Yuu.. aku rasanya mau.. suara Novita mendesah Mau apa? tanya anis dengan tatapan menggoda.Aku tak bisa menahannya Yu.. suara Novita makin mendesah.
Tahulah kini anis apa yang diinginkan Novita. Ia segera menarik tuduh Novita merebah. Kemudian dirabanya dada Novita perlahan dan lembut. Diresapinya kehalusan kulit Novita senti demi senti. Disentilsentilnya puting tetek Novita setiap kali jemari anis menyentuhnya. Dada anis bergemuruh, nafasnya naik turun. Sedang Novita tersengalsengal menikmati setiap sentuhan anis.
Yu.. ooh.. dinginn..nov.. kamu menggairahkan banget.. aku.. juga mau.. anis mulai gelap mata.
Kini ditindihnya tubuh Novita. Bibir anis menyentuh bibir Novita. Dilumatnya bibir bawah Novita dengan rakus, dihisap dan digigitgigit kecil. Dipermainkannya lidah Novita dengan lidahnya hingga membuat Novita berkerjapkerjap. Bukit kembar mereka saling menghimpit.
Keduanya nampak seperti kembar siam saja, saling menempel dan melumat. Novita menggesekgesekkan kemaluannya pada kemaluan anis berirama. Sedangkan kedua tangannya telah meremasremas kedua bokong anis yang semok dan sekal. Nafas keduanya semakin memburu menikmati apa yang belum pernah sekalipun mereka rasakan.
Ahgh.. Yu.. enak.. teruus aahh rintih Novita di selasela cumbuan anis.
Bibir anis turun menjilati leher Novita yang jenjang dan memberikan gigitangigitan kecil sehingga nampak noda merah di beberapa tempat di leher Novita. Gejolak birahi Novita yang telah bergolak bagai tak bisa dibendung menyambarnyambar bagai kilat di sore itu. Dibalikkannya tubuh anis sekuat tenaga. Kini posisi mereka berbalik. Novita yang berbadan lebih besar menghimpit tubuh anis.
Tanpa banyak pikir diremasnya bukit kembar anis bergantian. Makin lama semakin keras. anis meringis menahan sakit. Lalu Novita memasukkan puting merah kecoklatcoklatan itu ke dalam mulutnya. Di dalam mulutnya Novita meniup dan menghisap daging kecil itu. Dijilatinya beberapa bagian yang bisa digapai oleh lidahnya. Kemudian digigitgigitnya gemas daging yang sudah sangat keras itu.
Achh.. teriak anis kesakitan.
anis membenamkan kepala Novita ke dadanya yang semakin dibusungkan. anis benarbenar melayang. Manakala jemari Novita mulai merabaraba isi dibalik CDnya. CD itu telah basah bermandikan lendir yang berasal dari lubang vagina anis. Novita merabarabanya. Tangannya kini telah menelusuri setiap lekuk bukit belah yang berumput basah itu. Disentilnya sesekali ketika cemarinya menyentuh daging kecil yang tersembul di antara belahannya.
Ehh.. nikmat sekali nov.. teruss lakukan teruss.. ehh anis mengerang kenikmatan.Novita tak banyak bicara.
Ia hanya mendengusdengus memburu sambil terus mengulum puting susu anis. Ditekannya vagina anis dengan telapak tangannya. Tersembur cairan kental dari lubang vagina anis yang kini menempel di tangannya. Novita menghentikan kulumannya. Dilihatnya telapak tangannya yang basah oleh cairan dari lubang vagina anis itu. Dijilatnya cairan itu. Tak berasa.
Kenapa berhenti, nov? kata anis kesal.
Ikuti petunjukku anis, pinta Novita.Novita segera melepas CDnya.
Kini ia dalam keadaan telanjang bulat. Tak selembar kainpun membalut tubuhnya. Dilemparkannya CD yang telah basah itu entah kemana. Kemudian dilepasnya pula CD milik anis. anis membantu dengan meregangkan selangkangannya. Kini mereka telah samasama polos seperti bayi. Novita kini berganti posisi tidur. Tubuhnya masih tetap menindih tubuh anis. Tapi mukanya kini sudah berada di atas selakang anis. Dan wajah anispun sudah berada di bawah selakang Novita. Novita memulainya dengan menciumi vagina anis.
Kemudian lidahnya mulai bermainmain di rerumputan yang telah basah itu. anis bagai diperintah mengikuti semua yang dilakukan Novita. Disapunya semua bagian vagina Novita yang ditumbuhi bulubulu yang agak jarang. Dijilatjilatnya klitoris Novita lalu dihisapnya agak kuat. Novita mendesisdesis kegelian. Lalu dilakukannya hal serupa pada vagina anis membuat anis bergelinjangan. Ditekantekannya kembali vagina anis dengan telapak tanggannya.
Suur.. cairan kental itu kembali keluar. Dijilatinya dinding vagina anis sehingga membuat anis semakin terlena. Tibatiba Novita melihat lubang berwarna coklat kemerah merahan yang agak terkatup. Dijilatjilatnya lubang itu, anis bergelinjangan. Novita terus menjilatinya sambil mengingatingat salah satu blue film yang pernah ditontonnya. Mungkin lubang inilah yang dimaksud. Lubang yang selalu disodok oleh penis kalau ingin mendapatkan kepuasan tertinggi. Mata Novita berbinarbinar.
Ia berguling ke samping, lalu membisikkan sesuatu ke telinga anis.
Aku akan membawamu terbang, Yuu.. anis mengangguk pasrah.
Yang terpenting baginya adalah menikmati permainan Novita selanjutnya. Novita meraih sebatang wortel dari rak di bawah meja. Kemudian ditekuknya siku kaki anis dengan posisi agak mengangkang sehingga kepala Novita mudah mencumbu kembali bagian terpeka anis itu. Dengan perlahan ditusukkannya ujung wortel itu ke dalam lubang kemaluan anis. anis merintihrintih kesakitan. Vaginanya terasa panas dan nyeri. Tapi Novita terus mendorongnya ke dalam.
Aaahh.. anis menjerit badannya terduduk seketika.
Matanya liar memandangi benda apakah gerangan yang telah membuatnya merasa kesakitan. Darah segar menyembur, keperawanan anis telah amblas. Novita menarik keluar batang wortel itu, tapi belum sampai keluar sepenuhnya, sudah dimasukkan kembali. Mata Novita mengerjapngerjap. Sedang anis memandangi batang wortel yang keluarmasuk lubang keperawanannya dengan nafas menghentakhentak. Ada rasa nikmat di antara rasa nyeri di lubang kewanitaannya.
Kemudian direbutnya batang wortel itu dari tangan Novita. Dimasukkannya ujung wortel itu lebih dalam dengan tangganya sediri. Matanya terpejam menikmati kenikmatan yang luar biasa. Novita yang merasa kelelahan tergeletak bersimbah keringat. Hatinya bergemuruh mengenang yang barusan terjadi. Ada apa dengannya? Apakah dia sudah menjadi seorang lesbi? Ah, tidak! Ia masih normal! Hati Novita berontak. Ia segera berlari keluar kamar sebelum anis kembali memburunya dengan batang wortel yang masih bersimbah darah keperawanan anis.