Cerita Erotis Kamu Dia Mereka Season 2 Part 44
Tobi’s Revenge
Sore ini seperti biasa Gladys yang malas nyetir mobil masuk ruanganku. Aku tahu kode dari Gladys segera merapikan dokumenku dan 15 menit kemudian aku dan Gladys sudah ada dalam mobilku menuju apartemen Gladys.
“xixixixixi rasain loe.. kencan sama cucu konglomerat gk ngomong sama sidechicknya sih..”
“Emang sidechicknya Lidia siapa?”
“bukan sidechicknya Lidia, sidechicknya loe tauuuu..”
“emang siapa?”
“ehem.. kenalin nih sidechicknya pak andre laksamana yang baru” katanya seraya menyodorkan tangan ngajak salaman
“hadeh Gle.. itu tugas negara lagi.. loe jangan ikutan dah, udah pusing gw dengan segala gossip di sini.”
“iya gw ngerti koq. Semalem habis loe balik dari hideoutnya Lidia, dia telepon gw sampe lewat jam 12”
“oh ya… gimana dia?”
“ya gitu deh dia nangis-nangis antara nyesel udah layanin si tobi dengan kecenderungan masokisme dan marah karena ternyata itu semua palsu.”
“Ya gw bisa ngerti posisi lidia sih..”
“btw loe ada ketemu sidechicknya tobi?”
“iya, sebentar… yang ini kan orangnya?” kataku sambil memperlihatkan foto nita
“gilingan, bener banget, koq dia mesra sih ma loe?” ada nada cemburu dari Gladys
“semalam Lidia juga mesra ma gw di gala dinner” kataku membela diri
“maksud gw tuh, loe ma sidechicknya tobi deket?” Gladys mencoba menetralkan suasana
“nggak segitunya sih, kenal ya gara-gara tobi”
“emang gimana koq loe bisa tau soal tobi ngewein tuh cewek”
“hhhmmm… ya gw tanya lah, tuh cewek ngaku klu tobi lembut banget dan tetep bisa crot tanpa harus mukulin dan nyakitin pasangannya.”
“Koq dia bisa cerita sedetil itu ma loe? Katanya kan gk deket?”
“gle.. dunia mereka tuh beda ma kita-kita. Buat mereka, kasih sayang nomer dua, kedekatan nomer sekian, nah pas habis diusir tobi dari apartemennya dia ditampung sama bekas gundik gw waktu jaman gw blom merit. Gundik gw itu kan sampe sekarang tinggal di apartemen gw, nah dia minta ijin ma gw boleh gk sidechicknya tobi sementara nginep situ”
“ooohhh… loe nih player lama yah xixixixi”
“bentar jangan dipotong dulu, gundik gw ini skrg hidupnya disokong sama orang kayak tobi juga, yang kapan aja bisa dateng ngewein dia. Nita si sidechicknya tobi bingung, akhirnya gw kasih duit buat cari kos sama buat biaya hidup dia sebulan. Sekalian gw tanya tentang tobi, ya dia buka semuanya.”
“koq dia sama lidia begitu?
“dia pasti sengaja lakukan itu kayak pelampiasan karena selama ini kakeknya lidia ada banyak bikin si tobi sakit hati”
“gila ya si tobi itu dan cara dia ngaku klo gk bisa crot tanpa sabetin si lidia itu loh, cemen banget” Gladys gemas
“ya semoga aja si tobi gk baca koran, dari pagi sih gk ada WA gw apa2”
Tiiiiinnnnn!!! Aku klakson mobil depanku yang gk juga gerak padahal lampu udah berubah jadi hijau. Seorang turun dari bangku penumpang tempelin kertas yang ditulisi dengan spidol di kacaku
“ikutin, dicari pak tobi”
HAH!?!? Benerkan kejadian hadeh..
Gladys masih ada di sebelahku langsung pucat. Aku digiring ke area sepi seputar daerah pluit.
“Gle loe duduk di bangku driver biarin mobil nyala kunci semua pintu, klo ada apa-apa loe langsung cabut aja, jangan pikirin gw” kataku sebelum turun dari mobil dan mau tahu apa maksud Tobi.
Tobi keluar dari C300 yang ternyata mepet di belakang aku
“eh lacur laki!! Anjing lu ya men..”
“wait, ini urusan apa dulu nih..”
“semua men, loe sama boss loe rampas company gw. Loe ngewein dan ngumpetin si nita. Eh semalem loe asik banget ya, ngewein bini gw. Gila loe… ada dendam apa sih loe ma gw, sampe semua punya gw loe sikat?”
“hah!? Loe kudu tau ya babi. gw gk pernah ngewe ma gundikloe atau bini loe.”
“anjing lacur luh, mana ada maling ngaku. Nita udah ngaku ma gw kontol lu bisa bikin dia puas empat kali, bini gw tadi pagi aja gk mau ketemu ma gw gara-gara semalem habis digenjot ma loe”
“mana buktinya?”
“gk usah pake bukti, gw liat koran, bini gw mesra banget ma loe? Terserah sih, cepat atau lambat loe akan ngaku, cuma loe mo pake cara keras pa cara keras banget?”
“hahaha loe gk ngasih gw pilihan nih..”
“beresin nih lacur laki!!! Mampusin sekalian juga malah bagus!”
Ada empat orang yang berada dibelakang tobi, yang tiga maju ke depan. Satu bawa balok seukuran lengan, satu bawa stick satpam, satu lagi bawa belati. Aku bersiap dan menghitung peluangku. Mereka segera ancang-ancang. Kuda kudanya khas preman tukang palakin mbok sayur di pasar. Tapi ada satu yang aku notice dari mereka, semuanya punya tatto yang sama di bagian dalam pergelangan tangan, gambar ikan ntah ikan hiu atau ikan sapu2.
Mereka maju serempak, dan aku fokus pada pembawa belati. Sengaja kukorbankan diriku untuk menerima tiga atau empat pukulan dari stick satpam dan kayu balok, tapi semuanya tidak kena di area vital, satu bisa kuhindari karena terlalu lambat, tiga lagi sengaja ku biarkan masuk kena di punggungku
Seorang petarung amatir akan cepat puas dan kepedean dengan situasi ini, overconfidence create mistake. Itu yang aku incar. Dan benar saja, melihat aku terjatuh, merunduk melindungi kepalaku dari gebukan kayu dan s, si pembawa belati maju dengan percaya diri. Dia berjalan pelan sok santai sembari tengok kanan kiri kemudian menghunuskan belati itu dan dengan satu gerakan mengincar perutku. Ini yang aku tunggu. Saat itu dia terbuka sama sekali. Aku bangun dan meloncat tiba-tiba sebuah tendangan kuat kulepaskan seperti menyepak bola, mengincar bagian selangkangannya dan MASUK! Keras banget, dia terlontar mundur dua langkah dan segera sebuah double kick dariku menyusul sama kerasnya menghantam tempat yang sama lagi tanpa bisa dihindari maupun ditangkis olehnya. Dia bahkan gk sempat berteriak dan jatuh gk bergerak. Aku rasa bijinya pecah berkeping-keping terkena tiga tendangan kerasku barusan. One Down.
Dua orang yang sedang memukuliku kaget dengan gerakan cepatku dan melihat betapa si pembawa belati tak sempat bereaksi sama sekali langsung KO dengan sukses dan bisa dipastikan masa depannya suram.
“Woi !! Jangan maju! Tuh orang bukan lawan loe semua” satu orang yang masih selama ini ada di samping tobi membuka bajunya dan maju
“maju loe..” kataku
HHmmm.. aku buta dengan lawanku ini, dia membuat kuda-kuda yang aneh dengan posisi agak menunduk dan memulai teknik pernafasan, sebentar kemudian gerakannya berubah menjadi lebih aneh lagi, loncat-loncat mengelilingi aku kayak monyet. Kayaknya ini jurus monyet coli.
Gk berapa lama dia yang berdiri sekitar lima langkah dari aku meloncat dengan cepat aku perhatikan gk ada celah sama sekali dari gayanya meloncat… aku mundur dua langkah menjaga jarakku. Serangan berikutnya adalan serangan loncat sambil mencakar cepat banget. Satu dua tiga empat lima cakarannya semua bisa kuhindari. Bagus, dia cepat dan tidak menyisakan celah buat mencuri serangan. Aku coba analisa, dia bertarung menggunakan jurus dan insting, bukan perhitungan matang. Tapi jurusnya sempurna jadi menutupi kekurangannya. Setelah itu bebrapa kali dia menyerang aku masih bisa terus menghindar sambil dengan sabar mencoba mencari celah, tetap gk ada celah. Ini sih antara dua, dia harus aku bikin marah atau bikin pede. Aku memutuskan memberinya semua.
Aku membiarkan diriku agak terbuka dan bergerak dengan lebih lambat, akibatnya satu cakarannya berhasil merobek bajuku dan melukaiku di bagian dada, sebagai balasannya sebuah pukulan hook keras dariku juga masuk ke celah rusuknya dia dengan telak. Dia terlontar ke samoing segera membuat kuda-kuda aneh lagi tapi dari wajahnya aku melihat dia menahan sakit di rusuknya, aku pun meringis menahan pedih di dadaku yang sepertinya mulai mengeluarkan darah. Mode Beast ON
Dan benar aja, merasa berhasil melukaiku, dia dengan kalap berusaha keras melontarkan cakaran demi cakaran secara cepat tapi kali ini agak sembrono. Sebuah tendangan ke arah perut segera aku lontarkan, dan dengan sigap ditangkapnya. Yes… kaki tumpuanku segera bergerak cepat dan melontarkan tendangan keras ke arah kepalanya yang tak sempat dihindarinya. Sepatuku dengan telak menghantam rahangnya membuat pegangan pada kakiku terlepas dan dia miring ke kiri segera kusambut dengan tendangan memutar menghantam bagian rusuknya yang tadi terkena pukulanku aku merasa ada tulang yang patah di dalam sana akibat tendangan kerasku tadi. Dia terjatuh meringkuk dengan merasakan kesakitan yang luar biasa. Aku gk memberinya ampun , aku hampiri dia dengan satu lompatan dan sukses mendaratkan lutut ku pada bagian rusuknya yang masih sehat. Dia berteriak keras sekali. Dengan bernafsu kuhujani dia dengan pukulan ke wajahnya ntah berapa banyak tapi yang jelas, aku sampai merasa kepalanku kaku dan sakit dan dia udah gk bergerak lagi.
Dengan nafas memburu aku kembali berdiri dan melihat sekeliling, tinggal hanya ada dua orang yang terjatuh ini, yang lain ntah ada dimana. Aku menghampiri si pembawa belati tadi dan memungut belati yang terjatuh. Empat buah sayatan kubuat, dua memutus urat tendonnya kanan dan kiri, dua lagi memutus kutancapkan di paha bagian belakang dan memutus hamstringnya kanan dan kiri. Setidaknya dia tidak akan bisa berjalan lagi.
Aku lalu kembali pada monyet buduk sambil mengambil tongkat satpam yang ditinggalkan begitu saja dan kuhantamkan kayu itu berkali-kali ke jari jarinya yang terkulai lemah tak berdaya seperti mencacah daging kupastikan seluruh tulang telapak tangannya hancur menjadi remah2 dan gk akan pernah bisa mencakar lagi.
Aku merasa cukup, terlentang di jalanan mengatur nafasku. adrenalinku mereda dan perlahan aku kembali ke mode normal. Rasanya aku tahu, kenapa aku bisa punya pikiran yang dikatakan Gladys jahat dan tega. Itu adalah sifat asliku sebenarnya, sebelum dibentuk dan dipoles habis-habisan oleh janis dan mengubahnya menjadi hal positif.
Aku kembali ke mobil dengan jauh lebih tenang, tapi Gladys yang sudah duduk kembali di bagian kiri, wajahnya tertegun. Kelihatannya dia shock berat melihat parade ke beringasanku barusan. Sepanjang perjalanan wajah itu gk berubah dan juga gk ada kata-kata yang terucap darinya. Sesampai di drop off apartemennya Gladys menghambur keluar mobil dan langsung masuk lobby sambil berlari. Dia pasti ketakutan dengan mode Beastku tadi.
Aku menyetir pelan ke arah rumah membuka kaca mobilku dan merokok. Ada rasa puas atas kemenanganku tadi. Aku tahu rasa ini gk boleh kupelihara nanti dia akan terus menerus minta dipuaskan.
Sampai di rumah, aku disambut Tiara dengan heboh, ia langsung repot memberikan perintah ini itu ke bibi.
“Aaakkkhhhhh sssshhhhh aaaccckkkkk ssshhh saakiitttt sayang..”
“Sakit? kamu bilang sakit mas? Nih sekalian….”
“Aaakkkhhhh….” aku teriak kesakitan ketika tiara dengan kesalnya menekan kapas yang basah alkohol ke luka di dadaku.
“Kamu itu direktur tau!! Ngapain berantem di jalan?”
“Udah kayak anak SMA aja pulang-pulang bawa koreng”
“Sekalian aja jadi preman gk usah kerja”
“Cemen banget begini aja teriak sakit, tadi waktu berantem sok jagoan”
“Gayamu aja kayak deadpool berantem di jalan. giliran diobatin bini, nangis udah kayak si ale “
Dan banyak lagi lagu rap yang dinyanyikan tiara selama mengobati luka di dadaku ini. Aku tau dia pasti kesal karena khawatir.
Selesai dengan luka di dadaku, tiara memeriksa bagian tubuhku yang lain, ada banyak lebam yang mulai membiru di area punggungku. Dengan jarinya dia memencet mencet lebam itu dan itu membuat rasa ngilu yang luar biasa.
“Aaarrrg.,……. saaaaakkkkkiiiittttt… udah gk usah pegang pegang…” bentakku kesal
“Katanya jago beladiri, ini masih aja lebam lebam, emang gk bisa kamu tangkis apa gimana itu?”
“Ya namanya berantem pasti kan kena pukul juga, emang si steven seagel gk pernah ada yg bisa mukul dia? Jet Lee aja berantem juga kena pukul.”
“Aduuuhhh mass…. kamu ini ya… lebam aja dibanyakin, rumah kek dibanyakin.”
Tiara keluar kamar dan kembali sudah membawa ethilchloride yang disemprotkan ke lebamku, dia kemudian ganti baju pakai legging panjang dan kaos kebesaran.
“Mau kemana?”
“Ya ke dokter lah..”
“Ngapain ke dokter cuma begini aja?”
“Kamu perlu yang namanya ATS, tuh koreng kamu supaya gk infeksi”
“Ya udah, kaos ku mana?”
“Ya ampun kan bisa ambil sendiri kamu gk sakit-sakit banget juga kan?” Kata tiara membuka lemari dan mengambil kaosku
“pakein..”
“Ini laki ya.. manjanya minta ampun,” tapi dipakaikan juga kaosku
“Makasih sayang…” kataku
“Trus apa lagi, minta digendong ke mobil? Xixixixi”
“Hehehehehehehe”
Selesai dari dokter dan disuntik ATS juga penenang, tiara memandikan aku dengan sangat telaten. Seluruh badanku dibasuh sabun dan dibilas tanpa membasahi perban yang ada didadaku. Kemudian dikeringkan. Lalu dengan sabar mamakaikan pakaian untukku.
“dah kamu rebahan dulu nanti aku nyusul.”
Aku rebahan di kasur dan gk lama tiara nyusul setelah meletakkan semua pakaian kotor ku ruang cuci. Tiara lalu rebah disampingku dan meletakkan kepalanya di dadaku
“aargggg…. “ aku teriak
“maaf… maaf.. ini yang sakit ya?”
“hehehehehe”
“ish kamu tuh..” langsung tiara menghujaniku dengan pukulan pakai bantal.
“hehehehe”
“aku inget koq yang sakit di kiri”
“tapi kenapa kaget? Hehehehe”
“ya kan gk yakin juga ishhh…. sebel tau..”
“maaf ya sayang…”
“cium…”
CUP aku cium bibirnya sekali
“makasih ya udah di obatin dan disayang-sayang..”
“iya mas… btw kalau lg kayak gini, masih bisa tegang gk?”
“coba aja.. “
Tiara lalu ngelus-elus jagoanku dari luar celana dan rupanya itu justru melenakanku. Pengaruh obat penenang dan elusan di jagoanku malah membuatku langsung tertidur tak sadarkan diri.
Bersambung