Peluk 20 Detik Part 32
VIONA : papah !!
ANGGA : sebentar mah
VIONA : pulaang pah pulaang !!
ANGGA : maaf istriku sudah manggil
TASIA : ga bisa gitu kak , ok ok hhhh biarkan aku ngambil nafas , silahkan kak
ANGGA : jadi ?
TASIA : silahkan kakak pulang , dan besok kakak bakalan lihat ada berita satu gadis mati !!!
ANGGA : hey , jangan begitu
TASIA : biarin !!
ANGGA : tasia , maafkan aku
TASIA : kak ( tasia merangkulku )
Aku mendengar suara mobilku sendiri berderu kencang melewati simpang jalan , Viona meninggalkanku .
Hanya satu pintaku , jangan mati demi aku , jangan
Pelupuk rindu yang mengekangmu tidak bisa mengikatku begitu saja
Aku masih milik orang lain
Air matamu berderai seiring hujan petang itu
Basah tubuh ini tidak membuatku dingin sama sekali
Dalam dekapanku ada seorang yang dengan tulus mencintaiku apa adanya
Matanya tampak sembab
Rambut panjangnya terpapar air hujan
Semua mata memandang ke sudut jalan tempat kami berdua saling berangkulan
Hari itu , titik nadir dalam sebuah hubungan suci antara aku dengan viona
Bertahun aku menikahinya , mungkin saat inilah aku benar-benar menghancurkan hatinya
Aku tidak berharap dia memaafkanku dengan mudah
Posisi ini sungguh begitu menyiksa
“ pulang ya , aku mohon kamu pulang ya sayang “ aku mengecup kening tasia
“ iya , makasih udah pilih aku “
“ aku memilihmu karena aku tidak mau melihat satu jasad tergeletak karena ulahku “
“ apapun alasannya , dia meninggalkan kakak dan kakak tetap disini “
“ mohon mengerti posisiku , aku sangat sayang viona “
“ aku sayang kakak “
“ aku juga mungkin menyayangimu “
“ itu saja cukup kak “
“ pulang ya , aku cari taxi buat kamu “
Satu taxi berwana biru muda menepi saat aku mengacungkan jariku , aku mengantar tasia dan sebelum aku menutup pintu taxi tasia memburuku dan mencium bibirku dengan mesra , dia tidak perduli akan bapak sopir yang tampak tertegun melihat kelakuan kami berdua .
Hujan bertambah deras , sial HP dan dompetku ada di dalam mobil , aku merogoh saku celana dan hanya ada satu lembar uang sepuluh ribu rupiah .
Angkot berwarna biru benhur mengantarku yang kuyup dan duduk di pojok , macet seperti biasa dan ketika sampai di gerbang komplek aku meminjam payung kepada bapak satpam yang berjaga , hujan ini semakin deras , aku menapaki jalanan komplek perumahanku dengan sedikit tergesa , hingga ke depan rumahku akun melihat mobilku terparkir diluar .
“ Fitri , fiitt “
“ ya kaang “
“ oh ada ya ? “
“ iya , aduh basah gitu bentar fit ambil handuk dulu “
“ oh iya , thanks ya fit “
Aku membuka sepatuku namun tidak ada tanda-tanda keberadaan vio di rumah
“ fit , teteh mana ? “
“ teteh tadi kesini kang , sebentar “ fitri membawakanku teh hangat , raut wajaahnya nampak kaku
“ terus ? sekarang kemana ? “
“ pergi “
“ kemana ? “
“ mmm tadi bilang sih mau jemput aa , terus ke majalaya “
“ ke rumah bapak ? “
‘ iya ‘
“ hhhh “
“ akang berantem ya sama teh vio ? “
Viona pulang ke orang tuanya di majalaya , hhhhh aku hanya bisa menarik nafas panjang dan merebahkan tubuh ini di sofa , fitri menemaniku tanpa suara , dia hanya nampak tertegun melihat ke arah tv yang menyala namun dengan pandangan kosong .
“ akang ganti baju dulu nih “ fitri menyerahkan satu stel pakaian tidur lengkap dengan CD
“ makasih ya “ aku tersenyum ala kadarnya
“ bajunya tadi disiapin teh vio sebelum pergi “
“ baju ganti ini ? “
“ iya kang , hiks “
“ kenapa kamu ? eh fit jangan nangis “
“ fitri malu kang “
“ malu kenapa kamu ? “
“ teteh baik sama fitri , teteh begitu sabar hadapi akang , tapi baru sekarang fitri lihat teteh begitu gundah , teteh kaya orang stress tadi , tapi segundah-gundahnya teteh , teteh masih sempet siapin baju buat akang dan pesen ke fitri kalo nanti akang pulang minta fitri buatin teh pahit soalnya pasti akang kehujanan “
“ ya begitulah vio hhhh “
“ akang susul teteh ke majalaya kang , cepet sana “
“ ga usah fit , biarin teteh disana dulu “
“ baru kemarin-kemarin fitri lihat teteh sama akang baikan , sekarang udah begini lagi , kang baikan sama teteh kaang “
“ ssttt sudah , fitri masih muda , masih terlalu kecil buat ngerti ini semua “
Fitri menangis lebih kencang , entah apa yang dirasakannya , bukannya kemarin dia masih berniat memburuku ? ah mungkin aura Viona membuatnya berfikir kalau dia memang kalah telak , fitri memeluku dan menangis dipangkuanku .
“ akang ganti baju dulu ya , makasih teh nya “
“ iya kang “
Kelam ini sungguh terasa , setelah ganti baju untuk beberapa saat aku hanya bisa berbaring di kamar yang sepi tanpa Viona .
Lamunanku tersadarkan oleh ketukan di pintu
“ kang “
“ iya fit “
“ ada telfon “
“ eh ? “
Aku membuka pintu dan nampak fitri menyodorkan HP nya
“ siapa ? “
“ kak lidya “
“ oh “
ANGGA : halo
lIDYA : malem kang
ANGGA : malem
LIDYA : maaf ya lid nelfon akang lewat HP fitri , tadi telfon akang tapi ga diangkat angkat
ANGGA : ooh HP akang masih di mobil , belum sempet ambil
LIDYA : pantesan
ANGGA : kenapa neng lid ?
LIDYA : hhhh lid mau tanya kabar akang aja
ANGGA : eh ?
LIDYA : teteh udh bicara sama lid tadi
ANGGA : oh mmm
LIDYA : kasihan teteh kang
ANGGA : iya salah akang
LIDYA : andai aku lagi di Bandung
ANGGA : mau ngapain ?
LIDYA : aku bakalan toyor kepala akang terus ke majalaya temenin teteh
ANGGA : hhhhh
LIDYA : kang boleh tanya ?
ANGGA : mmm
LIDYA : akang beneran suka gadis itu , mmm siapa namanya ?
ANGGA : Tasia
LIDYA : beneran suka ?
ANGGA : entahlah
LIDYA : aku sendiri ga yakin akang beneran suka sama tasia
ANGGA : nah itu bisa nebak
LIDYA : kang , asal akang tau , teh vio jugaa berfikiran sama
ANGGA : akang tahu
LIDYA : dan teteh ke majalaya cuman buat nenangin diri
ANGGA : iya akang tau
LIDYA : kang
ANGGA : ya
LIDYA : jaga perasaan teteh ya sebagaimana akang jaga perasaan lid
ANGGA : siap
Ini hari ke 4 tanpa ada vio dirumahku , sepi , aku hanya bisa bertemu vio pagi-pagi di rumah omah , itupun tidak saling bertegur sapa hanya sekedar menitipkan anak lelakiku ke omah atau mengantarnyaa ke TK . wajah vio nampak lelah , jarak dari majalaya ke tempatnya bekerja memang lumayan jauh apalagi ditempuh dengan mobil , beberapa titik macet seperti ciparay , jelekong , bojong soang , perempatan buah batu hingga ke tengah kota banyak menguras energi , mah kembali atuh ke papah , jangan siksa papah seperti ini , papah memang salah , apa yang bisa papah lakukan untuk menebus kesalahan ini ?
Lidya Side
Mana jaket woll ku ? mmmmmhhh dimana ya ? mungkin dicuci bi yayat ? nanti saja aku tanyakan , ok cukup hari ini , persiapan untuk seminggu sepertinya cukup aahh , oh obat mana obat , ok sebagian nanti kubeli disana , kang angga sedang apa ya ? mungkin masih sedih ditinggalin teteh ? apa aku harus bicara lebih banyak dengan teteh ? aku kan adik-adikannya , tunggu lidya tunggu sekarang saatnya , apakah mereka akan berpisah ? sekarang saatnya kammu masuk lebih dalam , tapi itu picik kan ? masuk ketika kosong ? tidak itu siasat , aduh kepalaku pusing mikirin ini tapi memang ini kesempatanku , sebelum ke jepang aku harus meluruskan sesuatu .
Ting tong !!
“ udah siap Lid ? “ itu adalah dena temanku
“ sudah “
“ gue nginep sini ya biar besok pagi ga kesiangan “
“ boleeeh aseekk kebetulan gue ga ada temen “
Malam ini aku ditemani dena , tiket pesawat kami berdua dari Cengkareng menuju Narita sudah dipersiapkan jauh hari , maksud kepergian kami ………………
“ Aku selalu membayangkan mengenakan baju pengantin berwarna putih , hari besar yang kurencanakan untuk bisa bersama angga sebentar lagi akan terlaksana , sekarang saat yang tepat mempersiapkan semuanya , aku dengand dena pergi ke jepang mempersiapkan pesta kecil bagi kami , mungkin bisa disebut after party juga soalnya semua urusan di jakarta sudah diurus oleh temanku yang satu lagi , sekarang aku hanya mempersiapkan tempat untuk saling mengakrabkan diri dengan beberapa temanku dan kang angga , mudah-mudahan semuanya berjalan baik , aku selalu menyayanginya sampai kapanpun “
08.00 WIB Soekarno Hatta International Airport
“ Lid, fisik lu lagi ok kan ? “ dena nampak cemas melihatku yang memang agak pucat dan lesu pagi ini
“ ok den kalem ajaa hehe , eh disana lagi salju ya ? “
“ itu dia , tempat tujuan kita lagi dingin-dinginnya , dibawah nol derajat “
“ gue baawa baju woll banyak tenang aja “
“ hhhh jangan maksain lid , padahal gue aja yang pergi sendiri “
“ gapapa den , gue pengen usaha gue terbayar nanti , ini semua demi cinta gue sama kang angga , makasih ya udah bantuin gue “
“ hhhh iya lid , apapun buat lu , best friend gue “
Tak berselang berapa lama satu pesawaat dengan logo burung garuda tampak take off dari bandara .
@satu kedai ramen , Shibuya Tokyo
“ masih jauh loh lid , nginep dulu kan ? sluuurrp “ dena nampak menikmanti mie udon yang dipesannya
“ sekarang aja , gue udah ga sabar den “
“ ya sudah , pake kereta jaaamm , bentar berapa ya ? “ dena nampak melihat HP nya
“ lu atur aja , brrrr dingin ya “
“ lid , disana lebih dingin , lu bakalan ok ? “
“ gapapa den , gue ok “
Senja menjelang tanpa ada matahari terbenam yang indah seperti di kebanyakan tempat di Indonesia , kereta ini melaju sangat cepat , malam menjelang dan aku bersama dena menikmati kolam air panas secara privat di hotel tempat kami menginap , dikelilingi salju yang tebal , tempat ini sangat dingin , mohon kuatkan aku .
Siang hari , hotel tempat Lidya akan merayakan pernikahannya dengan Angga.
“ uhuk uhuk !! “
Obat gue mana ? aduh masih pusing dan batuk ini sungguh mengganggu , andaikata terlambat gue ga bisa seperti ini terus .
“ Lidya lu baik-baik saja ? “
“ baik kok hehe ga apa apa santai aja “ walau demikian aku usap sedikit dadaku , sakit
“ sakit kepala kok usap dada ? “
“ kepala gue udah agak baikan sih mmmm ini kayanya faktor cuaca saja “
“ oh , salah sendiri ke saporo pas musim salju , sadar ga sih badan lo rapuh ? “
“ gue sadar , tapi ya mau gimana lagi “
“ yakin disini ? “
“ yakin “ hanya senyum simpul yang bisa kuberikan , bibir ini terasa kaku di cuaca dibawah nol derajat
“ baiklah , budgetnya nanti gue yang atur , kayanya bakal lebih murah , eh kenapa ga di Jakarta saja ih “
“ makasih ya , lu emang sahabat terbaik gue “ aku memeluknya erat
“ Angga tau kamu disini sekarang ? “
“ nggak “
“ tetep yaa , surprise hehe “
“ iyalaah , eh ada apa itu rame-rame ?” aky tertarik ke kerumunan orang – orang yang mengahadap satu panggug
“ mana? Oh stage itu ? itu show festival musim dingin disini , ah paling idol yang nari-nari , llu gaa liat tuh yang nonton kebanyakan cowok ? “
“ iya juga sih , liat yuk , kepo ahahah “
Dentuman musik mengalun dengan beat yang sedikit menghentak , gue ga terlalu ngeh dengan lagu ini , yang kulihat di atas panggung sana hanya sekitar 5-7 orang gadis-gadis cantik berseragam sedang menari dan bernyanyi , hmm boleh lah pantesan cowok-cowok disini pada melongo semua ahahahha , eh kok yang diatas panggung itu bisa berbahasa indonesia ya ? bukannya mereka idol jepang ? gue membidik salah satu dari mereka dengan kamera HP ku kemudian meungunduhnya ke path , beberapa saat kemudian aku melihat satu love dari “ Rdn Angga Kusuma “ .
End of Lidya Side
Huatchiihh !!! “ haduhh gatel idung sama kuping “ siang ini aku hanya bisa menikmati kopi panas di kantin samping kantorku , beberapa kali aku membuka Hp dan melihat sosmed yang aku punya , tidak ada update dari Viona , hanya beberapa pic keberadaan Lidya di Jepang sana , hmm sedang apa dia disana ?
“ kak “
“ eh ? tasia ? “
“ kaget gitu , biasa aja ah “
“ ngapai kamu kesini ? jam sekolah “
“ aku mabal kak hehe “
“ nakal , ga boleh gitu !! “
“ biarin , ga setahun sekali aku mabal “
“ tapi … “
“ heup , sudah kak , hmmm aku kangen , jalan yuk ? “
“ aku kerja “
“ mabal lah sekali kali kak “
“ enak saja , bisa digantung boss “
“ halah sekali kali kak , ayolah demi aku “
“ ga bisa gitu tasia , kamu harus belajar yang namanya bertanggung jawab “
‘ kalau gitu kakak tanggung jawab sudah ambil perawan aku hayoo “ sudut mata tasia menunjukan keseriusan
“ kalau itu aduh aahhh “
“ ga bisa kan ? baiklah ya minimal kakak harus bisa bikin aku happy lah , aku ga apa – apa kok di cap perebut suami orang , toh yang jalanin hidup aku bukan mereka yang ributin aku kan ? “
“ tasia , tetep itu ga baik , gimana orang tuamu coba ? “
“ bisa diatur “
“ hei anak muda , hidup tidak semudah semua perkataanmu “ aku memandangnya dengan sedikit tajam
“ tapi hidup juga ga seribet yang kakak kira , bisa saja kok kita anggap ini sebuah petualangan baru “
“ petualanganku sudah cukup , perjalananmu memang masih panjang , tapi jangan seret aku masuk kedalamnya “
Hening menyelimuti ruangan , tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut tasia .
“ sebelah sana bu “ aku mendengar suara laki-laki yang kuduga bapak security kantorku .
“ mamah !! “ astaga jantungku beneran serasa mau copot , iya benar itu viona , dia tiba-tiba saja berada di kantin sebelah kantorku menenteng satu kantong yang kuduga cemilan atau apapun untuk makan siang , posisiku sugguh tidak baik saat ini , kenapa semuanya serba kebetulan ? kebetulankah ? atau ?
“ hai pah , ohh sudah ada teman ya ? ok mamah balik ke kantor ya , ini ada roti isi buat papah , silakan buat kalian berdua saja “
“ mah tunggu “ aku berlari mengejar vio yang dengans egera balik kanan setelah menaruh makanan yang dia siapkan , mungkin untuk aku dan vio santap berdua awalnya , tapi semuanya hancur sekarang .
“ sudahlah pah , mamah capek , gadis itu sungguh nekad , mamah ga mau ada keributan di lingkungan kantor papah “
“ mah aku ga pernah undang dia kesini “
Vio tersenyum sambil mengelus pipiku “ mamah tahu itu kok papah sayang , papah ga mungkin seperti itu , tapi sekarang biarkan mamah pergi dulu ya “
Senyuman itu tidak palsu , vio masih sangat mencintaiku walau hatinya berkeping terpecah oleh suasana ini , sekali lagi maafkan aku mah .
Aku kembali ke mejaku dan melihat tasia dengan perasaan tak berdosa memakan roti isi buatan vio .
“ mmm nyam nyam , enak loh kak , wah aku harus bisa bikin lebih enak dari ini bia kakak lebih memilih aku ketimbang dia “
“puas ? “
“ apanya ? “
“ menyakiti vio ? “
“ belum “
“ lebih baik kamu tinggalkan aku “
“ hhh laki-laki , sama saja , sudah dapat enaknya , campakan pasangannya “
“ dengar ya tasia , bagaimana aku bisa jatuh hati kepadamu kalau kelakuan kamu bener-bener seperti ini “
“ seperti ini ? seperti apa ? “
‘” seperti anak kecil !! “
“ aku memang anak kecil kakak , usiaku baru 18 tahun , kakak gimana sih ? “
“ tapi kan ….”
“ sudah kak , aku males berantem “
“ eh “
Tasia meninggalkanku setelah menghabiskan suap terakhir roti isi , dan tinggalah aku disini dengan segala ketidakpastian ini .
@ruangan kerja kantor
“ tok tok “
“ masuk “
“ maaf pak angga , ada kiriman paket “
“ oh iya pak makasih “
Hmmm pengirim atas nama Lidya , aku membukanya , satu kotak berwarna putih tulang , aku membukanya dan ada satu cincin putih berukir nama Angga & Lidya .
Bersambung