapu selintas tapi efek yg ditimbulkannya sungguh dasyat bagiku! Gelii itu! Sampai sekarangpun masih meninggalkan kesan yg mendalam di hatiku.
Tentu saja itu merupakan sentuhan secara seksual pertama yg kudapat dari seorang lelaki. Namun belum lagi sempat aku bernapas lega ia sudah melakukannya lagi. Kali ini lidahnya menyapu lebih perlahan. Tapi ia menekan lebih kuat. Ampunnnn geliiinyaa!Napasku sampai tersengalsengal. Kulihat mang Narko menatapku sambil nyengir memperlihatkan deret gusi tanpa giginya. Tibatiba tanpa peringatan ia memagut puting susuku bagai seekor ular. Dan hanya dalam hitungan sepersekian detik ia telah menyedotnya kuatkuat.
AWWWWWW..Maangggg! heggggggg!aku terpekik tertahan.
Seketika itu jiwakupun seakan ikut tersedot melalui putingku itu. Ternyata benar dugaanku tadi. Mang Narko menetek padaku! Rasanyatak dapat kucapkan dengan katakata! Punggungku melengkung karena aku tak kuat melawan sengatan rasa geli yg bercampur dengan kenikmatan itu. Sementara aku harus menggigit bibirku sendiri.
Secara naluriah tangan kiriku meraih kepala mang Narko dan menekannya ke arah dadaku lebih erat lagi. Kejadian itu baru berlangsung kirakira satu menitan ketikaPlok! Tibatiba hisapan mang Narko terlepas sekaligus memutus kenikmatan yg sedang kurasakan. Ternyata mbak Sitilah yg memisahkan putingku dari bibir mang Narko. Ada apa gerangan?
Gimana rasanya? tanya mbak Siti sambil tersenyum.
G..geli banget mbak bisikku malu.
Tapi enak juga kan?
He eh.
Jelas! Gerutuku dalam hati. Mana mungkin aku menygkal kenikmatan yg terjadi pada first contact tadi. Lihat saja putingku sampai berdiri sepejal karet.
Mau di terusin lagi ndak? Tanya mbak Siti tersenyum geli.
Entah ia bermaksud menggodaku atau karena ia benarbenar ingin tahu pendapatku. Padahal jelas ia pasti tahu jawabanku. Akupun mengangguk.
Kalau begitu non rebahan aja di kasur. Biar lebih nyaman Ujar Mbak Siti membimbingku naik ke tengah dipan.
Kali ini aku dimintanya terlentang. Mang Narko juga ikut merayap naik. Akhirnya payudaraku yg satunya lagi iaperawani juga. Aku tahu aku telah melakukan sesuatu yg tabu. Melanggar apa yg telah selama ini mami pesankan kepadaku. Aku telah membiarkan seorang lelaki yg bukan suamiku menyentuh diriku secara seksual.
Tetapi aku sungguh tak mampu mencegah hasratku. Dorongan buat merasakan itu begitu kuatnya. Dan lelaki yg beruntung itu kebetulan adalah mang Narko, yg berstatus hanya sebagai sopir keluargaku, suaminya mbak Siti.Seorang pria tua, berkulit hitam legam, bertubuh pendek dan kerempeng. Sungguh tak ada sedikitpun dari dirinya yg sepadan dengan seluruh kebaikan yg dianugrahkan pada diriku. Aku hanya bisa melingkarkan kedua tanganku ke belakang kepalanya secara erat sambil merintihrintih.
Apa dayaku dibawah kendali seorang pria yg pernah belasan kali menikah dan begitu berpengalaman dalam hal ini. Ia pasti tahu sekali bagaimana menaklukan gadis bau kencur seperti aku melalui putting susuku. Pertamatama ia akan melakukan hisapan kuat dan bergelombang. Lalu lidahnya berputar di dalam kevakuman rongga mulutnya, berotasi menyapu setiap titiktitik sensitif yg ada di seputar putingku.
Argghhhhh..mamangggg. aku terpekik lirih setiap kali sirkulasi kemesraan itu ia akhiri dengan sebuah gigitan dari gusinya yg tak bergigi itu.
Mulutnya yg tak begigi itu ternyata membuat daya hisapnya menjadi semakin luar biasa.
Mbak Siti tak lagi ikut campur tangan. Kami dibiarkannya berpuaspuas menikmati sesi menyusu kali ini.Mang Narko terus melakoninya semua itu selama lima belas menit ke depan.
Plok! Akhirnya hisapan mang Narko terlepas dengan meninggalkan ketegangan dan biasbias merah disekitar putingku. Tapi wajahnya tak menjauh dari tubuhku. Bibir keriput itu mencecarkan kecupankecupan di seputar dadaku. Bibirnya bergerak bagai seekor siput yg sedang merayap itu perlahan turun menuju ke perutku, lalu ke bagian pinggulku dan semakin turun dan semakin ke bawah hingga ke bagian yg paling intim milikku..
Buka pahanya, nonbisik mbak Siti padaku..
Mamang mau ngapainn sichh., mbakkk?tanyaku malu. Mengetahui wajah mang Narko sudah berada tepat di depan selangkanganku.
Stttnon merem ajaananti pasti enakk bisiknya lagi.
Lalu akupun kembali memejamkan mataku. Beberapa detik kemudian aku tersentak kaget ketika kurasakan sentuhan sebuah benda basah menyapu secara vertical selangkanganku dari bagian bawah ke bagian atas.
Oughhhhh! rintihku mengelinjang oleh rasa geli bercampur dengan nikmat yg langsung menyengat selangkanganku saat itu.
Kepalaku terangkat dan mataku yg tadinya terpejam membuka lebar lalu berotasi memandang ke arah sumber nikmat tersebut.
Maangggg itu kannn bekas Monicaa pipisss! pekikku dalam nikmat bercampur malu setelah tahu apa yg tengah ia lakukan di bawah situ.
Tetapi mang Narko tetap asyik melumati memekku tanpa rasa jijik. Tangannya menahan kedua pahaku agar tetap terpentang lebar. Aku hanya sempat menyaksikan hal itu beberapa saat sebelum akhirnya kepalaku kembali terhempas ke kasur dengan mata terpejam.
M..bakkkkOuhhhhh! kali ini rintihanku kutujukan pada mbak Siti.
Hi hi hi apa tadi mbak bilangEnak banget kan, noon? terdengar suara dan tawa khas mbak Siti menarinari di telingaku.
Aku yakin ia tak butuh jawaban dariku. Ia tahu apa yg sedang kurasakan saat ini.Sesudahnya aku hanya bisa merintih dan menikmati ulah lidahmang Narko yg tengah menarinari dengan lincah di bagian kewanitaanku. Nyaris sepuluh menit ia melakukannya sampai akhirnya aku kembali terpekik dibuatnya.
AAARRRGGHHHHH!!! rasa itu. bukan kepalang nikmatnya! Sungguh tak terlukiskan. Seakan ada sesuatu yg meletus dari dalam selangkanganku. Pinggulku sampai terangkat saat itu terjadi. Tanpa sadar aku menjepit kepala mang Narko dengan kedua pahaku.
Sementara kesepuluh jemariku mencengram erat kain seprey. Itu adalah orgasme yg pertama kali terjadi dalam hidupku.
Kenikmatan itu mungkin hanya berlangsung kurang dari satu menit namun bagaikan berabadabad lamanya.Pinggulku akhirnya jatuh kembali ke kasur. Perlahan rasa enak itu pergi berganti dengan kenyamanan. Rasa nikmat yg tadi itu. sungguh tak dapat kulukiskan dengan katakata. Begitu mempersona! Aku yakin itulah yg dinamakan dengan orgasme itu dan tentu saja aku ingin mengalaminya lagi! Tetapi sepertinya harapanku barusan tak bakal terjadi karena mang Narko telah mengangkat kepalanya keluar dari wilayah selangkanganku.
He he udah basah nih, nduk. ujarnya pada mbak Siti sambil terkekehkekeh.
Sebentar, kang. Tak tanya si non dulu mau diterusin apa ndak ujar mbak Siti.
Hatiku kembali berdebar mendengar ucapannya. Mang Narko sudah netek, juga sudah menjilati anuku. Berarti ini sudah waktunya buat yg satu itu.
Gimana non? Mau ya dicelupin sekarang? Baru pake lidah ajah udah sebegitu enaknya apalagi kalau pake k0ntol Tanya mbak Siti padaku.
Benar saja dugaanku tadi.Mbak Siti menanti kepastian dariku sebelum melangkah lebih jauh.
Tapii..beneran ga sampe pecah kan, mbak? tanyaku masih ragu sambil mempertanyakan kembali jaminan darinya.
Mbak jamin, Non. Cuma dicelupin ajah, kok! Mau yaa?
Akhirnya akupun mengangguk lemah karena tujuanku kemari toh memang buat mencoba itu. Sejenak kudengar mbak Siti dan mang Narko berdialog serius dalam bahasa daerah asal mereka. Tentu saja aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Sepertinya terjadi perdebatan kecil di situ. Entah ada apa. Kemungkinan ada sesuatu yg mang Narko inginkan namun mbak Siti keberatan.