Cerita Erotis Kamu Dia Mereka Season 2 Part 41
Psychological Selling and Psychological SSI
Pagi itu aku sedang bekerja di ruanganku ketika HP Tiara tertinggal di meja ku sementara ia masih ada di sekolah ale. Kira-kira hampir sebulan setelah kami jalan cari2 rumah.
Airin…
“Pagi Pak..”
“Pagi..”
“bisa bicara dengan Ibu Tiara?”
“saya suaminya”
Oohh. dengan Pak Andre ya?”
“Betul mbak airin..”
“pak Andre, airin mau infokan, kalau kavling yang pak Andre dan Bu Tiara minta ada customer yang tertarik juga”
“OOhh.. gitu ya..”
Sales ini sedang memainkan psychological selling, biasanya dalam pembeli yang tidak paham akan sekali mudah terpengaruh, dia sedang menciptakan situasi fear of losing. Secara alami manusia akan merasa sangat takut kehilangan sesuatu yang disukainya. Inilah yang dimanfaatkan seorang sales seperti airin.
“hhhmmm kami belum ada keputusan sih mbak..”
“jadi gimana pak?”
“mmm…. supaya kavling itu gk diambil orang lain, saya harus gimana?”
“saya bisa bantu Pak Andre dan Bu Tiara book di system. Tapi untuk lakukan itu saya harus serahkan tanda bukti pembayaran booking fee pak.”
I got your point. Saat ini bahkan aku dan tiara belum membahas lagi mengenai hal tersebut.
“gini deh mbak airin, saya kan ada tertarik untuk 3 lokasi di sana. Rencananya kita mau ambil semua sih mbak..”
“makanya pak, perlu segera di amankan lokasi yang Pak Andre pilih.”
“ini sih saya terus terang aja mbak, kami sedang ajukan pinjaman ke kantor untuk membayar lokasi tersebut, proses approvalnya kan pasti butuh waktu, saya minta bantuan mbak airin untuk book di system yang kavling itu aja deh. Tapi kalau mbak airin belum bisa bantu sepertinya kita akan coba ambil perumahan lain aja sih mbak.” Kataku berbohong karena malas keluar uang untuk sesuatu yang belum pasti.
Di sini aku memainkan hal yang sama dengannya menciptakan fear of losing dengan sedikit perbedaan. Seseorang akan cenderung mengorbankan sesuatu yang lebih kecil agar tidak kehilangan yang lebih besar. Ibaratnya demi mengejar kelinci dia akan rela melepaskan burung yang ada ditangannya.
“mmm.. gimana ya pak,?”
“gini deh kalau kamu ragu, gpp saya lepas aja kavling itu dan saya kan cari perumahan yang lainnya aja. Tapi kalau mbak airin bisa bantu book di system tanpa booking fee dulu, saya akan sangat menghargai usaha mbak airin.
“wah… jangan gk jadi dong pak..”
“Saya sih rencana kemarin mau kasih mbak airin 2 tiket ke bali PP dan voucher hotel untuk 3 hari di sana kalau semua udah beres, apresiasi karena mbak airin udah bantu kami banyak banget”
“hehehehe saya gk boleh terima itu pak”
“kan ini personal saya yang kasih, perusahaan gk usah tau. Anggap aja ini kita mempererat tali silaturahim, kan lumayan tiga hari di bali bisa jalan-jalan sama suami”
“hehehehe saya belum ada suami pak”
“ya udah kalau gitu pacar deh..”
“iiisshhh keenakan kali dia pak, masih PDKT udah saya ajak jalan2 ke bali gratisan..”
Pernyataan ini penting dia sudah membayangkan tiket itu dalam genggamannya. Dan siap dipakai kapan aja jalan-jalan ke bali gratis. Dari sini aku juga tahu status relationshipnya. Gk terlalu keras usaha kan?
“Jadi mbak airin bisa bantu kami?”
“hhhhmmm… sya usahakan ya pak. Harus diskusi sama manager saya dulu sih pak.. Untuk yang kavling itu aja kan?”
“Iya..”
“bapak kapan bisa kasih airin kepastian?”
“kasih saya waktu dua bulan”
“Hah?! Bisa dimarahin sama manager saya kalau dua bulan pak hehehehehe”
“ya udah, kamu kasih waktu saya berapa lama?”
“paling airin bisa kasih waktu sebulan aja sih pak, jangan kelamaan juga. Kan gk enak sama yang lain”
“okey, do your best ya airin. Saya pasti hargai usaha kamu koq”
“hehehe siap pak, airin juga pasti lakukan yang terbaik buat Pak Andre koq”
Nah ini penting, dia mau melakukan yang terbaik buat aku, bukan buat aku dan tiara. Ini bisa terjadi karena aku secara personal memberinya garansi yang menghilangkan kekhawatirannya dan menjanjikan hadiah padanya.
“makasih ya airin… semoga bulan depan kami bisa kasih kepastian buat airin”
“Nanti Pak Andre bisa langsung info aja ke airin di 08XX XXX XXXX”
“bentar saya catat dulu… 08XX XXX XXXX”
“betul pak.”
“itu saya ada kirim WA ke kamu”
“iya pak udah masuk, ini airin catatnya atas nama PakAndre siapa ya?”
“enaknya di kamu aja lah.. tapi jangan dicatat pake andre sayangku yah..”
“hehehehe bisa aja pak andre.. eh koq malah saya tulis sayangku sih. Aduh error nih..”
“hahahahaha gk pinter bohong kamu..”
“eh beneran pak, aduh error gini sih.. hehehehe”
Ini adalah konfirmasi bonding yang terjalin, kata “jangan” mengandung dua arti, selain melarang secara harafian, sebenarnya bisa digunakan justru untuk menganjurkan. Karena pikiran manusia cenderung akan melanggar apapun yang dilarang. Makanya ketika aku katakan jangan, otaknya memproses sebaliknya.
“Okey airin ya, BTW kalau sebelum sebulan, saya mau tanya-tanya boleh langsung ke airin kan?”
“boleh banget pak. Pak Andre mau tanya apa aja, pasti airin jawab”
“Sip.. makasih ya airin”
“makasih juga ya Pak Andre”
Ini juga penting, aku meminta ijinnya untuk kotak ke dia untuk tanya-tanya tanpa bicara spesifik tanya tentang pekerjaannya. Airin secara gk sadar udah masuk ke dalam perangkap yang kubuat. Bonding udah terjalin dengan baik, no telepon udah dimiliki masing-masing. Selanjutnya tinggal mempererat bondingnya sampai si TO terjerat sendiri dan tidak bisa lepas.
Hhh… sepertinya gk lama lagi aku akan bisa menikmati susu capucinno jumbo dengan toping coklat di atasnya.
Aku gk langsung WA airin untuk tanya ini dan itu. Beberapa hari ke depan bisa dibilang saat pengendapan. WA dia sekarang malah akan membuatnya merasa aku ngejar dia. Itu gk baik buat seorang player, aku maunya dia yang merasa perlu ngejar aku, dengan demikian aku punya posisi tawar yang lebih baik.
Player lu lawan….
Beberapa jam kemudian Tiara datang dan langsung masuk ruang kerjaku
“Hadeh… aku pikir hilang jatuh dimana..”
“yeee orang kamu buru2 tadi pagi, ini HP main tinggal aja”
“ada yang telepon gk?”
“ada, si airin. Dia infoin kavling yang kita mau ada yang pengen juga.”
“tuh kan kamu mikirnya kelamaan sih mas..”
“aku udah urus, dia mau kasih waktu kita sebulan lagi tanpa harus bayar booking fee”
“oh ya?? Koq tumben kamu pinter nawar.. xixixixi”
“bukan pinter nawar, pinter nego..”
“iya deh yang pinter nego… xixixixi”
“emang kamu pengen banget ya?”
“xixixixi aku tau deh, pertanyaan ini bersayap… iya pengen banget mas ku sayang..”
“pengen apa?”
“pengen kavling itu pasti, tapi sekarang pengen dientot juga pasti xixixixi” kata tiara menghampiriku lalu duduk di pangkuanku
“hhhmmmm…. aku lagi gk pengen sih…” kataku jual mahal
“ya udah, aku sih lagi pengen. Kamu duduk aja situ ya, awas jangan kemana2.”
“iya…” kataku sok yakin.
Tiara menggeser letak laptopku ke pinggir, dan duduk di atas meja. Lalu dengan gaya seolah-olah aku gk ada di depannya, dia mulai mengelus-elus selangkangan dari luar celana kulot selutut yang digunakannya. Semua gerakan itu dilakukan dengan sangat menggoda, tapi aku menahan diri, aku mau tahu sampai batas mana dia mau bergaya layaknya artis porno.
Setelah beberapa saat menggesek selakangan dengan jarinya, tiara terlentang di meja kerjaku lalu melepas kulotnya dan melemparkannya ke aku. Kali ini dia menggunakan celana berbahan katun berwarna biru muda dengan renda menghiasi bagian atasnya dan polos di bagian bawah selangkangan. Celana dalam itu juga langsung dilepasnya.
“mas, bisa tolong bantuin liat gk? Koq yang terakhir kita ML itu masih perih ya sampe sekarang.”
Ketika kepalaku mau mendekat ke memeknya dia dengan cepat memakaikan celana dalam bekasnya jadi topi ku
“xixixixixi… keren juga kamu sayang…. xixixixi”
Aku gk marah malah celdam itu aku lepas dan kucium2. Harum memek tiara segera menggugah kontolku menjadi lebih keras.
Tiara rebah terlentang di mejaku blusnya masih dipakai tapi tubuh bagian bawahnya sudah tak ada selembar benangpun yang menutupi. Kakinya mengangkang memperlihatkan hutan tipisnya begitu saja. Aku memajukan kursi kerjaku dan langsung fokus ke memeknya, ku sibakkan jembut yang menutupi sebagian lembah kenikmatan itu dan dengan kedua tanganku kubuka kedua apem yang saling behimpitan mulai memperhatikan dengan seksama. Tiara tahu aku paling gk tahan lihat memeknya, kontolku udah sempurna menyembul di balik celana pendekku.
“nggak ada sobek koq sayang..”
“yang bener kenapa liatinnya”
Sekali lagi kuperiksa inchi demi inchi pusat pembuangan peju ini, beneran gk ada yang lecet koq..
“beneran sayang..”
“tapi kenapa perih ya.. bisa tolong jilatin gk, biar gk terlalu perih..”
“hehehehehe nakal sih kamu,”
Bagaimanapun tanpa diminta aku pasti akan jilatin kerang bulu ini, posisinya begitu merangsang dan nakal, membuat kontolku berontak minta dilepaskan dari sangkarnya. Aku tinggalkan tiara dan berjalan untuk mengunci pintu ruang kerjaku ini kemudian menghampirinya lagi duduk di kursi ku dan mulai bekerja memberinya kenikmatan duniawi.
Lidahku mulai aktif melumuri setiap bagian dalam memek merah ini dengan liurku dan kemudian fokus menjepit dan menyedot clitorisnya berkali kali..
“mas… ssshh… geli sayang….”
Desahannya membuat lidahku makin semangat menggelitik memeknya,
“massss… kontolin aja.. please…”
“dasar perek, ngemis minta dikontolin”
“kontol kamu enak sayang, aku kangen terus..sssshhhh”
Aku segera menurunkan celanaku sampai di lutut, memperisapkan senjataku dengan menggesek-gesek kepalanya pada lubang memek tiara yang sudah basar, dan mulai mengarahkan menuju sasaran. Satu dorongan kuat tapi perlahan membantu kontolku dengan segera menembus memeknya dengan sekali tusukan.
“sssshhh.. ya ampun mas… enaak banget…”
Aku mulai menggenjot memeknya dengan meyangga kedua kakinya di tanganku dan pantatku bergerak maju mundur teratur mengayuh birahi bersama istriku. Di awal masih agak seret, tapi makin lama memek tiara makin basah. Kocokanku juga makin cepat dan suara memek di sodok kontol makin sexy mengiringi kerjasama birahi ini.
“pindah ke sofa sayang…” kataku
Kami segera berpindah dengan tidak melepas tautan kelamin kami. Gerakannya jadi lucu karena tiara jalan sambil nungging, sementara aku dibelakangnya mengikuti. Tiara menaikkan kakinya di sofa dan bertumpu pada pegangan sofa, gaya ini lebih nyaman karena posisi memeknya bisa persis berhadapan langsung arahnya denganku.
Sodokan demi sodokan kuhujamkan ntah berapa ratus kali dengan kecepatan sedang saja, 10 menit kemudian usahaku tampaknya mulai membuatkan hasil. Tiara mulai makin menanjak birahinya dan mengeluarkan gerakan khasnya pantatnya bergoyan tak teratur bahkan terkadang ikut membantu mengocok kontolku.
“mas… cepetin sayang…. sshhh. Tekan yang keras sayang…. pentooookiiinnn maasss….
‘sssshhh iya bener… sshhh terussss masss… iiyaaa terusss… aaaakkkuu maauu keelluaarrr…. cepetin sayang…”
“Aarrcccchhh cepetin pentokin… yessshhhh pentokinnnn….. cepet sayang cepet sayang ssshhhh…”
Clop clop clop clop
Clop clop clop clop
Clop clop clop clop
Clop clop clop clop
Kejam ku hantam memekya dengan kontolku
Yeessshhhh maas…. sshhh… ssaaayyyaannngg aaakkkkuuuuu
Aaaccccchhhhhhhhhhhhhhhh pantatnya bergerak maju mundur agar sensai mentoknya makin terasa oleh tiara.
Kontolku ku cabut dan lendir yang sudah melumuri saluruh batang kontolku ku gesekkan di belahan pantatnya, anusnya menjadi basah lendir, kumasukkan lagi kontolku dan ku gesek lagi ke anusnya..
“mass… sshhh…. kamu mau dari belakang?”
“iya sayang bisikku, boleh?”
Tiara mengannguk
Tapi kalau sakit cabut lagi ya…
Aku masih menggenjot beberpa menit lagi sambil ibu jariku melumuri bagian dlam anusnya dengan lendir memek tiara yang udah banjir pandang.
Aku coba sekali… kontolku kepeleset
Aku coba lagi… tiara malah menauhkan pantatnya.
“aku takut mas… jangan dulu ya…
“Iya sayang”
“lain kali kita coba lagi boleh koq, mas…”
“Iya sayang gpp”
“Kamu blum keluar kan sayang?”
“belum”
Tiara berbalik menghadapku sambil duduk dan mulai nyepong kontolku dibantu tangannya mengocok bagian batangnya. Kurasakan lidahnya berputar membelai belai kepala penisku dibarengi sedotan2 kuat…
Gila ini sexy habis, cewek cakep ini ngemut kontol coklat tua di dalam mulut mungilnya
“Uugghhh sayang enak…”
“Ssshhh… ssshhh… aku mau keluar boleh”
Tiara mengangguk setuju dengan kontolku masih di dalam mulutnya
Kasar ku entot mulut tiara, dia tampak kewalahan hampir muntah beberapa kali karena aku menyodoknya terlalu dalam
Ara…aarrgggg…. aarrgg…. aaarrrggg.. aaarrggg…
Muncrat semua isi kantung scrotumku mengantarkan benihku yang pasti langsung merasa tertipu karena ada di dalam mulut bukan memek. Tiara bukanya berhenti malah makin kuat menyedot seolah ingin memaksa agar semua pejuku keluar semua dari penampungannya dan tangannya memijat mijat bijiku agar tuntas semua yang masih tersisa.
Aku lihat wajahnya memerah dan bibirnya tambah sexy karena agak bengap kelamaan nyepong kontolku. Setelah aku agak tenang, ia melepaskan kepala kontolku dari mulutnya dan tersenyum manis banget kemudian membuka mulutnya. Aaaajjjiiinnnggg ini sexy banget, ceerk cakep ini menampung peju di mulutnya. Dalam sekali telan habis tuntas spermaku.
“enak mas..”
“banget sayang… kamu sexy banget waktu buka mulut spermaku ada di dalam mulut kamu.”
“kamu suka sayang?”
“aku suka segala sesuatu yang asalnya dari kamu, termasuk sperma kamu aku juga suka banget xixixixi”
Aku langsung memakai celanaku yang turun di lutut, tiara langsung nyari-nyari celdamnya yang tadi kulempar entah kemana dan langsung memakainya ketika ketemu.
“enak gini ya mas, gk repot repot ngelap sperma kamu dari memek aku..xixixixi, bisa langsung pake celdam. Xixixixi”
“yuk bahas soal rumah..sayang”
“iya mas” katanya disambi memakai kulotnya lagi lalu duduk lagi dipangkuanku.
Gini nih tiara kalau habis dapet jatah, mesranya minta ampun sama aku. Kami membahas tentang rumahpun sembari beberapa kali dia memandangiku, beberapa kali juga dia tiba-tiba cium pipi aku tanpa alasan dan belai-belai kepalaku.
Akhirnya setelah hitung hitungan kami sepakat ambil kavling seluas 500m2 itu dengan cash dan mengambil satu rumah yang lain dengan ukuran sekitar 148m2 dengan kredit. Emang lebih gampang membuatku menyetujui usulnya kalau habis acara ngentot gini, dan itu tiara tahu persis. Hehehehe…
Bersambung