Buku Harian Ari Part 9
Ternyata Oh Ternyata
Satu bulan berlalu,
Ari
Kini sudah satu bulan aku dan ika menjalani bahtera rumah tangga kami, dimana pada usia awal pernikahan adalah masa-masa paling indah di kehidupan rumah tangga. Namun sepertinya tidak semulus yang diharapkan. Pada suatu pagi, ika murung tidak tentu arah. “Say, kamu kenapa ngomel-ngomel mulu?” tanyaku. “Pikir aja sendiri!” ucapnya. “Yah kok kamu gitu, ayo coba ngomong baik-baik dengan mas sini” ucapku yang sedikit dongkol namun harus tetap sabar menghadapinya. “Mas kenapa kemarin malam nyakitin ika!” bentaknya.
“Sakit tau mas itunya ika!” bentaknya lagi. “Maaf…maafin mas ya sayang..mas gak bermaksud” ucapku mengingat apa yang terjadi kemarin. Ya kemarin malam saat aku dan ika memacu birahi, beberapa kali kusodok dan kuhentakkan kontolku sangat dalam hingga mengetuk pintu rahimnya, kupikir ia menikmatinya karena kudengar ia mendesis setiap palkonku mengetuk pintu rahimnya, ternyata justru itu menyakitinya. “Janji ditepati loh mas, jangan ngomong doang!” bentak ika sekali lagi yang menyadarkan lamunanku mengingat kejadian kemarin malam. “Iya mas janji” ucapku tegas seraya menatap dalam-dalam matanya. “Oke lah…aku mau siap-siap kuliah dulu, tuh sarapan untuk mas udah kubuatkan” ucap ika seraya meninggalkanku.
Siang harinya….
Saat aku tengah menonton televisi di ruang tengah rumah kami, ya setelah pernikahan, aku dan ika pindah ke sebuah rumah kecil di dekat kampus. Acara televisi tidak ada yang menarik pada siang ini, hingga aku iseng membuka galeri hp ku, dan kudapati ada sebuah history pengiriman file ke perangkat lain, pada saat itu aku kaget, ”kapan aku ngirim file dari galeri dan kemana?”. Saat kuteliti lebih dalam ternyata ada sekitar 3 video dan 2 foto eksekusi bu rida yang kulakukan beberapa waktu lalu terkirim melalui bluetooth ke sebuah perangkat bernama “Wiwi-Sumsang”. ”What the fuck!” umpatku seraya membanting hpku ke sofa. “Bangsat kau wiwi! Apa maumu!” kembali aku mengumpat. Saat itu juga aku berusaha menelpon nomor wiwi, namun tidak ada jawaban, kukirimkan pesan singkat namun juga tidak terkirim. “Ah sial!” ucapku seraya berkemas untuk menuju kampus.
Setibanya di kampus, aku bertemu dengan wiwi yang sedang duduk di kantin. Aku berusaha untuk tidak terlihat dongkol, “Duduk sendiri aja wi?” tanyaku. “Eh mas ari, ciee pengantin baru, mana istrinya?” ucap wiwi santai seolah tak terjadi apa-apa. “Ika lagi kuliah dia. Wiwi, mas mau nanya nih” ucapku. “Nanya apa mas?” tanya wiwi. “Ini maksudnya apa ya?” tanyaku seraya menunjukkan hpku yang menampilkan history pengiriman. “Ah itu..ee..gini mas…mohon jangan salah sangka dulu…” ucap wiwi panik dan terbata-bata.
“Kamu ingin menghacurkan rumah tangga mas ya?” tanyaku seraya menatap matanya tajam. “Ti…tidak…bu..bukan seperti itu mas” ucap wiwi terbata-bata dan wajahnya pucat pasi. “Coba tarik nafas dulu dan jelaskan pada mas” ucapku yang paham bahwa ia takut padaku. Ternyata dari penjelasan wiwi, kuketahui bahwa ia diancam oleh pak anto si dosen bejat yang ‘makai’ nia beberapa waktu lalu, jika wiwi tak memenuhi permintaan beliau maka wiwi akan disiksa, dan aku jujur turut prihatin pada bu rida yang terpaksa menjadi tumbal dari ancaman pak anto terhadap wiwi, apalagi saat ini bu rida tengah hamil. “Si bangsat itu memang perlu diberi pelajaran ya!” umpatku. “Iya mas…tapi kita perlu strategi” ucap wiwi.
Malam harinya…
Saat aku dan ika tengah bercengkrama diatas ranjang cinta kami, entah darimana ia bertanya “Asyik banget ngobrolnya sampai tidak tau ada istrinya disitu”, “Hah? Maksudnya gimana say?” tanyaku bingung. “Iya tadi mas ngobrol sama wiwi kan di kantin?” tanya ika. “Eh iya…emang kamu dimana say?” tanyaku kaget. “Aku ada disitu juga cuma agak jauh aja, ngobrol apa sih kok sampai kayak ngomel-ngomel gitu pakai nunjukin hp segala?” tanya ika yang seketika membuatku seperti tersambar petir. “Oo itu tadi kami lagi ngobrolin penipuan yang mas hampir kena” jawabku bohong. “Oo penipuan, penipuan apa mas?” tanya ika. “Penipuan undian berhadiah sayang, yang entah darimana gitu” ucapku mengalihkan perhatiannya. “Oo yaudah deh, lain kali hati-hati yaa mas, yuk tidur” ucap ika seraya memutar badannya membelakangiku.
Bersambung
Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂