Buku Harian Ari Part 7
Harus Bertahan
Ari
Dua hari berlalu setelah aku mendapatkan tubuh ika, jujur di dalam hati aku kecewa dengan apa yang kudapat darinya, memek milik ika tidak serapat yang kubayangkan walaupun diakhir permainan terasa himpitan luar biasa di dalam memeknya yang belakangan kuketahui sebagai suatu teknik mengapit kontol dengan memanfaatkan otot vagina, namun hal itu membutuhkan tenaga lebih dari sang wanita. Intinya aku kecewa dengan ika, namun aku adalah lelaki sejati. Aku harus menunaikan apa yang kujanjikan padanya, yaitu aku akan menikahinya.
Saat jam perkuliahan hari ini usai, hp ku berdering, saat kuangkat panggilan tersebut ternyata ulan meneleponku. Dia basa-basi menanyakan kabarku, hingga akhirnya dia berkata “Mas … buka deh aplikasi messengernya mas, ulan ada kirim sesuatu nih”, setelah kututup panggilan tersebut, langsung kucek apa yang ulan maksud. Ternyata ulan mengirim foto dirinya dengan senyum menggoda berbaring di ranjang, ia memberi caption “Mas ulan rindu, kesini dong”.
Seketika saat itu juga, kontolku berdenyut. “Seksi banget kamu ulan” balasku pada aplikasi messenger tersebut. “Iyaa dong, mas ke rumah ulan dong” balas ulan. “Iya boleh, kapan lan?” balasku yang sudah mulai birahi. “Sekarang aja mas…” balas ulan. Akupun bergegas mengambil mobilku di parkiran kampus dan berkendara sedikit tergesa-gesa menuju rumah ulan. Setibanya di depan pintu rumah ulan, “Tok tok tok”. Saat pintu rumah ulan terbuka ternyata bukan ulan yang membuka melainkan seorang wanita yang sedikit tua dibandingkan ulan dan ia hanya mengenakan baju sweater putih dengan potongan leher rendah sehingga terpampang bahu putihnya dan terlihat ada seutas tali bra berwarna putih. “Heloo…cari siapa mas?” tanya wanita itu. “Eh eh iya…saya cari ulan mbak” jawabku gugup. “Oo temennya ulan toh, saya kakaknya ulan. Sila masuk” wanita tersebut yang ternyata kakaknya ulan mempersilahkanku masuk.
Saat aku sedang menunggu di ruang tamu, kulihat ulan keluar dari kamarnya hanya menggunakan tanktop hitam dan celana pendek sama seperti foto yang ia kirimkan tadi. “Eh mas ari sudah sampai, dari mana tadi mas?” ucap ulan menunduk menyalamiku, sehingga aku dapat melihat belahan toketnya yang indah. “Dari kampus lan, habis kuliah tadi” jawabku. “Itu tadi kakakmu lan?” tanyaku membuka pembicaraan. “Iya, kak lisa namanya, cantik kan? Hehe” ucap ulan. “Iya cantik lan, sama kayak kamu” gombalku. “Ah mas ari gombal deh” ucap ulan tersipu. “Ngomong-ngomong orang tua kamu kemana rin?” tanyaku. Seketika ulan menunduk, akupun jadi salting. “Eh maaf, maaf kalau mas salah bertanya” tanyaku salah tingkah. Ulan pun akhirnya menatapku lagi seraya tersenyum tipis “Gak.. gak salah kok mas. Gini mas, orang tua ulan udah pisah” ucap ulan. Akupun merasa bersalah sudah menanyakan hal itu dan akhirnya memilih untuk diam.
“Pisahnya sudah lama mas, saat ulan masih berada di perut ibu ulan, pisah karena ayahnya ulan selingkuh setelah mengetahui ibu ulan gugur kandungan mulu sejak kelahiran anak pertama yaitu kak lisa, namun saat perselingkuhan ayah dan pelacur itu mulai terungkap, ibu sudah dalam keadaan mengandung, dan ibu langsung menggugat cerai” jelas ulan panjang lebar. “Ohh seperti itu, maaf mas tidak bermaksud untuk …” saat aku belum menyelesaikan kalimatku, ulan langsung memotong “Udah mas, gak perlu merasa bersalah seperti itu, jadi kita..jadi gak ni? Hehe” tanya ulan dengan menggigit bibirnya.
“Tapi ada kakakmu lan, gimana?” tanyaku ragu. “Ya di kamar ulan lah mas, masa’ disini” ucap ulan seraya berjalan menuju kamarnya, dan aku masih duduk terpaku melihat kemolekan tubuh ulan yang berlenggak lenggok menuju kamarnya, “Mas ayo sini” ucap ulan berbisik seraya melambaikan tangannya padaku. Akupun bergegas mendekatinya seraya celingak-celinguk melihat keberadaan kak lisa,saat kupastikan bahwa kak lisa tak melihat aku menyusup ke kamar ulan, langsung saja aku masuk begitu juga ulan. Kurasa ulan sudah sangat birahi, karena melihat aku yang sudah berada di kamarnya, ia langsung membuka tanktop, bra dan celana serta cdnya layaknya seorang striptis di wisata lendir.
Ia meliuk-liukkan tubuhnya di hadapanku, saat ia sudah tak berpakaian, ia berjalan kearahku dan menuntunku untuk duduk di pinggir ranjangnya, ia berusaha membuka celana yang ku kenakan, “Udah tegang mas kontolnya…tegang karena ulan apa karena kak lisa? Hayooo” ucapnya seraya meremas dan mengocok kontolku. “Karena kamu lah ulan” aku memujinya seraya memainkan rambutnya, ia lalu berlutut di lantai, dan mulai melumat kontolku.
“uhhmm hhmm” hanya itu yang terdengar dari mulutnya yang tersumpal oleh kontolku, ia sangat telaten menjilat dan menyedot kontolku. Walaupun tidak lama, namun itu cukup untuk membuatku ‘panas’. Ia lalu berbaring pada ranjangnya, dan berkata “Sini mas…puasin ulan…”, akupun langsung naik ke ranjangnya dan memposisikan kontolku di depan memeknya. Sesekali kutampar-tampar memek ulan dengan palkonku, “Ihh mas nakal..masukin mas” desah ulan.
Aku masukkan sedikit palkonku ke memek ulan, namun tak kunjung ku hentakkan. “Ihh cepetan…” desah ulan seraya menggerakan pinggulnya berharap kontolku masuk lebih dalam ke memeknya. Akupun mulai memasukkan kontolku secara perlahan, “Sshhh uratnya mass” desah ulan saat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya. “Ahh udah mentok itu mas…plis jangan di paksa lagi..iihh” desah ulan saat kontolku mengetuk-ngetuk pintu rahimnya.
Kudiamkan sejenak kontolku di dalam memek ulan, dan aku ingin memberikan serangan ganda pada tubuhnya, melihat toket ulan yang naik turun karena nafas ulan yang memburu, membuatku gemas ingin meremas dan melumatnya. Akupun langsung melakukan serangan pertama pada toketnya, kulumat dan kuremas bergantian kanan dan kiri. Namun kontolku masih diam, kurasakan pinggul ulan bergoyang agar kontolku bergesekan dengan dinding memeknya. “Mas genjot ahh….masa’ malah main toket ulan siihh sshh” desah ulan. Saat ia sudah merengek, akupun mulai melakukan serang gandaku, dimana toketnya kulumat dan kuremas habis-habisan, memeknya kusodok keras dengan kontolku.
“Akkhh mass…jago banget ahhh” desah ulan tak karuan. Kedua tangannya menekan kepalaku ke toketnya. “Ihh ihh ihh mass aku sampai” desah ulan diiringi semburan cairan cintanya. Dan aku tak memperdulikan itu, terus saja kugenjot memeknya dengan keras, “Akkhh masss pelanin dong ahh” desah ulan. Ku hentakkan keras dan cepat kontolku di memek ulan, karena aku ingin memberikan pengalaman berkesan padanya. “Ihh mas ari jahat ihh…kontolnya bangsat nih oohhh” ulan meracau tak karuan. “Kontol bangsat tapi suka kan? Uhh hehe” ledekku. “Ihh iyaahh…jangan ngomong ahh mass…lumat toket ulan ajaahh” jawab ulan yang kembali menekan kepalaku. “Ahh kontol! Panjang banget…sampai lagiii akuuuhh masss!” desah ulan diiringi semburan cairan cintanya yang kedua.
“Jangan teriak lan, nanti kakakmu denger” ucapku yang sedikit khawatir. “Biarin aja kakakku tau bahwa kontol mas ari itu gede dan kuat banget uhh uhh” ucap ulan yang mulai mengatur nafasnya. “Emang kakakmu pernah gituan lan?” tanyaku yang mulai memperlambat sodokanku, karena melihat ulan yang keletihan. “Gituan? Ngentot kali mass sshh..pernah lah mass..dia lonte juga itu” ucap ulan dengan bahasa cabulnya. “Kenapa? Mas pengen ngentot kak lisa juga?” tanya ulan to the point. Aku ragu untuk menjawab, “Entotin aja dia mas, kasihan aku liat dia ngocok memek terus di toilet, nanti kuatur deh” ucap ulan seraya tersenyum, akupun membalas senyumannya.
Kupercepat lagi sodokan kontolku pada memek ulan, “Udah hampir sampai yaaah mass?” tanya ulan. Aku mengangguk, ulan pun menanggapi anggukanku dengan mempercepat gerakan pinggulnya. “Crot dalem aja mas..” ucap ulan. “Hah? Nanti kamu hamil lan?” ucap ku panik seraya menahan palkonku untuk tidak nyembur dulu. “Gak apa mas, kalau aku hamil, aku bisa tuntut pertanggung jawaban dari pacarku yang maunya ngentotin aku aja, tapi gak pernah puasin dan seriusin aku, udah mas jangan khawatir ya” ucap ulan mengelus wajahku.
“Baa…baaiklah ulan..ugghh”, “Crooot croott crooott” ada sekitar 4 semburan pejuku yang memenuhi liang memek ulan. “Uhh mass..banyak bangett…ahh” desah ulan. Saat aku hendak mengeluarkan kontolku dari memeknya, ulan menahan pinggulku dan berkata “Sabar masss…ulan pengen peju mas masuk ke rahim ulan bener-bener”, akupun mengiyakan dan kembali menjilati pentil toket ulan sambil sesekali meremasinya. Sekitar beberapa menit, akhirnya ku keluarkan kontolku, terlihat pejuku dan cairan memek ulan ada sedikit yang meluber keluar sehingga membasahi ranjang ulan. “Banyak banget yaa mas, sampai keluar gini” ucap ulan seraya memegang memeknya.
Rini
Setelah dua hari lalu kak rida pingsan karena memergokiku yang sedang masturbasi, kini kesehatannya mulai membaik, walaupun ia masih belum mau berbicara denganku.”Mungkin kak rida masih shock” pikirku. Hingga akhirnya pada siang ini, bertepatan ketika mas boby pergi ke kampus untuk berkuliah. “Tok…tok tok” terdengar suara ketukan pada pintu kamarku. Akupun bergegas membukanya, “Eh kak rida, sila masuk kak” ucapku mempersilahkan kak rida masuk. Iapun masuk tanpa berkata apa-apa padaku lalu ia duduk ditepi ranjangku. “Kakak gimana keadaannya?” tanyaku membuka pembicaraan. ”Udah membaik” jawabnya singkat.
“Kamu diperawanin sama siapa rin? Bilang sama kakak” akhirnya kak rida mulai bertanya. Akupun akhirnya menceritakan semuanya dari awal, kecuali kisah perselingkuhan mas boby denganku. Kak rida tampak kaget dengan kenyataan bahwa adiknya ini telah tidak perawan dan sengaja dikirim ke kota untuk dihindarkan dari pria yang pernah memerawani adiknya ini. Kak rida langsung memelukku erat dan berkata “Sabar dek…maaf kakak sudah berprasangka tidak-tidak denganmu…kakak akan jagain dirimu disini dek…huhuhuhu”, “Iyaa makasih kakak…” ucapku yang juga memeluknya erat. Saat kami sudah saling menangis tersedu-sedu, kakakku kembali bertanya yang membuat bulu kudukku merinding, “Kamu disini udah ada ‘main’ dengan lelaki?”, “Eeee enggak ada kak” jawabku berbohong. “Bagus deh…tahan ya dek kalau pingin….maaf kemarin kakak mengganggu privasimu, karena kakak takut kamu kenapa-napa, ternyata kamu lagi itu…dan karena kakak taunya kamu perawan makanya kakak marah besar padamu….maafin kakak ya dek” ucap kak rida seraya mengelus-elus punggungku. “Iyaa dimaafkan kak” ucapku. “Sebenarnya aku yang harus minta maaf kak” aku membatin.
Bersambung
Pembaca setia Kisah Malam, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)
BTW yang mau jadi member VIP kisah malam dan dapat cerita full langsung sampai Tamat.
Info Lebih Lanjut Hubungin di Kontak
No WA Admin : +855 77 344 325 (Tambahkan ke kontak sesuai nomer [Pakai +855])
Terima Kasih 🙂